Kunci Sukses Pendidikan Karakter
Kunci Sukses Pendidikan Karakter
Oleh: Endang Munawar
a.
Dari Knowing Menuju Doing
Pendidikan
karakter sejatinya bergerak dari knowing menuju doing atau acting.
William Kilpatrick menyebutkan salah satu penyebab ketidakmampuan seseorang
berlaku baik meskipun ia telah memiliki pengetahuan tentang kebaikan itu (moral
knowing) adalah karena ia tidak terlatih untuk melakukan kebaikan (moral
doing). Berangkat dari pemikiran ini maka kesuksesan pendidikan karakter
sangat bergantung pada ada tidaknya knowing, loving, dan doing
atau acting dalam penyelenggaraan pendidikan karakter.
Moral
Knowing sebagai aspek
pertama memiliki enam unsur, yaitu kesadaran moral (moral awareness),
yaitu kesediaan seseorang untuk menerima secara cerdas sesuatu yang seharusnya
dilakukan.Pengetahuan tentang nilai-nilai moral (knowing moral values),
yaitu mencakup pemahaman mengneai macam-macam nilai moral seperti menghormati
hak hidup, kebebasan, tanggung jawab, kejujuran, keadilan, tenggang rasa,
kesopanan dan kedisiplinan.penentuan sudut pandang (perspective taking),
yaitu kemampuan menggunakan cara pandang orang lain dalam melihat sesuatu.
logika moral (moral reasoning), adalah kemampuan individu untuk mencari
jawaban atas pertanyaan mengapa sesuatu dikatakan baik atau buruk. keberanian
mengambil menentukan sikap (decision making), yaitu kemampuan individu
untuk memilih alternatif yang paling baik dari sekian banyak pilihan dan
pengenalan diri (self knowledge), yaitu kemampan individu untuk menilai
diri sendiri. Keenam unsur adalah komponen-komponen yang harus diajarkan untuk
mengisi ranah kognitif mereka.
Selanjutnya Moral
Loving atau Moral Feeling merupakan penguatan aspek emosi siswa
untuk menjadi manusia berkarakter. Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-bentuk
sikap yang harus dirasakan oleh siswa, yaitu kesadaran akan jati diri, percaya
diri (self esteem), kepekaan terhadap derita orang lain (emphaty),
cinta kebenaran (loving the good), pengendalian diri (self control),
kerendahan hati (humility).
Kata hati
memiliki dua sisi yaitu mengetahui apa yang baik, dan rasa wajib untuk
mengerjakan yang baik itu. Penghargaan diri adalah penilaian serta penghargaan
terhadap diri kita sendiri. Empati adalah penempatan diri kita pada posisi
orang lain yang merupakan aspek emosional dari “prespective taking”.
Cinta kebaikan merupakan unsur karakter yang paling tinggi yang mencakup
kemurnian rasa tertarik pada hal yang baik.Pengendalian diri adalah kesadaran
dan kesediaan untuk menekan perasaannya sendiri agar tidak melahirkan perilaku
yang melebihi kewajaran.Sedang “humanity” merupakan aspek emosi dari “self
knowledge” yang berbentuk keterbukaan yang murni terhadap kebenaran dan
kemampuan untu bertindak mengoreksi kesalahan sendiri.
Setelah dua
aspek tadi terwujud, maka Perilaku moral (Moral Acting) sebagai outcomeakan
dengan mudah muncul baik berupa competence, will, maupun habits.
Perilaku moral adalah hasil nyata dari penerapan pengetahuan dan perasaan
moral. Orang yang memiliki kualitas kecerdasan dan perasaan moral yang baik
akan kecenderungan menunjukkan perilaku moral yang baik pula. Kemampuan moral
adalah kebiasaan untuk mewujudkan pengetahuan dan perasaan moral dalam bentuk
perilaku nyata.Kemauan moral adalah mobilisasi energi atau daya dan tenaga
untuk dapat melahirkan tindakan atau erilaku moral.Sedangkan kebiasaan moral
adalah pengulangan secara sadar perwujudan pengetahuan dan perasaan moral dalam
bentuk perlaku moral yang terus menerus.
Merujuk kepada
tesis Ratna Megawangi bahwa karakter adalah tabiat yang langsung disetir dari
otak, maka ketiga tahapan tadi perlu disuguhkan kepada siswa melalui cara-cara
yang logis, rasional dan demokratis.Sehingga perilaku yang muncul benar-benar
sebuah karakter bukan topeng.Berkaitan dengan hal ini, perkembangan pendidikan
karakter di Amerika Serikat telah sampai pada ikhtiar ini.Dalam sebuah situs
nasional karakter pendidikan di Amerika bahkan disiapkan lesson plan
untuk tiap bentuk karakter yang telah dirumuskan dari mulai sekolah dasar sampai
sekolah menengah.[1]
b.
Identifikasi Karakter
Pendidikan karakter
tanpa identifikasi karakter
hanya akan menjadi sebuah
perjalanan tanpa akhir, petualangan tanpa peta. Organisasi manapun di dunia ini
yang menaruh perhatian besar terhadap pendidikan karakter selalu –dan
seharusnya- mampu mengidentifikasi karakter-karakter dasar yang akan menjadi
pilar perilaku individu. Indonesia Heritage Foundation merumuskan
sembilan karakter dasar yang menjadi tujuan pendidikan karakter. Kesembilan
karakter tersebut adalah; 1) cinta kepada Allah dan semesta beserta isinya, 2)
tanggung jawab, disiplin dan mandiri, 3) jujur, 4) hormat dan santun, 5) kasih
sayang, peduli, dan kerja sama, 6) percaya diri, kreatif, kerja keras dan
pantang menyerah, 7) keadilan dan kepemimpinan, baik dan rendah hati, dan 9)
toleransi, cinta damai dan persatuan. Sementara Character Counts di Amerika
mengidentfikasikan bahwa karakter-karakter yang menjadi pilar adalah; 1) dapat
dipercaya (trustworthiness), 2) rasa hormat dan perhatian (respect),
3) tanggung jawab (responsibility), 4) jujur (fairness), 5)
peduli (caring), 6) kewarganegaraan (citizenship), 7) ketulusan (honesty),
berani (courage), 9) tekun (diligence) dan 10) integritas.
Kemudian Ari
Ginanjar Agustian dengan teori ESQ menyodorkan pemikiran bahwa setiap karakter
positif sesungguhnya akan merujuk kepada sifat-sifat mulia Allah, yaitu al-Asmâ
al-Husnâ. Sifat-sifat dan nama-nama mulia Tuhan inilah sumber inspirasi
setiap karakter positif yang dirumuskan oleh siapapun. Dari sekian banyak
karakter yang bisa diteladani dari nama-nama Allah itu, Ari merangkumnya dalam
7 karakter dasar, yaitu jujur, tanggung jawab, disiplin, visioner, adil,
peduli, dan kerja sama.
Secara lebih
rinci, berikut ini akan diidentifikasi beberapa nilai-nilai karakter mulia yang
sangat penting untuk dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,
terutama bagi para siswa di sekolah. Diantara nilai-nilai karakter mulia dan
indikatornya yang dimaskud, dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut[2]:
No
|
Nilai-Nilai Karakter Mulia
|
Pengertian
|
Indikator
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Taat kepada Allah, Swt
Syukur
Peduli lingkungan sekitar
Cinta ilmu
Rela berkorban
Menyayangi hewan
Menyayangi tumbuhan
|
Tunduk dan patuh kepada Allah dengan berusaha menjalankan
perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya
Berterimakasih atau memuji kepada yang telah memberi
kenikmatan atas kebaikan yang telah dilakukannya, seperti bersyukur kepada
Allah atau berterima kasih kepada orang lain
Selalu memelihara dan menjaga lingkungan sekitar dan tidak
merusaknya
Memiliki kegemaran untuk menambah dan memperdalam ilmu
Mau melakukan atau memberikan sesuatu sebagai pernyataan kebaktian dan kesetiaan
kepada Allah atau kepada manusia
Tidak menganiaya hewan
Tidak menganiaya dan tumbuhan
|
(1) Melaksanakan perintah Allah secara ikhlas, seperti
shalat, puasa, atau bentuk-bentuk ibadah lain, (2) Meninggalkan semua
larangan Allah, seperti berbuat syirik, membunuh, mencuri, berzina,
minum-minuman keras, dan bentuk larangan lain.
(1) selalu bersyukur kepada Allah dengan memuji-Nya, (2)
selalu berterimakasih kepada siapa pun yang telah memberi atau menolongnya,
(3) menggunakan segala yang dimiliki dengan penuh manfaat
(1) Memelihara
lingkungan sekitar sehingga selalu bersih dan rapi, (2) tidak merusak
lingkungan, (3) memanfaatkan lahan kosong dengan ditanami tumbuh-tumbuhan
(1) Suka membaca buku atau sumber ilmu yang lain, (2) suka
berdiskusi dengan teman-temannya tentang ilmu, (3) suka melakukan penelitian
(1) Berani mengeluarkan tenaga dan harta demi orang lain,
(2) membantu orang lain yang membutuhkan, (3) memberikan sebagian yang
dimiliki kepada orang lain.
(1) Suka memberi makan hewan, (2) tidak membiarkan hewan
mati kelaparan, (3) Tidak membunuh hewan secara berlebihan.
(1) Suka menanam tanaman dan merawatnya, (2) Tidak merusak
taman, (3) tidak menyinyiakan tanaman
|
8.
9.
10.
|
Bertanggungjawab
Disiplin
Mandiri
|
Melaksanakan tugas secara bersungguh-sungguh serta berani
menanggung konsekuensi dari sikap, perkataan, dan perilakunya
Taat pada peraturan atau tata tertib yang berlaku
Mampu berdiri sendiri dan tidak tergantung kepada orang
lain
|
(1) Menyelesaikan semua kewajiban, (2) tidak suka
menyalahkan orang lain, (3) tidak lari dari tugas yang harus diselesaikan,
(4) berani mengambil resiko
(1) Selalu datang tepat waktu, (2) jika berhalangan hadir
memberitahu, (3) taat pada aturan sekolah,
(1) Bekerja keras dalam belajar, (2) melakukan pekerjaan
atau tugas secara mandiri, (3) tidak mau bergantung pada orang lain
|
11.
|
Jujur
|
Menyampaikan sesuatu secara terbuka, apa adanya, dan sesuai
dengan hati nurani
|
(1) Berkata dan berbuat apa adanya, (2) mengatakan yang
benar itu benar, (3) mengatakan yang salah itu salah
|
12.
13.
|
Menghormati orang lain
Santun
|
Selalu menghormati orang lain dengan cara yang selayaknya
Halus dan baik budi bahasa dan tingkah lakunya
|
(1) Mendahulukan orang lain daripada dirinya sendiri, (2)
tidak menghina orang lain, (3) mengucapkan salam terlebih dahulu kepada orang
lain dan menjawabnya ketika diberi salam
(1) Berkata-kata dengan halus, (2) berprilaku dengan sopan,
(3) berpakaian dengan sopan
|
14.
15.
16.
.
|
Menyayangi orang lain
Peduli
Kebersamaan
|
Selalu menyayangi orang lain dengan cara yang selayaknya
Selalu acuh dan menghiraukan orang lain
Mementingkan kerja sama dan tidak mementingkan diri sendiri
|
(1) Suka menolong atau membantu orang yang kekurangan, (2)
tidak membiarkan orang lain menderita, (3) selalu berdo’a demi kebaikan orang
lain
(1) Penuh perhatian pada orang lain, (2) menolong orang
yang celaka, (3) memberi makan orang yang kelaparan
(1) senang bekerjasama, (2) suka belajar bersama, (3) suka
berdiskusi tentang berbagai masalah
|
16.
17.
18.
19.
|
Percaya diri
Kreatif
Bekerja keras
Pantang Menyerah
|
Merasa yakin dengan kemampuan yang dimilikinya
Memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baik
(daya cipta)
Berusaha menyelesaikan pekerjaan secara optimal
Ulet, berusaha terus dengan giat dan tidak putus asa
|
(1) Berani melakukan sesuatu karena merasa mampu, (2) tidak
ragu untuk berbuat sesuatu yang diyakini mampu dilakukan, (3) Tidak selalu
menggantungkan pada orang lain
(1) Terampil mengerjakan sesuatu , (2) Menemukan cara
praktis dalam menyelesaikan sesuatu, (3) tidak selalu bergantung pada cara
dan karya orang lain
(1) semangat dalam bekerja, (2) semangat dalam belajar, (3)
tidak bermalas-malasan
(1) Bekerja keras dan tidak malas dan bosan, (2) tidak mau
menyerah
|
20.
21.
22.
|
Adil
Visioner
Baik dan rendah hati
|
Menempatkan sesuatu pada tempatnya
Berwawasan jauh kedepan
Berprilaku yang mencerminkan sikap yang berlawanan dengan
kesombongan
|
(1) Bersikap sama kepada semua teman, (2) membagi sesuatu
secara sama dan seimbang, (3) tidak pilih kasih, (4) tidak berbuat aniaya
(1) menatap masa depan dengan optimis, (2) Selalu
berpikiran jauh ke depan, (3) tidak terbelenggu masa lalu
(1) berpenampilan sederhana, (2) selalu merasa tidak bisa
meskipun sebenarnya bisa, (3) tidak mengangap remeh orang lain
|
23.
24.
|
Toleran
Pemaaf
|
Menghargai dan membiarkan pendirian yang berbeda atau
bertentangan dengan pendiriannya sendiri.
Suka memberi maaf kepada orang lain.
|
(1) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, (2)
menghormati orang lain yang berbeda dengannya, (3) mengakui perbedaan dengan
mengambil sikap positif.
(1) Suka memaaf kan kesalahan orang lain, (2) Bukan
pendendam
|
[1] Ahmad Husen,.dkk. 2010. Model Pendidikan
Karakter Bangsa: Sebuah Pendekatan Monolitik di Universitas Negeri Jakarta.
(Jakarta: UNJ)., 25-26
[2] Marzuki, (2015), Pendidikan Karakter Islam,
(Jakarta: Bumi Aksara), 97.
0 comments: