PEMBAHARUAN DALAM ISLAM




PEMBAHARUAN DALAM ISLAM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam











Disusun Oleh :
Sahrul Hidayatulloh (D.19.24205)
Silmi Nurohmi (D.19.24206)











PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
SEKOLAH TINGGI ISLAM DARUL ARQAM MUHAMMADIYAH GARUT
2020

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Sejarah Peradaban Islam pada semester 2 “ Pengembangan Masyarakat Islam “ tahun ajaran 2020.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Tentu banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan dalam penyusunan makalah kedepannya.

















DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………  2
Daftar Isi ………………………………………………………………………….   3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………   4
  1. Latar Belakang…………………………………………………………….   4
  2. Rumusan Masalah…………………………………………………………   4

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………   5
  1. Pengertian Pembaharuan………………………………………………….   5
  2. Maju Mundurnya Islam dalam Sejarah………………………...................   6
  3. Latar Belakang Pembaharu Islam………………………………………...   9
  4. Tokoh – tokoh Pembaharu Islam serta Pemikirannya……………………  10
BAB III PENUTUP………………………………………………………………. 16
  1. Kesimpulan……………………………………………………………….  16
  2. Daftar Pustaka……………………………………………………………  17








BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Perubahan dan pergerakan dunia semakin hari semakin sulit untuk dibendung. Setiap hari, kita menemukan hal-hal baru dalam peradaban manusia. ; semuanya –secara dan merta- perbaruan dari derasnya laju perubahan dunia kontemperor ini.
Memilih, para penganut agama mulai mempertanyakan bagaimana posisi agama dalam kancah perubahan yang global ini.Masihkah agama sanggup menjalankan perannya dalam menjawab segala perubahan? Atau mungkin disinilah jaman agama akan berakhir? Atau memang antara agama dan segala perkembangan zaman itu samasekali tidak memiliki hubungan?
Memang Islam sampai sekarang telah mengalami peningkatan dan kemajuan serta perubahan yang sangat cepat.Perubahan-perubahan ini pastinya tidak terjadi dengan sendirinya lebih lanjut beberapa hal yang mendorong untuk terjadi perubahan dan merupakan hal-hal yang diperlukan para cendekiawan untuk melakukan perubahan.
Namun pembaharuan dalam islam bukan berarti merombak seluruh isi aturan dan aturan di   dalamnya. Oleh karena itu agar tidak salah dalam pembahasan kata “pembaharuan” ini, di dalam makalah ini akan dibahas, latar belakang dan para tokoh pembaharu Islam. Diharapkan makalah ini dapat membantu kita, dan menambah wawasan kita tentang “pembaharuan Dalam Islam”

b. Rumusan Masalah
 A.    Pengertian Pembaruan
B.     Maju Mundurnya Islam dalam Sejarah
C.     Latar Belakang Memperbaharu iIslam
D.     Tokoh-Tokoh pembaharu Islam Serta Pemikiranya
BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Pembaharuan
Istilah pembaharuan ini, oleh Harun Nasution mengganti istilah “pembaharuan” dengan “modernisme”, karena istilah terahir dalam masyarakat barat yang mengandung makna pikiran., Aliran, gerakan dan upaya mengubah paham-paham istiadat, lama dan lain-lain sumber yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Gagasan ini muncul di barat dengan tujuan. Agama yang disesuaikan dengan agama Katolik dan Protestan dengan ilmu pengetahuan modern.
Menurut paham Revivalisasi , pembaharuan adalah mendukung kembali Islam yang murni (maksud baru tetap dalam kontek pembaharuan dalam Islam) sebagai mana yang telah pernah dicontohkan Nabi dan kaum Salaf.
Dalam Islam itu sendiri, seputar ide tajdid ini, Rasulullah saw. Dia mengatakan, yang berarti:
"Sesungguhnya Allah akan mengutus untuk ummat ini pada setiap pengujung tahun orang yang akan melakukan tajdid (pembaharuan) terhadap agamanya." (HR. Abu Dawud, no. 3740).
Tajuk yang disetujui oleh Rasulullah melihat di sini tentu saja diganti atau mengubah agama, akan tetapi –seperti yang disetujui oleh Abbas Husni. Muhammad bermaksud menggantikannya seperti sediakala dan memurnikannya dari berbagai kebatilan yang ditempelkan pada hawa nafsu manusia sepanjang zaman. Tema “selamat beragama seperti sediakala” aktifkan perdebatan tentang tajdid (mujaddid) hidup menjauh dari zamannya sendiri, tetapi maknanya adalah memberikan jawaban pada zaman yang sesuai dengan Syariat Allah Ta'ala, kemudian dimurnikan dari kebatilan yang ditambahkan oleh tangan orang lain yang ingin dipertanyakan .Karena itu, di saat yang sama, cobalah tajdid otomatis digencarkan untuk menjawab hal-hal yang mustahdatsat (diskusi-diskusi baru) yang kontemporer. Dan untuk itu, usahakan tajdid sama sekali tidak membenarkan setiap upaya koreksi nash-nash syar'i yang shahih, atau menaiki teks-teks syar'i dengan metode yang menyelisihi ijma 'ulama Islam.Sama sekali bukan.
B.     Maju Mundurnya Islam dalam Sejarah
Memperbarui dalam Islam timbul dalam periode sejarah Islam yang disebut modern, dan memiliki tujuan untuk membawa umat Islam pada kemajuan. Dalam garis besar sejarah Islam Dalam terbagi menjadi tiga periode besar, yaitu klasik, menengah dan modern.
1.      Periode klasik (650-1250) merupakan zaman kemajuan dan dibagi menjadi dua fase.
Pertama fase ekspansi dan ekspansi dan puncak ekspansi (650-1000). Di zaman inilah daerah islam meluas melalui Afrika utara sampai ke Spanyol di Barat, dan melalui Persia sampai ke India. Daerah-daerah yang menggantikan pada kekuasaan kholifah yang pada mulanya berkedudukan di Madinah kemudian di Damsyik, dan terakhir di Bagdad. Di masa ini pula berkembang dan memuncak ilmu pengetahuan, baik dalam bidang agama maupun non agama, dan budaya islam. Zaman ini yang menghasilkan ulama'-ulama 'besar seperti Abu Hanifah, Syafi'I, Maliki, dan Ibnu Hambal dalam bidang hukum, imam Asy'ari, Mathuridi, dan pemuka-pemuka mu'tazilah seperti Washil bin Atha', Abu Al- Ghuzail, An-Nazam, dan Al-Juba'i dalam hal teologi. Dzunnun Al misry, Abu Yazid Al-Busthomi, Al-Hallaj dalam mistisme atau tasawuf, Al-Kindi, Al-Farobi, Ibnu Sina dan Ibn Misykawaih dalam filsafat,.
Fase kedua disintregasi (1000-1250). Di masa kini keutuhanumat islam mulai runtuh, kekuasaan kholifah menurun, dan akhirnya Bagdad dapat dirampas oleh Hulagu pada Tahun 1258.
2.      Periode Pertengahan (1250-1800) juga dibagi menjadi dua fase.
Pertama fase kemunduran (1250-1500) di zaman ini desentralisasi dan disintregalisasi meningkat meningkat. Perbedaan antara sunnidan syi'ah dan demikian juga antara Arab dan Persia bertambahnya nyata kelihatan. Dunia islam terbagi menjadi dua, bagian Arab yang terdiri atas Saudi, Irak, Syuriah, Palestina, Mesir, dan Afrika Utara dengan Mesir sebagai pusat, dan bagian Persia yang terdiri atas Balkan, Asia kecil, Persia, dan Asia tengah dengan Iran sebagai pusat. Kebudayaan Persia mengambil bentuk internasional dan dengan demikian berhasil melepaskan lapangan budaya Arab. Pendapat bahwa pintu ijtihad tertutup semakin meluas di kalangan umat islam. Demikian pula dengan hubungan negatifnya.Perhatian terhadap ilmu pengetahuan kurang sekali. Umat ​​islam di spanyol harus masuk Kristen atau keluar dari daerah itu
Kedua, fase tiga kerajaan besar (1500-1800) yang dimulai dengan zaman kemajuan (1500-1700) dan zaman kemunduran (1700-1800). Kerajaan besar yang dimaksud adalah kerajaan usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughol di India .Di masa sukses, tiga kerajaan besar ini memiliki kejayaan masing-masing Masjid-masjid dan gedung-gedung indah yang didirikan di zaman ini masih dapat dilihat di Istanbul, di Tibriz, Isfahan dan kota-kota lain di Iran dan Delhi. Kemajuan umat islam di zaman ini lebih banyak mewakili kemjuan di periode klasik. Perhatian pada ilmu pengetahuan masuh kurang sekali.
Di zaman kemunduran, kerajaan usmani terpukul di Eropa, kerajaan Safawi di hancurkan oleh serangan-serangan bangsa Afghanistan, sedang wilayah kekuasaan kerajaan Mughol diperkecil oleh pukulan-pukulan raja-raja India. Kekuatan militer dan kekuatan politik islam meningkat. Umat ​​islam dalam keadaan mundur dan statistik. Dalam pada itu, Eropa dengan kekayaan-kekayaan yang diangkut dari Amerika dan Timur Jauh, kaya dan maju. Penetrasi barat yang kekuatannya meningkat, kedunia islam, yang kekuatannya meningkat, kiyan mendalam dan luas. Akhirnya Napoleon di tahun 1798 M disetujui Mesir, sebagai salah satu pusat islam yang terpenting.
3.      Periode modern (1800 dan seterusnya) mer upakan zaman diterima islam.
Jatuhnya Mesir ketangan barat menginsyafkan dunia islam akan kelemahannya dan menyadarkan umat islam karena di barat telah menimbulkan peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan tantangan bagi islam. Raja-raja dan pemuka- pemuka islam mulai meningkatkan dan meningkatkan islam kembali. Di masa modern inilah timbulya ide-ide pembaharuan dalam islam.
Kemajuan umat Islam ini merupakan hasil perpaduan kecerdasan Yunani, Romawi, dan Persia dengan tinggi dan kecerdasan Arab yang berlandaskan semangat islam. Menurut Amir Syakib Arselan,   sebab-sebab kemajuan kaum muslimin sederhana karena bersumber   pada islam itu sendiri. Kehadiran bdan kelahirannya di Jazirah Arab, telah mendukung perjuangan perdamaian, yaitu dengan mempersatukan ras-ras dan suku-suku Arab yang bercerai berai, mengangkat mereka dari kebiadapan menujub peradaban, menghubungkan batu batu dengan cinta, berhala dengan sikap pengabdian dengan Tuhan Yang Maha Esa. Di dorong oleh kekuatan dinamik ini mereka mengubah diri sendiri menjadi tuan-tuan bagi separuh dunia dengan jangka waktu setengah abad.
Kemajuan umat islam dapat dilihat dari dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Secara internal, kemajuan yang terjadi karena islam memiliki   prinsip egalitarianisme, egalitarianisme, yaitu persamaan derajat.
Sementara faktor eksternalnya adalah keikutsertaan yang tepat dari dunia menyelesaikan kemerosotan. Selain itu, juga ikut mendukung pengembangan islam, bidag keilmuan islam.
Sungguhpun demikian kecermelangan islam mulai pudar. Semangat intelektual yang dirintis selama berabad-abad yang menghasilkan peradaban Islam yang berrmutu tinggi akhirnya musnah oleh pertentangan politik, sosial, idiologi dan kultural, gejolak sosial dan serangan-serangan dari bangsa-bangsa di luar negeri yang membuat kekuatan Islam. Hal ini mulai tampak sekitar abad XM, kerajaan islam dan umatnya tetap seperti kerajaan Persia dan kerajaan kompilasi ditemui umat islam pada abad VII-VIII M. Kemegahan hanya tampak dari luar saja, kholifah bukan lagi sebagai motor umat, kehidupannya yang mewah perbandingan dengan rakyat bpada umumnya, yang menimbulkan sentimen dan kebencian.  Umat ​​islam menghindar, dan kemudian pindah tarikat. Jurang pemisah antara pemerintah dengan rakyat menyetujui persatuan dan persaudaraan kaum muslim. Faktor lain seperti mengalihkan peralihan kepemilikan dari bangsa Arab ketangan bangsa Turki yang keras.



C.    Latar Belakang Pembaruan Islam
Telah disetujui, mulai abad ini, merupakan abad gemilang bagi umat Islam. Sekarang ini daerah-daerah Islam meluas di barat melalui Afrika Utara hingga Spanyol, di Timur Melalui Pesia sampai India.
Daerah-daerah ini pada kekuasaan kholifah yang pada mulanya berkedudukan di Madinah, kemudian di Damaskus, dan terakhir di Bagdad. Di abad ini lahir para pemikir dan ulama seperti; Maliki, Syafi'I, Hanafi, dan Hambali. Dengan lahirnya pemikiran para ulama besar itu, maka ilmu pengetahuan lahir dan berkembang dengan mencapai puncaknya, baik dalam bidang agama, non   agama maupun dalam bidang budaya lainnya. Perkembangan itu juga mendasari pemikiran-pemikiran baru dari para pemikir.
Di antara yang mendorong timbulnya pembaharuan dan pencapaian Islam adalah:
1.    Paham tauhid yang dianut kaum muslimin telah bercampur dengan kebiasaan yang dikenakan oleh tarekat-tarekat, pemujaan terhadap orang-orang suci dan hal-hal lain yang dibawa ke kekufuran.
2.    Sifat jumud membuat umat Islam berhenti berfikir dan menggerakkan, umat Islam maju di zaman klasik karena mereka mementingkan ilmu pengetahuan, oleh karena itu selama umat Islam masih memfokuskan jumud dan tidak mau berfikir untuk berijtihad, tidak perlu maju, untuk itu perlu pembaruan pembaruan yang dicari memberantas kejumudan.
3.    Umat ​​Islam selalu berpecah belah, maka umat Islam akan semakin maju. Umat ​​Islam maju karena adanya persatuan dan kesatuan, karena adanya persaudaran yang diikat oleh tali agama Islam. Maka untuk mempersatukan umat Islam bangkitlah suatu gerakan pembaharuan.
4.    Hasil dari kontak yang terjadi antara dunia Islam dengan Barat. Dengan adanya kontak ini umat Islam sadar tentang mereka yang menentang kemunduran dibandingkan dengan Barat, lebih dulu kompilasi terkait peperangan antara kerajaan Usmani dengan negara-negara Eropa, yang biasanya tentara kerajaan Usmani selalu mendapatkan kemenangan di peperangan, sehingga mampu mengalahkan kekalahan-kekalahan di tangan Barat, hal ini membuat pembesar-pembesar Usmani untuk membuka rahasia kekuatan militer Eropa yang aru muncul. Menurut mereka rahasianya terletak pada kekuatan militer modern yang dimiliki Eropa, sehingga pembaharuan dipusatkan di lapangan militer, namun pembaharuan di bidang lain disediakan pula.
D.     Tokoh-Tokoh Memperbarui Islam Serta Pemikiranya
1.        Jamaludin Al afgani (Iran, turki, 1838 - 1897)
Sayyid Jamaludin Al Afgani Bin Safdar, lahir di As'adabad dekat Konar di daerah Kabul Afganistan tahun 1839 M namun ada juga yang mengatakan ia lahir di As'adabad Dekat Hamadan di Persia.
Jamaludin dan afgani melihat berbagai bentuk yang dilakukan oleh penjajah barat di negara-negara islam membentuk perusak islam, sedangkan bentuk yang paling berbahaya adalah merusak aqidah seorang muslim, baik dengan menggunakan keragu-raguan dan juga aqidah dari bantuan dengan menggunakan paham atheis pada hubungan Islam.
Menghadapi penjajahan tersebut, Al Afgani sadar bahwa umat Islam terancam oleh kekuatan barat yang dinamis saat umat Islam dalam lemah yang terkait lemahnya persaudaraan di antara negara islam itu sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut Al Afgani menuntut perlawanan dengan mengobarkan semangat persatuan umat islam melelui Pan-Islamisme yang berpusat di Kabul Afganistan. Al afgani meninggal di Istanbul pada tahun 1897.
2.        Muhamad Abduh (Mesir 1849-1905)
Muhammad Abduh berasal dari desa agraris, bpaknya bernama Abdu Hasan Hairullah, berasal dari Turki yang telah lama tinggal   di Mesir, sedangkan diizinkan berasal dari suku Arab. Pertama kali ia menerima pendidikan yang diselenggarakan di masjid. Setelah ia pandai membaca dan menulis, cobalah mengirimnya kepada seorang hafidz untuk belajar Al-Quran, dan pada usia 12 tahun ia sudah hafal Al-Quran.
Gagasannya banyak yang pro dan kontra. Kalangan yang membantah disetujui dari kalangan ulama konservatif. Sementara kalangan yang pro dari mahasiswa, mereka menjadi penerus pemikiran Abduh. Gagasan pemikiran Muhammad Abduh tidak hanya dalam bidang keagamaan, tetapi juga terkait bidang politik, pendidikan dan umum. Ide pembaharuan berpikirnya masih ada keterkaitan dengan pemikiran Jamaludin Al Afgani.
Gagasan utama pembahasannya berangkat dari pertimbangan dasar pemikiran rasional harus berpikir sikap masyarakat; Jika semangat ini dapat ditumbuhkan, maka taqlid dan bergantung pada nasib yang melekat pada masyarakat akan mudah dikikis   sehingga akan mudah menumbuhkan sikap pandang terhadap Islam.
 Pokok-pokok pembaharuan Muhamada Abduh dapat terbagi menjadi empat aspek :
  a.  Aspek kebebasan, antara lain dalam upaya memperjuangkan cita-cita, pembaharuan belau berbeda dengan Jamaludin Al Afgani yang menghendaki Pan-Islamisme revolusi, akan tetapi mengatur ruang lingkupnya tentang nasionalisme Arab saja, dan dititik beratkan pada pendidikan. Keseadaran rakyat negara dapat disadarkan melalui pendidikan surat kabar dan majalah dsb.
b.      Aspek kemasyarakatan, antara lain usaha-usaha pendidikan harus diarahkan untuk percaya dirinya, masyarakat dan negaranya, sehinggadasar-dasar pendidikan yang akan membawa seseorang untuk mengetahui dia.
c.       Aspek agama, dalam masalah ini Muhammad Abduh tidak perlu menerima taklid guna mengerti, untuk memenuhi persetujuan ini pintu ijtihad selalu dibuka. Oleh karena itu tujuan pembaharuan Muhammad Abduh disamping membebaskan dari taqlid adalah dibuka kembali pintu ijtihad.
d.      Aspek pendidikan, antara lain Al-Azhar mendapat perhatian perbaikan demikian juga bahasa Arab dan pendidikan pada umumnya cukup mendapat perhatiannya.
3.        Sayyid Ahmad Khan (India 18817-1898)
Sayyid Ahmad Khan berasal dari keturunan Husain cucu Nabi SAW melalui Fatimah dan Ali.Ia mendapat pendidikan tradisional dalam pengetahuan agama dan disamping bahasa Arab ia juga belajar bahasa Persia. Sewaktu berusia 18 tahun ia masih bekerja di India Timur. Tahun 1846 ia pulang ke Delhi untuk pulang studi.
Dimasa "pemberontakan 1857" ia banyak berusaha untuk mencegah berbagai perlawanan dan dengan demikian banyak orang Inggris dari pembunuhan. Menerututamakan kemajuan umat Islam dengan cara memusuhi Inggris dan mendukung dengan orang-orang Inggris, tetapi harus dekat dengan orang-orang Inggris, karena kemajuan islam tidak terlepas dari penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang menghasilkan orang-orang Inggris.
Ia adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim. Seperti Al afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan modern. Akan tetapi, berbeda dengna al Afgani ia akan melihat adanya kekuatan yang dikeluarkan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Kekuatan pembebas itu antara lain, penjelasan tentang sejarawan dengan sebab-sebab yang sebenarnya materialil. Di barat nilai-nilai ini telah disetujui orang dari tahayul dan cengkraman otoritas gereja. Kini dengan semangat yang sama Ahmad Khan harus membeabaskan kaum muslim dengan melenyapkan yang tidak ilmiah dari pemahaman terhadap Al qur'an. Ini sangat serius dengan usaha ini, antara lain: berusaha sendiri metode baru penafsiran Al qur'an. Tafsir Alqur'an memilki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir.
4.        K. H Hasyim Asy'ari
Lahir pada tanggal 14 Februari 1871, orang yang memiliki predikat ke-kiaian yang kental.Pada masa depan dia termasuk ulama kharismatik dan sangat populer di kalangan ulama di Jawa. Dia selain belajar sendiri dengan orang tuanya sampai umur 15 tahun, juga mengaji dan moondok di beberapa pesantren terkenal seperti di daerah Madura, Sidoarjo, kemudian pergi ke mekah berguru dengan syeikh Akhmad Khotib minangkabau selama 7 tahun. Sekembalinya dari tanah suci, ia mendirikan ponpes Tebu Ireng. Pesantren Tebu Ireng yang mulanya hanya diikuti 7 santri tetapi semakin lama semakin banyak yang bertambah.
Ketokohan Hasyim Asy'ari sangat sentral dan menjadi tipe ideal bagi seorang pemimpin. Selain mengembangkan Islam melalui lembaga pesantren dan organisasi keagamaan sosial, iapun aktif mengorganisasi politik melawan kolonial. Umat ​​islam diharamkan berkompromi dan menerima bantuan apapun dari belanda. Perjuangan melawan be; landa adalah jihad perang suci.
Untuk mewujudkannya, ia mendirikan Nahdlatul ulama'.Nahdlatul ulama 'didirikan di Surabaya pada tanggal 31 januari 1926, yang mulanya hanyalah sebuah kepanitiaan yang disebut dengan merembug hijaz. Namun demikian, telah menempatkan KH.Hasyim Asy'ari sebagai tokoh pendiri NU sekaligus ketua umum.
Hasyim Asy'ari sangat sesuai dengan salah satu guru utama yaitu Syeh Mahfudz At-Tarmidzi yang lebih menganut tradisi Syekh Nawawi.Menurutnya kembali langsung ke Al-Quran dan As-Sunnah serta dapat menghubungi ijtihad para imam madzhab. Meninggalkan Al-Quran dan Hadits secara langsung tanpa membahas kitab-kitab para ulama besar dan imam madzhab akan menghasilkan pemahaman yang keliru tantang agama Islam.
Pemikiran-pemikiran keagamaan NU sangat menarik, salah satu yang patut dikemukakan pendapat KH.Mahfudz Shiddiq yang menganggap bahwa Ijtihad masih tetep terbuka, dan para ulama yang berkompeten serta memenuhi sysrat-persyaratan yang ditetepkan terkait hak untuk berijtihad.
5.        KH Ahmad Dachlan
Ia lahir di Yogyakarta tahun 1869, putra dari KH Abu Bakar seorang khotib masjid kesultanan Yogyakarta.
Pendidikannya termasuk maju, bahkan di dalam bidang agama Islam. Dalam usia relatif kecil, ilmu-ilmu dasar keislaman sudah dikuasainya, seperti ilmu nahwu, shorof, fiqih, tafsir yang dipelajarinyua dikampung kelahirannya.
Pembaruan keagamaan yang dilakukan beliau mula-mula adalah membetulkan arah kiblat.Pada praktiknya arah kiblat di masjid atau mushola sering keliru sehingga perlu dipertanyakan Ahmad Dahlan untuk membetulkannya. ditenteng oleh KH Muhammad Halil dan surau yang didirikan dirobohkan.
Ia memuji cakupan penyiaran ide-ide pembaharuan dengan ikut organisasi budi utomo pada tahun 1909 yang meminta agama islam. Ia memberikan pengajian-pengubahan yang berorientasi pada revolusi baru, segar dan penuh semangat tentang Islam pada anggota-anggota organisasi. Kemudian ia mendirikan gerakan Muhammadiyah yang merupakan kegiatan ide-ide pembaharuannya di bidang pendidikan.Gerakan ini didirikan pada tangal 18 November 1912 M yang merupakan titik awal perjuangannya mul-mula adalah pemurnian pengajaran Islam dan bidang pendidikan.Muhammadiyah terkait dengan yang berakar dalam upaya pemberantasan tawaran ' ah, kurofat, dan tahayyul. KH Ahmad Dachlan wafat pada tanggal 23 Februari 1923.
6.        KH Abdur Rahman Wahid
Ia lahir di Jombang tahun 1940 yang merupakan keturunan kyai dalam berbagai karakteristiknya, sehingga merupakan simbol ke-kyaian tradisional.Beliau memimpin organisasi NU selama 3 periode, banyak kronik dinamika dan gebrakan sosial yang berkelanjutan selama kepemimpinannya.NU sebagai organisasi sosial yang berkaitan dengan pemikiran yang memerlukan adat Dalam pemahaman keagamaan juga dalam praktiknya, dan ditangan gusdur, NU sudah mengubah transformasi revolusioner dalam semua dimensi dan praktik keagamaan tradisional itu.
Ide-ide pemikiran yang dipertimbangkan maju, baru, dan orisinil tentang umat dan nilai islam di Indonesia yaitu:
Sebuah.       Ia menciptakan kebebasan yang luar biasa dengan keteguhan pendirian dan sikap demokrasi yang sangat tinggi terhadap perbedaan agama paham dan sebagainya
b.      Dia menyuarakan pemikiran tentang Islam sebagai faktor komplementer dalam kehidupan sosiokultural, politik Indonesia dan pribumisasi. Gagasan merupakan seruan bagi umat muslim untuk tidak menjadikan Islam sebagai alternatif ideologi terhadap konstruk Negara bangsa Indonesia.
c.       Mengingatkan kepada kaum muslim tentang perlunya mempertimbangkan konteks sosial lokal dalam kerangka penerapan ajaran-ajaran Islam dengan harapan Islam Indonesia tidak bertentangan dengan budaya, tradisi dan lainnya.
KH Abdur Rachman Wahid yang sering dikenal dengan sapaan akrab “Gus Dur” adalah salah seorang tokoh kontroversial, namun demikian ia percaya sangat unik dan jenius, selain menguasai bidang keagamaan, ia juga pandai bersosilalisai.Beliau wafat tanggal 30 Desember 2009.
7.        Prof Dr Harun Nasution
Dia lahir di Pematang Siantar Sumatera Utara pada tanggal 23 september 1919. Dia pada mulanya bekerja dikantor delegasi yang kemudian menjadi perwakilan RI di kairo.Pada tahun 1969 dia kembali ke Indonesia dan membawa diri di bidang akademis dengan menjadi pengurus IAIN dan IKIP Jakarta serta di Universitas nasional.
Gagasan beliau yaitu jika ingin diadakan pembaharuan dalam Islam, kita mesti mengadakan pembebasan pokok antara ajaran Islam yang Qoth'I dan Dhonni, perlu dibabarkan terlebih dahulu dengan ajaran yang relatif dengan ajaran yang absolut.Harun Nasution mengatakan bahwa dalam Islam itu ada dua pengajaran agama.Pertama adalah Ajaran yang absolut, sepenuhnya benar, kekal, tidak berubah dan terdapat dalam al quran dan hadits. Yang kedua adalah Ajaran yang tidak absolut / relatif, tidak mutlkak benar, tidak kekal, sementara bisa diubah, dapat diubah dan dapat diubah.
Ajaran inilah yang ada di dalam buku-buku tafsir, hadits, teologi Fiqih, baik ibadah maupun muamalah dal lain-lain.Sebagai contoh dalam Al-Qur'an yang diminta bukan kamu lupakan apa saja, pasti ada yang tidak ada yang tahu masalah agama, juga ayat penjelas untuk segala-galanya tentang dasar agama.Itulah seharusnya Al-Qur'an sepenuhnya qot'I al-wurud (absolut benar dari Allah), tetapi oleh ulama 'di bedakan ayat-ayat yang jelas, absolut, satu maksud dan ayat yang bisa mengandung berbagai pengertian atau zhanni adh-dholalah . Ayat-ayat adh-dholalah inilah yang menimbulkan berbagaimadzhab aliran dalam islam, sekaligus yang menuntut kita untuk menerima pluralitas yang berjuang bersama.
Harun Nasution mewakili tokoh pembaharuan yang memiliki pendapat cerdas, dia dijuluki sebagai abduhis oleh para pakar karena telah memperoleh corak berfikir Muhammad Abduh. Pemikirannya yang menarik adalah Islam yang diajukan atas semua yang diajukan dengan wahyu dan iman manusia. Pemikiran Harun menyatakan bahwa 95% aturan islamadalah produk dari penafsiran manusia dan hanya 5% dari Al-Qur'an.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari penjelasan di atas pemakalah dapat dijelaskan: Pembaruan Islam adalah upaya untuk memulihkanuiat agama paham Islam dengan pengembangan dan yang ditimbulkan perkembangan ilmu pengetahuan dan terknologi odern. Dengan demikian memperbarui dalam Islam ukan berarti mengubah, mengurangi atau menambahi teks Al-Quran maupun Hadits, dilengkapi hanya menyesuaikan paham atas semua.
Yang mendorong timbulnya pembaharuan dan kebangkitan Islam adalah:
Pertama , paham tauhid yang dianut kaum muslimin telah bercampur dengan kebiasaan-kebiasaan yang dituntut oleh tarekat-tarekat, pemujaan terhadap orang-orang suci dan hal lain yang membawa ke kekufuran.
Kedua , sifat jumud membuat umat Islam berhenti berfikir dan berjuang, umat Islam maju di zaman klasik karena mereka mementingkan ilmu pengetahuan, oleh karena itu selama umat Islam masih memfokuskan pada jumud dan tidak mau berfikir untuk berijtihad, tidak perlu diubah, untuk itu perlu ditanyakan pembaruan yang berusaha memberantas kejumudan.
Ketiga , umat Islam selalu berpisah, maka umat Islam akan semakin maju.
Keempat , hasil dari kontak yang terjadi antara dunia Islam dengan Barat.
Tokoh-tokoh pembaharuan dalam Islam adalahJamaludin Al afgani, Muhamad Abduh, Sayyid Ahmad Khan, K. H Hasyim Asy'ari, KH Ahmad Dachlan, KH Abdur Rahman Wahid, Prof Dr Harun Nasution.





B.     Daftar Pustaka
Jasmi, Kamarul Azmi, Pembaruan d alam Dunia Islam, Malaysia: University Teknologi Malaysia, 2007.
Lubis, M. Ridwan, Perspektif Pembaruan Pemikiran Islam, Medan: Pustaka Widyasarana, 1994.





0 comments:

Copyright © 2013. BloggerSpice.com - All Rights Reserved
Customized by: MohammadFazle Rabbi | Powered by: BS
Designed by: Endang Munawar