MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BAHASA ARAB KONTEMPORER

Ikhtisar Sajian

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN BAHASA ARAB KONTEMPORER*


Ahmad Fuad Effendy**

1.    Ada baiknya kalau pembicaraan ini kita mulai dengan menyamakan pemahaman terhadap beberapa istilah yang erat kaitannya dengan judul kuliah ini, yaitu pengertian Pendekatan, Metode, Strategi, Teknik, dan Model. Apa pengertian masing-masing dan apa hubungan satu dengan lainnya. Ada banyak sudut pandang dalam memaknai kelima istilah tersebut yang berujung pada kerancuan dalam pemakaiannya dan perbedaan dalam menentukan hubungan hierarkis antara satu dengan lainnya. Salah satu penyebab timbulnya kerancuan adalah karena istilah-istilah tersebut digunakan dalam dua bidang kajian yang berbeda, yaitu kajian pembelajaran yang bersifat umum dan kajian pembelajaran bahasa yang bersifat khusus. Ketika penggunaanya dicampuradukkan terjadilah kerancuan.

2.    Dalam metodologi pengajaran bahasa, lazim dikenal tiga istilah yaitu pendekatan, metode dan teknik (Anthony, 1963). Pendekatan adalah landasan teoritis berupa asumsi-asumsi berkenaan dengan hakekat bahasa dan pembelajaran bahasa. Metode adalah prosedur penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Sedangkan teknik adalah implementasi metode dalam bentuk kegiatan spesifik dan operasional selaras dengan metode dan pendekatan yang dipilih. Hubungan ketiganya bersifat hierarkis.
3.    Pada dua dekade terakhir ini, rancangan (silabus) menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran bahasa. Di dalam rancangan tercakup tujuan, metode, materi, dan evaluasi. Dengan demikian tercermin keterpaduan empat usur tersebut dan kesesuaiannya dengan model silabusnya. Dengan demikian hierarki teori dan implementasi pembelajaran berubah menjadi: Pendekatan, Rancangan, dan prosedure atau teknik. Di dalam model yang dikemukakan oleh Richards dan Rodgers (dalam Brown, 2001) ini, penyebutan pendekatan, metode dan strategi tidak ditekankan pada nama melainkan pada substansi. Sebagai contoh, untuk pendekatan Struktural disebut pendekatan yang menekankan pada struktur bahasa, sedangkan pendekatan komunikatif disebut pendekatan yang menekankan pada unsur-unsur kecakapan berbahasa. Untuk metode, tidak disebutkan nama-nama metode seperti gramatika, langsung, audiolingual dan sebagainya tapi disebutkan secara kongkrit jenis aktivitas belajar-mengajar yang digunakan dan jenis materinya. Sedangkan untuk strategi disebutkan peran siswa, guru, materi pelajaran dan sebagainya.
4.    Adapun istilah strategi pembelajaran dan model pembelajaran mulai merambah dunia pendidikan di Indonesia sejak diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang kemudian berganti nama menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada awal 2000-an. Kedua istilah ini pun tidak lepas dari kerancuan dan tumpang tindih dalam pemakaiannya. Tidak jarang istilah model pembelajaran diidentikkan dengan strategi pembelajaran. Salah satu penyebabnya adalah karena istilah strategi pada dasarnya berasal dari bidang kajian pembelajaran secara umum, sedangkan pembelajaran bahasa merupakan bidang kajian khusus yang telah memiliki idiom-idiomnya sendiri. Oleh karena itu istilah strategi ketika digunakan di dalam pembelajaran bahasa, bisa berubah maknanya, meluas atau menyempit.
5.    Kedua istilah tersebut – menurut hemat penyaji – dapat dibedakan sebagai berikut. Strategi Pembelajaran adalah rancangan kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan oleh pengajar dan pembelajar agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dengan demikian, strategi masih bersifat konseptual. Oleh karena itu penyaji cenderung memasukkan strategi dalam komponen Rancangan dalam hierarki metodologi pembelajaran bahasa (butir 3). Di dalam pembelajaran umum masa kini (kontemporer), terdapat beberapa strategi, yang seringkali juga disebut sebagai model pembelajaran, antara lain: model pembelajaran (mp) kontekstual, mp quantum, mp koperatif, mp berbasis masalah, mp aktif inovatif kreatif efektif menyenangkan (paikem), mp role playing, mp participative teaching-learning, mp mastery learning, mp dengan sistem modul, mp berbasis komputer.
6.    Sedangkan Model Pembelajaran merupakan bingkai yang mewadai  penerapan pendekatan, rancangan (yang mencakup tujuan, model silabus, materi, metode, strategi) dan teknik. Model Pembelajaran ini diwujudkan dalam RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran), dipraktekkan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran, kemudian dideskripsikan secara verbal, atau direkam secara audio visual. Karena ”model pembelajaran” ini mewadahi semua komponen seperti disebutkan di atas, maka penyebutan nama model pun mestinya harus mencakup katagori-katagori yang terdapat dalam komponen utama yaitu pendekatan, rancangan ataua metode.
7.    Sebagai contoh, ada yang membuat model pembelajaran dengan judul ”Model Pembelajaran Kooperatif Bahasa Arab”. Menurut hemat penyaji ini tidak cukup, karena penamaan itu hanya menggambarkan model pengelolaan kelas, sedangkan pendekatan atau metode yang digunakan tidak jelas. Oleh karena itu perlu disebutkan pendekatan atau metodenya, misalnya ”Model pembelajaran bahasa Arab Komunikatif-Kooperatif”. Ada artikel di sebuah blog berjudul ”Model Pembelajaran Bahasa Arab yang Terfokus kepada Peserta Didik” yang ditulis oleh seorang widyaswara pendidikan agama Islam. Isinya hanya berbicara tentang teori pembelajaran yang terfokus kepada peserta didik dalam pembelajaran secara umum, dan sama sekali tidak menyinggung bagaimana penerapannya dalam pembelajaran bahasa apalagi hubungannya dengan pendekatan dan metode pembelajaran bahasa.
8.    Sekarang kita memasuki perbincangan mengenai ”Model-model Pembelajaran Bahasa Arab Kontemporer”. Trend yang menjadi arus utama pembelajaran bahasa masa kini, termasuk bahasa Arab, untuk tingkat dasar dan menengah (level bukan sekolah), adalah untuk tujuan penguasaan kemahiran atau keterampilan berbahasa. Ini merupakan tantangan globalisasi dan tuntutan dunia kerja. Maka pendekatan yang relevan adalah pendekatan komunikatif. Sedangkan metodenya adalah metode komunikatif atau metode eklektik, yaitu dengan mamasukkan teknik tertentu dari metode langsung, metode audiolingual atau lainnya untuk memperkuat atau menutup kelemahan metode komunikatif. Ada baiknya juga untuk mengadopsi strategi atau model pembelajaran umum mutakhir seperti disebutkan di muka, untuk memberikan kesan inovatif dan tidak ketinggalan jaman. Perlu diketahui bahwa banyak prinsip dan karakteristik yang ada pada berbagai strategi dan model tersebut tidak berbeda dengan yang ada dalam pendekatan komunikatif. Bahkan menurut Latief (2002), pembelajaran kontekstual (CTL) sebagai contoh, di dalam pembelajaran bahasa tidak lain dan tidak bukan adalah pembelajaran komunikatif (CLT).
9.    Ada baiknya kalau dikemukakan di sini beberapa prinsip dam karakteristik dari pembelajaran komunikatif (PK).
(a)                        Landasan teoritis PK: bahwa hakekat bahasa adalah sebagai alat komunikasi dan interaksi sosial; setiap manusia dikaruniai alat pemerolehan bahasa (jihâz iktisâb al-lughah/ language acquisition device)
(b)                       Karakteristik PK: tujuan pengajarannya mengembangkan kompetensi komunikatif dengan bahasa target dalam situasi kehidupan yang nyata, lisan dan tulisan; kebermaknaan setiap bentuk bahasa yang dipelajari dan kesesuaiannya dengan konteks; dalam kegiatan pembelajaran siswa berperan aktif sebagai komunikator, sedangkan guru merancang berbagai pola interaksi dan berperan sebagai fasilitator; aktivitas didalam dan diluar kepas didominasi oleh kegiatan komunikatif, bukan dril manipulatif atau pengajaran kaidah; materi pelajaran ditekankan pada bahan-bahan otentik; penggunaan bahasa ibu tidak dilarang tapi diminimalkan; kesilapan siswa ditoleransi untuk mendorong keberanian berkomunikasi; evaluasi ditekankan pada keterampilan berbahasa bukan pada penguasaan struktur atau gramatika.
(c)Silabus PK: adalah Silabus Semantik yang terbagi menjadi tiga tipe, yaitu silabus situasional, silabus fungsional, silabus nosional, atau penggabungan dari ketiga tipe tersebut.
10.          Beberapa contoh ”Model Pembelajaran Bahasa Arab Kontemporer” akan dikemukakan berikut ini.
(1)                      Model Pembelajaran Komunikatif-Eklektik.
Yaitu model pembelajaran komunikatif yang dilaksanakan dengan metode eklektik. Metode eklektik dibangun atas dasar asumsi bahwa setiap metode memiliki kekuatan dan kelemahan, dan bahwa pelaksanaan suatu metode pasti berhadapan dengan kondisi objektif yang tidak memungkinkan pelaksanaan metode tersebut secara utuh.
Pelaksanaan model komunikatif-eklektik ini, sebagai contoh, dengan menerapkan tiga tipe drill, yaitu drill mekanis-manipulatif (dari metode audiolingual) dengan drill komunikatif (dari metode komunikatif), diantarai dengan drill semi komunikatif.
(2)                      Model Pembelajaran Komunikatif-Kooperatif.
Yaitu pembelajaran komunikatif dengan mengadopsi  model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif berasaskan prinsip-prinsip: saling tergantung secara positif (possitive interdependence); interaksi dengan saling berhadapan (face to face interaction); setiap individu punya tanggung jawab untuk keberhasilan kelompok (individual accountability); keterampilan bekerja sama dan bersosialisasi (collaborative/social skills); bekerja secara efektif dalam kelompok (group processing).
Ada beberapa macam pembelajaran kooperatif, antara lain: (1) Think-pair-share, guru memberikan satu topik atau masalah, siswa diminta memikirkannya (think) secara berpasangan (pair), setelah itu dipaparkan (share) di muka kelas. (2) Think-pair-square, guru memberikan satu topik atau masalah, siswa diminta memikirkannya (think) secara berpasangan (pair), kemudian setiap pasangan mendiskusikannya dengan pasangan lain sehingga membentuk satu segi empat (square). (3) Expert group, siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap siswa dalam kelompok diberi nomor, semua anggota dengan nomor yang sama membentuk suatu group ahli (expert group). Setiap group ahli mendalami satu topik. Setelah itu kembali ke kelompok asalnya dan menjelaskan apa yang telah dipelajari di group ahli.
Model pembelajaran Komunikatif-kooperatif ini bisa diterapkan untuk materi qira`ah, qawa’id, dan kitabah.
(3) Model Pembelajaran Komunikatif-Kontekstual.
Yaitu pembelajaran komunikatif dengan penekanan pada pengaitan isi mata pelajaran dengan situasi dunia nyata. Filosofi pembelajaran kontekstual berakar pada paham progresivisme yang intinya bahwa siswa akan belajar dengan baik apabila apa yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang mereka ketahui dan proses belajar akan produktif jika siswa berperan aktif dalam proses belajar.
     Untuk menerapkan pembelajaran ini ada 6 kunci yang perlu diperhatikan: (1) pembelajaran bermakna, (2) penerapan pengetahuan, (3) berpikir tingkat lebih tinggi, (4) Pengembangan kurikulum standar, (5) responsif terhadap budaya, (6) penilaian otentik.
Dalam pembelajaran kontekstual siswa dilatih agar di dalam proses belajar menunjukkan perilaku: melakukan hubungan yang bermakna, melakukan kegiatan yang signifikan, mengatur kegiatan belajar sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif, memelihara kepribadian, mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian otentik.
Di dalam pembelajaran bahasa Arab, peran guru adalah menyiapkan bahan ajar yang kontekstual, standar dan berbasis budaya, serta menyiapkan skenario pembelajaran yang memungkinkan siswa menunjukkan perilaku sebagaimana disebutkan di atas.
(4)         Model Pembelajaran Komunikatif-Quantum.
Yaitu pembelajaran komunikatif yang memberikan penekanan pada progresivisme dan konstruktivisme dalam pembelajaran. Pembelajaran quantum adalah sebuah model pembelajaran yang berupaya ”mengorkestrasi” prose belajar-mengajar agar pembelajar dapat belajar dengan perasaan aman, nyaman dan menyenangkan.
       Ciri penanda kelas yang konstruktivistik ialah: (1) mampu membuat siswa berani berinteraksi, (2) kerja sama antar siswa berkembang, (3) tugas dan materi yang dikembangkan bervariasi dan mengutamakan bahan otentik, (4) kebiasaan menang sendiri dan benar sendiri dihindarkan, (5) terdapat ruang untuk berani berbuat dan berani menghadaapi tantangan dengan resiko melakukan kesalahan.
       Untuk menciptakan kelas seperti itu guru harus memahami keadaan siswa termasuk kebiasaan belajarnya dan faktor-faktor penghambat pembelajaran. Setelah itu baru dirancang dan diciptakan lingkungan belajar yang mendukung suasana belajar tersebut, sejalan dengan prinsip-prinsip pembelajaran komunikatif.
Ada  beberapa kondisi yang harus diciptakan oleh guru untuk mewujudkan lingkungan belajar tersebut, antara lain guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengalaman belajar sebanyak mungkin dalam proses pembentukan pengetahuan. Dalam pembelajaran qira`ah misalnya, siswa dibekali pengalaman belajar memperkaya kosa kata, mengenal isi bacaan yang mencakup belajar mengingat dan menghafal, belajar memahami, belajar mengaplikasikan pengetahuan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi, serta belajar mengenal pola dan struktur kalimat. Kondisi lain yang perlu diciptakan adalah menghubungkan pelajaran dengan konteks yang realistis dan relevan, menghubungkan materi bacaan atau percakapan dengan dunia nyata yang dimiliki oleh siswa.
(5)                      Model Pembelajaran Komunikatif Berbasis Masalah.
Yaitu pembelajaran komunikatif yang mengarahkan siswa menjadi pembelajar mandiri yang terlibat secara aktif dalam pemecahan masalah secara berkelompok. Model pembelajaran ini mengembangkan keterampilan siswa dalam berfikir, melakukan analisis, mencari data dan informasi, untuk mendapatkan solusi dari suatu permasalahan, kemudian memaparkan hasilnya.
Keterampilan pemecahan masalah seperti membuat tabulasi, menyusun daftar, menghitung persentase, membuat diagram, grafik dan sebagainya, untuk pelajaran bahasa Arab dapat dilatihkan dalam pelajaran qira`ah. Siswa diberi teks kemudian siswa ditugasi untuk mengungkapkan kembali isi teks dalam bentuk diagram, grafik dan sejenisnya.
Model pembelajaran ini bisa juga diterapkan dalam pelajaran kitabah secara berkelompok. Siswa diberi satu masalah. Dalam kelompok-kelompok kecil siswa mendiskusikan masalah tersebut berdasarkan pengetahuan yang telah mereka miliki. Kemudian mereka mencari data, informasi, dan referensi yang diperlukan, untuk didiskusikan lagi dalam kelompok. Demikian berulang-ulang sampai menemukan jawaban atas permasalahan yang diberikan oleh guru, dan menuliskannya dalam bentuk laporan.
(6)         Model Pembelajaran Komunikatif Berbantuan Komputer
Di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ini lahir berbagai istilah antara lain CALL (Computer Assisted Language Learning) yaitu pembelajaran bahasa berebantuan komputer.  Di dalam pembelajaran bahasa dengan pendekatan komunikatif berbantuan komputer (Communicative CALL), peran komputer adalah sebagai (a) tutor, yang memberikan arahan kepada pembelajar bagaimana menggunakan bahasa bukan mendeskripsikan bentuk-bentuk bahasa; (b) stimulus, dalam bentuk program yang memberikan motivasi kepada pembelajar untuk melakukan kegiatan berbicara dan menulis; (c) alat (tool), seperti dalam program-program yang tidak secara langsung mengembangkan materi kebahasaan tapi memungkinkan pembelajar untuk memahami dan menggunakan bahasa.
Banyak manfaat dari penggunaan CALL, antara lain sebagai berikut. (1) dapat memotivasi belajar para pembelajar karena mereka merasa berada dalam satu level dengan pembelajar bahasa asing lainnya, (2) meningkatkan secara signifikan pemerolehan bahasa mereka, baik yang bersifat reseptif maupun produktif, (3) mendorong pembelajar untuk meningkatkan kemampuan teknologi komputer mereka termasuk penguasaan multi media.
Pengajar bahasa Arab bisa merancang berbagai program pemanfaatan komputer untuk menunjang peningkatan kompetensi pembelajar dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab.
(7) Model Pembelajaran Komunikatif Berbantuan Handpone
Handpone merupakan  alat komunikasi yang telah meluas di tengah masyarakat apalagi di kalangan pelajar. Oleh karena itu sangat mungkin untuk dirancang model pembelajaran bahasa Arab berbantuan handpone. Salah satu aplikasi yang sedang trend akhir-akhir ini dan bisa dijadikan media pembelajaran bahasa Arab adalah WhatsApp (WA). Pengajar bisa membentuk group WA dengan para pembelajar bahasa Arab, dan merancang berbagai kegiatan pembelajaran sebagai penunjang pembelajaran di kelas. Misalnya, pengajar bisa memberikan contoh-contoh ungkapan tahiyyat, tahani, ’ibarat, dan sejenisnya yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pengajar juga bisa meminta kepada anggota group untuk membuat tulisan pendek setiap hari, baik berupa washf, ’ardh basith, ta’liq qishshah, dan sebagainya dan pengajar mengoreksi sekedarnya. Yang lebih ringan dan menyenangkan bisa berupa pemberian teka-teki (alghaz) setiap hari baik berkaitan dengan kebahasaan maupun lainnya tapi dalam bahasa Arab.
(8)         Model Pembelajaran Bahasa Berbasis Nyanyian dan Permainan
Pengajaran bahasa Arab di madrasah sudah dimulai di tingkat madrasah ibtidaiyah. Bahkan akhir-akhir ini di Indonesia muncul semangat untuk mengajarkan bahasa Arab sejak pendidikan usia dini. Sayangnya, banyak yang tidak menyadari bahwa pembelajaran bahasa Arab untuk anak (al-Arabiyah lil Athfal) adalah pembelajaran yang bersifat khusus, bukan merupakan miniatur dari pembelajaran bahasa Arab untuk orang dewasa.
Pembelajaran bahasa untuk anak-anak haruslah selaras dengan perkembangan kejiwaan mereka. Usia anak-anak identik dengan nyanyian dan permainan. Oleh karena itu salah satu karakteristik pembelajaran untuk anak usia dini bahkan sampai usia SD kecil adalah penggunaan media nyanyian dan permainan untuk menunjang efektifitas pembelajaran. Hal ini juga berlaku untuk pembelajaran bahasa temasuk bahasa Arab.
                                                                          
           Bandung, 16 April 2014
        







* Disampaikan dalam Kuliah umum di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Sunan Gunung Djati Bandung pada tanggal 16 April 2014.
** Dosen Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, Ketua PP IMLA (1999-2012), Anggota Majlis Umana` Markaz Al-Malik Abdullah ibn Abdul Aziz Ad-Dawli li Khidmat al-Lughah al-Arabiyah, Riyadh Saudi Arabia (2014-2017).



0 comments:

Copyright © 2013. BloggerSpice.com - All Rights Reserved
Customized by: MohammadFazle Rabbi | Powered by: BS
Designed by: Endang Munawar