PENDIDIKAN AKHLAK ANAK MENURUT IMAM AL-GHAZALI (Studi Analisis dari Perspektif Teori Reward dan Punishment)
PENDIDIKAN AKHLAK ANAK MENURUT IMAM AL-GHAZALI
(Studi Analisis dari Perspektif Teori Reward dan Punishment)
1.
Latar Belakang masalah
Abu Hamid Al-Ghazali telah menduduki posisi yang cukup
tinggi di kalangan para pemikir muslim dan para penganjur pendidikan Islam bagi
anak, di mana ia dipandang seabagai salah satu tokoh Islam yang menonjol dan
mempunyai pengaruh besar dalam dunia
pendidikan, khususnya dalam pendidikan akhlak anak. Hal ini terlihat misalnya dari dua gelar yang disandangnya, yaitu “Hujjat al-Islam”(Argumen Islam) dan “Rabbaniy al-Ummah” (Pendidik Umat).
Ketika kita pada zaman kontemporer ini menghadapi
makin meningkatnya tuntutan untuk lebih serius kembali kepada warisan Islam yang orisinal, khususunya dalam hal yang
berkaitan dengan pendidikan akhlaq anak, penulis menemukan dalam uraian pemikiran
Abu Hamid Al-Ghazali, khusus mengenai aspek
ini, apa yang memungkinkan kita untuk mencapai kadar yang memadai tentang model pendidikan akhlak anak, dan apa
yang memungkinkan kita untuk mendapatkan rambu-rambu yang digariskannya sebagai
sebuah metode pengajaran dan sarana-sarana yang ditentukannya bagi pendidikan
akhlaq anak.
Sebagai salah seorang mahasiswa Pascasarjana Jurusan Pendidikan Agama Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, yang dituntut untuk turut serta mengembangkan pendidikan Islam, khususnya
mengenai pendidikan akhlak anak, penulis mempunyai hasrat dan minat yang kuat untuk meneliti konsep al-Ghazali mengenai
pendidikan akhlak anak, agar dapat melihat lebih jelas sejauh mana relevansinya dengan konsep pendidikan modern seperti teori reward dan punishment
dari kaum Behavioris seperti Edward Lee Thorndike yang terlihat cukup dominan dalam ilmu
pendidikan modern hingga dewasa ini. Oleh karena itu, penelitian untuk penyusunan tesis penulis dalam rangka
penyelesaian studi Stratum 2 (S2) difokuskan pada penelitian tentang konsep pendidikan
akhlak anak menurut Imam Al-Ghazali dari perspektif teori reward dan punishment,
dengan judul “Pendidikan Akhlaq Anak menurut Imam al-Ghazali (Studi Analisis dari Perspektif Teori Reward dan Punishment”).
2. Rumusan Masalah (Pokok-pokok Bahasan)
Adapun pokok-pokok
permasalahhan yang akan penulis bahas dalam penelitian ini terbatas pada tiga pokok masalah, yaitu :
1. Apakah dalam
konsep pendidikan
akhlak anak menurut Imam al-Ghazali terdapat teori reward dan punishmnet, dan kalau ada bagaimana konsep atau
pengertiannya ?
2. Bagaimanakah
batasan-batasan penerapan reward dan punishment dalam konsep pendidikan akhlaq anak menurut Imam Al-Ghazali?
3. Sejauh
mana kecocokan penerapan teori reward
dan punishment dalam pendidikan
akhlak anak menurut Imam Al-Ghazali pada masa kontemporer ini ?
3. Tujuan Penelitian
Adapun
tujuan penelitian untuk tesis ini secara singkat adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui
keberadaan teori dan konsep reward dan punishment dalam konsep pendidikan akhlaq anak menurut Imam Al-Ghazali.
2. Mengetahui
batasan-batasan penerapan reward dan punishment dalam pendidikan
akhlaq anak menurut Imam Al-Ghazali.
3. Mengetahui
sejauh mana kecocokan penerapan teori reward dan punishment
Al-Ghazali dalam pendidikan akhlaq anak pada masa kontemporer ini.
4.
Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori,
yaitu kegunan teoritis dan kegunaan praktis.
a.
Kegunaan teoritis.
1.
Bagi penulis, penelitian ini dapat memperluas cakrawala dan memperdalam
pengetahuan penulis mengenai bidang yang menjadi spesialisasi penulis, yaitu
bidang pendidikan Islam (tarbiyah).
2.
Bagi pendidikan Islam, penelitian ini dapat menjadi salah satu sumbangan
pemikiran bagi perbaikan dan pengembangan pendidikan Islam di masa depan
sebagai pewujudan dari salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu penelitian.
b.
Kegunaan praktis.
1.
Menjadikan
suatu ilmu yang
sekaligus menjadi pijakan kehidupan di dunia dan bimbingan menuju Ilahi Rabbi.
2.
Menumbuhkan
keimanan dan ketaqwaan yang lebih mendalam dan berusaha meninggalkan taqlid mengenai hal yang padanya tidak boleh bertaqlid.
5. Kerangka
pemikiran
a. Landasan teoritis.
Pendidikan
adalah hak anak yang menjadi kewajiban atas orangtua. Ia adalah hibah atau
hadiah. Hal ini telah ditegaskan oleh nabi SAW melalui sabda beliau, ”Mereka
itu disebut oleh Allah sebagai abrâr (orang-orang yang baik) karena mereka
berbakti kepada orang tua dan anak. Sebagaimana kamu mempunyai hak atas anakmu,
maka anakmu juga mempunyai hak atasmu.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Adab
al-Mufrad.
Peringatan
dan perbaikan terhadap anak bukanlah tindakan balas dendam yang didasari
amarah, melainkan suatu metode pendidikan yang didasari oleh rasa cinta dan kasih
sayang. Ibnu Jazzar al-Qairuwani menjelaskan tentang perbaikan anak sejak dini,
“Sesungguhnya masa kanak-kanak adalah masa terbaik bagi pendidikan. Oleh karena
itu wajar kalau kita dapati sebagian anak mudah dibina dan sebagian lain sulit
dibina, sebagian giat belajar dan sebagian lain sangat malas belajar, sebagian belajar untuk maju dan sebagian lain belajar
hanya untuk terhindar dari hukuman.”
Sebenarnya
sifat-sifat buruk yang timbul dalam diri anak di atas bukanlah lahir dan fitrah
mereka. Sifat-sifat tersebut terutama timbul karena kurangnya peringatan sejak
dini dari orangtua dan para pendidik. Semakin dewasa usia anak, semakin sulit
pula baginya untuk meninggalkan sifat-sifat buruk. Banyak sekali orang dewasa
yang menyadari keburukan sifat-sifatnya, tapi tidak mampu mengubahnya. Karena
sifat-sifat buruk itu sudah menjadi kebiasaan yang sulit untuk ditinggalkan.
Maka berbahagialah para orangtua yang selalu memperingatkan dan mencegah anaknya
dari sifat-sifat buruk sejak dini, karena dengan demikian, mereka telah
menyiapkan dasar yang kuat bagi kehidupan anak di masa mendatang.” Merupakan
kesalahan besar apabila kita menyepelekan kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan
anak, karena kebakaran besar yang terjadi sekalipun berawal dari api yang kecil.
Maka bila orangtua mendapatkan anaknya
melakukan kesalahan, seperti berkata kasar, hendaknya langsung memperingatkannya.
Setelah
mengetahui arti penting peringatan dan perbaikan bagi anak, maka para orangtua
dan pendidik harus mengerti metode yang diajarkan Rasulullah SAW dalam
peringatan dan perbaikan anak. Dalam dunia pendidikan, metode ini disebut
dengan metode penghargaan (reward) dan hukuman (punishement).
Dengan metode tersebut diharapkan agar anak didik dapat termotivasi untuk
melakukan perbuatan positif dan progresif.
Pada sisi lain, pendidikan anak
dengan metode pemberian penghargaan dan hukuman banyak disepelekan oleh para
orang tua dan pendidik, karena sudah begitu biasa dilakukan. Sehingga
kententuan dan aturan yang ada pun dilupakan bahkan banyak yang tidak menyadari
kalau hal yang dianggap sepele itu memiliki aturan. Padahal, kekeliriun pada
saat menerapkan metode pendidikan ini, bisa berakibat fatal sehingga merusak
kepribadian anak yang sebelumnya sudah terbentuk dengan baik.
b.
Metode
Penelitian
Adapun metode yang
diterapkan meliputi hal-hal sebagai berikut :
- Jenis
penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis
penelitian perpustakaan (library reseach), karena data yang
diteliti berupa naskah-naskah, buku-buku atau
majalah majalah yang bersumber dari khazanah kepustakaan (Nazir, 1985:54).
- Pendekatan
Adapun pendekatan yang dipakai
dalam penelitian ini adalah pendekatan historis-filosofis, yaitu peneliti menyelami
secara mendalam keseluruhan pemikiran figur yang diteliti, yaitu Imam
al-Ghazali, mengenai pendidikan akhlak anak, untuk memperoleh kejelasan mengenai
pemikiran Imam al-Ghazali yang otentik tentang pendidikan akhlak anak tersebut.
- Pengumpulan
Data
Metode pengumpulan data yang
dipakai dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi (Arikunto, 1991 : 131)
Yaitu mencari data-data pemikiran Imam al-Ghazali khususnya dalam bidang
akhlak dengan menggunakan data primer dan data sekunder.
a)
Data primer
Yang menjadi data primer dalam
penelitian ini adalah buku karya al-Ghazali yang berjudul Ihya ‘Ulum al-Din cetakan
Dar-at-Taqwa Qairo, Mesir terbitan tahun 2000.
b)
Data
sekunder
Data sekunder berupa
dokumen-dokumen dan buku-buku yang mengulas tentang biografi, karya tulis dan
pemikiran-pemikiran Imam al-Ghazali,
seperti al- Haqiqah fi Nadhr al-Ghazali karya Dr. Sulaiman Dunya, atau
karangan al-ghazali sendiri seperti Majmu’ ah Rasaail al-Imam al-Ghazali
diterjemahkan oleh Kamran As’ad Irsyady “samudra pemikiran al-Ghazali “,
diterbitkan oleh Pustaka Sufi Yogyakarta, tahun 2002.
4.
Analisis
data
Data yang terkumpul
dalam penelitian ini dianalisis dengan metode deskriptif analitik (Sumargono, 1983:14),
yaitu menggambarkan pemikiran Imam al-Ghazali secara
sistematis, sehubungan dengan latar belakang pendidikan dan kehidupannya. Pendapat para ahli
yang relevan juga digunakan. Tahap berikutnya adalah interpretasi (Sartono,1992:77),
yaitu memahami seluruh pemikiran Imam al-Ghazali mengenai pendidikan akhlak
dari perspektif teori reward dan punishment, untuk memperoleh kejelasan tentang
pemikirannya mengenai pendidikan akhlak anak. Dalam penelitian ini digunakan
cara berpikir deduktif dan induktif (Hadi, 1989 : 36-37).
Untuk menarik kesimpulan akhir dilakukan pula studi
komparatif, yaitu
membandingkan pemikiran Imam al-Ghazali
mengenai pendidikan akhlak anak dengan
pemikiran para pakar pendidikan lain.
0 comments: