FILSAFAT SEBAGAI SARANA BERFIKIR ILMIAH

A. PENDAHULUAN
Perbedaan utama antara manusia dan binatang terletak pada kemampuan manusia untuk mengambil jalan melingkar dalam mencapai tujuannya. Seluruh pikiran binatang dipenuhi olehkebutuhan yang menyebabkan mereka secara langsung mencari objek yang diinginkannya atau membuang benda yang menghalanginya. Dengan demikian sering kita melihat seekor monyet yang menjangkau secara sia-sia benda yang dia inginkan, sedangkan manusia yang paling primitif pun telah tahu mempergunakan bandringan (ketapel), atau melempar dengan batu (Philip E.B Jourdain dalam buku jujun 1990, 165). Manusia sering disebut homo faber : makhluk yang membuat alat; dan kemampuan membuat alat itu dimungkinkan oleh pengetahuan. Berkurangnya pengetahuan tersebut memerlukan alat-alat.
Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir. Tersedianya sarana tersebut memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan sarana berpikir ini merupakan suatu hal yang bersifat imperatif bagi seorang ilmuan. Tanpa menguasai hal ini maka kegiatan ilmiah yang baik tidak dapat dilakukan.
Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh/ untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, matematika dan statistika, agar dalam kegiatan ilmiah tersebut dapat berjalan dengan baik, teratur dan cermat.

B. PEMBAHASAN
1. Definisi Sarana Berpikir Ilmiah
Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses inimerupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus; sedangkan, deduksi ialah cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum.
Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi langkah-langkah (metode) ilmiah, atau membantu langkah-langkah ilmiah, untuk mendapatkan kebenaran. Fungsi sarana berpikir ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah untuk mendapat ilmu atau teori yang lain.
a. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sarana berpikir ilmiah adalah :
Sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu, melainkan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
b. Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa, matematika, dan statistika.
Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif.Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Salah satu langkah kearah penguasaan adalah mengetahui dengan benar peranan masing-masing sarana berpikir dalam keseluruhan proses berpikir ilmiah.

2. Sarana Berpikir Ilmiah
a. Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun Suparjan Suriasumantri menyebut bahasa sebagai serangkaian bunyi dan lambang yang membentuk makna. Sedangkan dalam KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia) bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Jadi bahasa menekankan bunyi, lambang, sistematika, komunikasi, dan alat.
Bahasa memiliki tujuh ciri sebagai berikut :Sistematis, yang berarti bahasa mempunyai pola atau aturan. Arbitrer (manasuka). Artinya, kata sebagai simbol berhubungan secara tidak logis dengan apa yang disimbolkannya. Ucapan/vokal.Bahasa berupa bunyi.Bahasa itu simbol.Kata sebagai simbol mengacu pada objeknya.Bahasa, selain mengacu pada suatu objek, juga mengacu pada dirinya sendiri.Artinya, bahasa dapat dipakai untuk menganalisis bahasa itu sendiri.Manusiawi, yakni bahasa hanya dimiliki oleh manusia.Bahasa itu komunikasi.Fungsi terpenting dari bahasa adalah menjadi alatkomunikasi dan interaksi.
a.1.Ciri-Ciri Bahasa Ilmiah
Bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri tersendiri, yaitu informatif, reproduktif atau intersubjektif, dan antiseptik.
 Informatif berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau pengetahuan. Informasi atau pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk menghindari kesalahpahaman.
 Reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya.
Menurut Kemeny, antiseptik berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat unsur emotif, kendatipun pada kenyataannya unsur emotif ini sulit dilepaskan dari unsur informatif.
Slamet Iman Santoso mengimbuhkan bahwa bahasa ilmiah itu bersifat deskriptif (descriptive language).Artinya, bahasa ilmiah menjelaskan fakta dan pemikiran; dan pernyataan-pernyataan dalam bahasa ilmiah bisa diuji benar-salahnya. Beerling, Kwee, Mooij, Van Peursen menambahkan ciri intersubjektif,yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai mengandung makna-makna yang sama bagi para pemakainya.
a.2.Kelemahan Bahasa
Bahasa sangat vital bagi manusia dalam aktivitas ilmiah (maupun aktivitas non-ilmiah). Bahasa memperjelas cara berpikir manusia, maka orang yang terbiasa menulis dengan bahasa yang baik akan mempunyai cara berpikir yang lebih sistematis.
Kelemahan bahasa dalam menghambat komunikasi ilmiah yaitu :
Bahasa mempunyai multifungsi (ekspresif, konatif, representasional, informatif, deskriptif, simbolik, emotif, afektif) yang dalam praktiknya sukar untuk dipisah-pisahkan. Akibatnya, ilmuwan sukar untuk membuang faktor emotif dan afektifnya ketika mengomunikasikan pengetahuan informatifnya.
Kata-kata mengandung makna atau arti yang tidak seluruhnya jelas dan eksak.Bahasa sering kali bersifat sirkular (berputar-putar).Bahasa menjadikan manusia sebagai makhluk yang lebih maju ketimbang makhluk-makhluk lainnya.Bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang sangat bermanfaat bagi aktivitas-aktivitas ilmiah. Di sisi lain, bahasa tidak alpa dari kelemahan-kelemahannya yang merintangi pencapaian tujuan dari aktivitas-aktivitas ilmiah. Kelemahan-kelemahan bahasa ini barangkali akan ditutupi oleh kelebihan-kelebihan dari dua sarana berpikir ilmiah lainnya, yaitu matematika dan statistika.

b. Matematika
Matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten. Matematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah.Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan.Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika justru lebih praktis, sistematis, dan efisien.Begitu pentingnya matematika sehingga bahasa matematika merupakan bagian dari bahasa yang digunakan dalam masyarakat.Hal tersebut menunjukkan pentingnya peran dan fungsi matematika, terutama sebagai sarana untuk memecahkan masalah baik pada matematika maupun dalam bidang lainnya.
Peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah adalah dapat diperoleh kemampuan-kemampuan meliputi :
 Menggunakan algoritma,
 Melakukan manipulasi secara matematika,
 Mengorganisasikan data,
memanfatkan simbol, tabel, grafik, dan membuatnya,
 Mengenal dan menemukan pola,
 Menarik kesimpulan,
 Membuat kalimat atau model matematika,
 Membuat interpretasi bangun geometri,
 Memahami pengukuran dan satuanya,
 Menggunakan alat hitung dan alat bantu lainya dalam matematika, seperti tabel matematika, kalkulator, dan komputer.
b.1. Kelebihan dan Kekurangan Matematika
Kelebihan matematika antara lain sebagai berikut :Tidak memiliki unsur emotifBahasa matematika sangat universal.Adapun kelemahan dari matematika adalah bahwa matematika tidak mengandungbahasa emosional (tidak mengandung estetika) artinya bahwa matematika penuhdengan simbol yang bersifat artifersial dan berlaku dimana saja.

c. Statistika
Statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif.Konsep statistikasering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu. Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang bersangkutan. Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada dasarnya didasarkan pada asas yang sangat sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil maka makin tinggi tingkat ketelitian tersebut dan sebaliknya.

d. Logika
Logika adalah sarana untuk berpikir sistematik, valid dan dapatdipertanggungjawabkan. Dalam arti luas logika adalah sebuah metode dan prinsip-prinsip yang dapat memisahkan secara tegas antara penalaran yang benar dengan penalaran yang salah.Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir.Berpikir membutuhkan jenis-jenis pemikiran yang sesuai.Logika dapat di sistemisasi dalam beberapa golongan:
 Menurut Kualitas dibagi dua, yakni Logika Naturalis (kecakapan berlogika berdasarkan kemampuan akal bawaan manusia) dan Logika Artifisialis (logika ilmiah) yang bertugas membantu Logika Naturalis dalam menunjukkan jalan pemikiran agar lebih mudah dicerna, lebih teliti, dan lebih efisien.
 Menurut Metode dibagi dua yakni Logika Tradisional yakni logika yang mengikuti aristotelian dan Logika Modern
 Menurut Objek dibagi dua yakni Logika Formal (deduktif dan induktif) dan Logika Material.
3. Hubungan Antara Sarana Ilmiah Bahasa, Logika,Matematika, Dan Statistika
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah di mana bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Ditinjau dari pola berpikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan berpikir induktif. Untuk itu, penalaran ilmiah menyandarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Jadi keempat sarana ilmiah ini saling berhubungan erat satu sama lain.

C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama yakni, pertama, sebagai sarana komunikasi antar manusia, dan kedua, sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok manusia yang mempergunakan bahasa tersebut.
Bahasa adalah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain di dalam jaringan kebudayaan. Pada waktu yang sama bahasa merupakan sarana pengungkapan nilai-nilai budaya, pikiran, dan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan. Oleh karena itu, kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang kebahasaan harus merupakan bagian yang integral dari kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang kebudayaan.
Perkembangan kebudayaan Indonesia ke arah peradaban modern sejalan dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya perkembangan cara berpikir yang ditandai oleh kecermatan, ketepatan, dan kesanggupan menyatakan isi pikiran secara eksplisit. Ciri-ciri cara berpikir dan mengungkapkan isi pikiran ini harus dipenuhi oleh bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi dan sebagai sarana berpikir ilmiah dalam hubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta modernisasi masyarakat Indonesia. Selain itu, mutu dan kemampuan bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi keagamaan perlu pula ditingkatkan. Bahasa Indonesia harus dibina dan dikembangkan sedemikian' rupa sehingga ia memiliki kesanggupan menyatakan dengan tegas, jelas, dan eksplisit konsep-konsep yang rumit dan abstrak serta hubungan antara konsep-konsep itu satu sama lain. statistika mulai berkembang pesat sejak tahun 1900-an ditandai dengan ditemukannya dasar teori statistika secara matematis oleh R.A. Fisher.
Statistika sangat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam penelitian.Dari penelitianlah ditemukan teori-teori baru.Prof. A. A. Mattjik (2000) menegaskan bahwa sasaran utama dari mempelajari statistika adalah menggugah untuk memikirkan secara jelas prosedur pengumpulan data dan membuat interpretasi dari data tersebut menggunakan teknik statistika yang banyak digunakan dalam penelitian.
Sejalan dengan pentingnya statistika dalam penelitian, kedepan, persaingan dunia modern ditentukan oleh Hak Patent dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI).Tak luput dalam persaingan itu, Universitas Jember pun mempersiapkan diri menuju/menjadi Research University.Riset telah menjadi (satu-satunya), kekuatan utama sebuah perguruan tinggi. Ketajaman riset harus didukung oleh cara berpikir ilmiah metodologis, data yang berkualitas dan ketajaman analisis kuantitatif-kualitatif, serta penarikan kesimpulan yang sah (inferensia) yang hampir seluruhnya terangkum dalam statistika. Pada zaman sekarang ini patut dijadikan salah satu sarana berfikir ilmiah adalah alat telekomunikasi seperti halnya komputer, karena didalam komputer semua dapat diakses, dan semua dijawab dan semuanya ada, sesuai dengan apa yang kita inginkan. Jadi jika komputer dimasukan kedalam katregori ini maka wajar-wajar saja.

D. DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. Chaedar, Linguistik: Suatu Pengantar, Bandung: Angkasa, 1993
Bakhtiar, Prof. Dr. Amsal, M.A., Filsafat Ilmu, Jakarta: Rajawali Press, 2007
Beerling, Kwee, Mooij, Van Peursen, Pengantar Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990
Hidayat, Komaruddin, Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermeneutik, Jakarta: Paramadina, 1996
Latif, Yudi dan Ibrahim, Idi Subandy (eds.), Bahasa dan Kekuasaan: Politik Wacana di Panggung Orde Baru, Bandung: Mizan, 1996
Munsyi, Alif Danya, Bahasa Menunjukkan Bangsa, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2005
Mustansyir, Rizal, Filsafat Analitik: Sejarah, Perkembangan, dan Peranan Para Tokohnya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001
Suriasumantri, Jujun S. (ed.), Ilmu Dalam Perspektif, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999
Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1993
Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Jakarta: Balai Pustaka, 1991

MAKALAH

FILSAFAT SEBAGAI SARANA BERFIKIR ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen: Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, M.Si – Dr. Hendar Riyadi, M.Ag







Oleh :

HANI HANIFAH(NIM : 2.213.3.045)
HARIS ABDULLAH HAKIM (NIM : 2.213.3.046)



PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2013

0 comments:

Copyright © 2013. BloggerSpice.com - All Rights Reserved
Customized by: MohammadFazle Rabbi | Powered by: BS
Designed by: Endang Munawar