LOGIKA

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Seiring dalam perkembangan zaman, manusia sering mengabaikan logika dalam berfikir dan membuat aturan. Kebanyakan orang-orang tersebut menganggap remeh tentang logika dan berfikir seenaknya saja, mereka mengiginkan suatu hal yang mudah dan praktis. Sehingga yang terjadi adalah kejanggalan-kejanggalan dalam komunitas mesyarakat banyak.
Tujuan penulisan makalah ini adalah agar bisa memahami apa itu logika, dan bagaimana memerankannya dalm kehidupan sehari-hari. Dengan adanya logika kita dapat berfikir dan mengambil keputusan yang benar dan tepat dalm memenuhi kebutuhan hidup kita juga masyakat umumnya. Kita dapat mengartikan dan mengambil kesimpulan setelah melalui pemikiran-pemikiran atau pernyataan-pernyataan yang ada dan kebenaran-kebenaran akan muncul.
Untuk mengetahui mengapa kita perlu untuk mempelajari suatu ilmu, maka kita harus terlebih dahulu mengenal ilmu tersebut. Supaya kita dapat mengetahui ilmu tersebut, maka kita harus mencari tahu asal-usul ilmu tersebut, mulai dari pertama kali ilmu tersebut muncul, sejarah dan perkembangannya, sampai kita mengetahui mengapa kita harus mempelajari ilmu tersebut dan kegunaannya dalam kehidupan kita.
Dalam makalah ini, kita akan mencari tahu apa sebenarnya ilmu logika itu? Darimana awal munculnya? Mengapa kita perlu mempelajari ilmu logika? Apa saja kegunaan ilmu logika dalam kehidupan sehari-hari? Pertanyaan-pertanyaan seperti yang disebutkan sebelumnya itu akan dijawab dalam bab pembahasan.

B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang diatas, maka rumusan masalah makalah ini adala sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah ilmu logika ?
2. Apa pengertian logika ?
3. Objek kajian logika ?
4. Hukum dasar logika?
5. Jenis-jenis logika ?
6. Manfaat logika ?

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Sejarah Ilmu Logika
Secara umum, sejarah ilmu logika terbagi pada 3 masa, yaitu:
1. Masa Yunani Kuno
Logika muncul bersamaan dengan munculnya filsafat pada masa yunani kuno. Tepatnya, dengan kemunculan Thales (624 SM – 548 SM) yang meninggalkan segala mitos, dongeng, dan takhayul. Kemudian berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta.
Thales mengatakan bahwa asas utama alam semesta adalah air. Setelah ia melakukan penalaran logika induktif terhadap alam. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan dari apa yang ia lihat.
• Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati)
• Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia
• Air jugalah uap
• Air jugalah es
Akan tetapi, penalaran logika Thales pada saat itu belum belum tersusun secara sistematis. Filusuf pertama yang menyusunnya secara sistematis adalah Aristoteles (384 SM – 322 SM), namun Aristoteles menamai logika tersebut dengan istilah “Analitika”–penyelidikan terhadap argumentasi-argumentasi yang bertitik-tolak dari putusan-putusan yang benar–dan “Dialektika”–penyelidikan terhadap argumentasi-argumentasi yang bertitik-tolak dari putusan-putusan yang masih diragukan. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme.
“Logika’ bagi Aristoteles dan para pengikutnya tidak dikategorikan sebagai satu ilmu di antara ilmu-ilmu yang lain. Menurut Aristoteles “logika” adalah persiapan yang mendahului ilmu-ilmu. Atau dapat dikatakan bahwa “logika” adalah alat (organon) untuk mempraktikkan ilmu pengetahuan.
Kemudian Logika (Analitika Dialektika) ini dilanjutkan oleh murid Aristoteles, Theophrastus (370 SM - 288 SM) dan kemudian baru diperkenalkan istilah logika oleh Zeno (334 SM - 226 SM) dari Citium pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M - 201 M) dan Sextus Empiricus (200 M).
Kemudian dalam kurun waktu selanjutnya logika mengalami dekadensi. Akan tetapi tetap menghasilkan karya yang patut mendapat perhatian. yakni Eisagogen dari Porphyrios, kemudian komentar-komentar dari Boethius dan Fons Scientiae (Sumber Ilmu) karya Johannes Damascenus.
2. Abad Pertengahan
Sebelum tahun 1141 M, pengarapan logika hanya terhadap dua buku Aristoteles yang berjudul Kategoriai dan Peri Hermenias ditambah karya Phorphyrios yang bernama Eisagogen dan traktat Boethius yang mencakup masalah pembagian, masalah metode debat, silogisme kategoris hipotesis, yang biasa disebut logika lama.
Sesudah tahun 1141, keempat karya Aristoteles lainnya dikenal lebih luas dan disebut sebagai logika baru. Logika lama dan logika baru kemudian disebut logika antik untuk membedakan diri dari logika terministis (logika modern), disebut juga logika suposisi yang tumbuh berkat pengaruh para filosof Arab.
Pada abad 13 – 15 berkembanglah logika seperti yang sudah disebutkan di atas, disebut logika modern. Tokohnya adalah Petrus Hispanus, Roger Bacon, W. Okcham, dan Raimon Lullus yang menemukan metode logika baru yang disebut Ars Magna, yakni semacam Al-jabar pengertian dengan tujuan untuk membuktikan kebenaran-kebenaran tertinggi.

3. Abad Dunia Modern
Logika Aristoteles, selain mengalami perkembangan yang murni, juga dilanjutkan oleh sebagian pemikir, tetapi dengan tekanan-tekanan yang berbeda. Thomas Hobbes, (1632-1704) dalam karyanya Leviatham (1651) dan John Locke (1632-1704) dalam karyanya yang bernama Essay Concerning Human Understanding (1690). Meskipun mengikuti tradisi Aristoteles, tetapi dokrin-dokrinya sangat dikuasai paham nominalisme. Pemikiran dipandang sebagai suatu proses manipulasi tanda-tanda verbal dan mirip operasi-operasi dalam matematika. Kedua tokoh ini memberikan suatu interpretasi tentang kedudukan di dalam pengalaman.
Logika Aristoteles yang rancangan utamanya bersifat deduktif silogistik dan menunjukkan tanda-tanda induktif berhadapan dengan dua bentuk metode pemikiran lainnya, yakni logika fisika induktif murni sebagaimana terpapar dalam karya Francis Bacon, Novum Organum (London, 1620) serta matematika deduktif murni sebagaimana terurai di dalam karya Rene Descartes, Discors The La Methode (1637).
Metode induktif untuk menemukan kebenaran, yang direncanakan Francis Bacon, didasarkan pada pengamatan empiris, analisis data yang diamati, penyimpulan yang terwujud dalam hipotesis (kesimpulan sementara), dan verifikasi hipotesis melalui pengamatan dan eksperimen lebih lanjut.

B. Pengertian Logika
Logika berasal dari kata logos yang berarti perkataan atau sabda. Istilah lainnya adalah mantiq, kata Arab yang diambil dari kata kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap.
Menurut Jujun S. Sumantri, logika secara luas dapat diartikan sebagai pengkajian untuk berfikir secara benar. Terdapat beberapa macam penarikan kesimpulan namun untuk sesuai dengan tujuan studi yang memusatkan diri kepada penalaran ilmiah secara seksama terhadap dua jenis proses penarikan kesimpulan, yaitu penarikan kesimpulan secara induktif dan penarikan kesimpulan secara deduktif .
Penalaran Induktif adalah penarikan yang dimulai dengan mengemukakan pernyatan-pernyatan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat umum. Penalaran Deduktif adalah kegiatan berfikir yang sebaliknya dari penalaran Induktif .

C. Objek Kajian Logika
Objek adalah sesuatu yang merupakan bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek yang dibedakan menjadi dua, yaitu objek material dan objek formal.
1. Objek material, yaitu suatu bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu. Boleh juga objek material adalah hal yang diselidiki, dipandang, atau disorot oleh suatu disiplin ilmu.
2. Ojek formal, yaitu sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan terhadap pengetahuan itu.

D. Hukum Dasar Logika
Ada empat hukum dasar dalam logika yang oleh John Stuart Mill (1806-1873) disebut sebagai postulat-postulat universal semua penalaran (universal postulates of all reasonings) dan oleh Friedrich Uberweg (1826-1871) disebut sebagai aksioma inferensi. Tiga dari keempat hukum dasar itu dirumuskan oleh Aristoteles, sedangkan yang satu lagi ditambahkan kemudian oleh Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716). Keempat hukum dasar itu adalah:
1. Hukum Identitas (Law of Identify) yang menegaskan bahwa sesuatu itu adalah sama dengan dirinya sendiri (P = P).
2. Hukum Kontradiksi (Law of Contradiction) yang menyatakan bahwa sesuatu pada waktu yang sama tidak dapat sekaligus memiliki sifat tertentu dan juga tidak memiliki sifat tertentu itu (tidak mungkin P = Q dan sekaligus P ≠ Q).
3. Hukum Tiada Jalan Tengah (Law of Excluded Middle) yang mengungkapkan bahwa sesuatu itu pasti memiliki suatu sifat tertentu atau tidak memiliki sifat tertentu itu dan tidak ada kemungkinan lain (P = Q atau P ≠ Q).
4. Hukum Cukup Alasan (Law of Sufficient Reason) yang menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan pada sesuatu, perubahan itu haruslah berdasarkan alasan yang cukup. Itu berarti tidak ada perubahan yang terjadi dengan tiba-tiba tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Hukum ini ialah pelengkap hukum identitas.

E. Jenis-jenis Logika
1. Logika Alamiah
Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir.
2. Logika Ilmiah
Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi. Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi.

F. Manfaat Logika
Sebagaimana dikatakan oleh Al Farabi bahwa: “Guna logika: Maksud logika ialah agar kita dapat membetulkan pemikiran orang lain, atau agar orang lain dapat membenarkan pemikiran kita, atau kita dapat membetulkan pemikiran diri kita sendiri” (A. Hanafi, 1969:96).
Selain itu, Taib Thahira Abdul Mu’in (1995:15) mengemukakan besarnya manfaat mempelajari ilmu mantik (logika) yaitu:
1. Melatih jiwa manusia agar dapat memperhalus jiwa pikirannya.
2. Mendidik akal pikiran dan mengembangkannya yang sebaik-baiknya dengan melatih dan membiasakan mengadakan penyelidikan-penyelidikan tentang cara berpikir”.

0 comments:

Copyright © 2013. BloggerSpice.com - All Rights Reserved
Customized by: MohammadFazle Rabbi | Powered by: BS
Designed by: Endang Munawar