TANTANGAN PESANTREN SALAF DAN MODERN

TANTANGAN PESANTREN SALAF DAN MODERN
I.PENDAHULUAN

Di Indonesia pada dewasa ini telah banyak mengalami perkembangan diberbagai bidang, yang mana bidang pendidikan juga termasuk didalamnya. Perkembangan dalam dunia pendidikan begitu banyak terjadi, dari system hingga metode bahkan kurikulumpun ikut mengalami perkembangan yang begitu pesat. Dari mulai menggunakan model KBK,KTSP, CTL, PAIKEM, dan masih ada beberapa metode yang digunakan guna mengubah dan memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan inovasi dalam dunia pendidikan kita. Benar, itu merupakan kabar gembira bagi rakyat Indonesia, akan tetapi dengan adanya hal-hal demikian pendidikan-pendidikan kuno ataupun model pendidikan lama terutama dalam bidang pendidikan agama khususnya Islam, yang biasa kita kenal dengan istilah pesantren dan lebih khususnya dikenal dengan pesantren salaf, merasa tersaingi dengan munculnya inovasi baru dalam pendidikan di Indonesia.
Sehingga menjadikan mereka para pengelola pesantren juga berpikir tentang bagaimana membuat system pendidikan agama Islam agar tidak terkesan kuno, jadul, dan identik dengan ndeso nya. Dengan adanya hal-hal demikian, maka sekarang telah muncul yang namanya pesantern modern, akibat semakin majunya peradaban bangsa kita ini. Akan tetapi walau telah berusaha menyeimbangkan antara kebutuhan agama dengan mengikuti kemajuan zaman, masih saja kedua lembaga pendidikan Islam ini mengalami atau lebih tepatnya merasa tertantang dengan kemajuan tekhnologi dalam kemajuan zaman dan pendidikan di Negara kita pada khususnya.
Akan tetapi tidak semua pesantren kuno mau merubah system dalam dunia keislaman mereka. Banyak juga pesantren yang tetap menjaga utuh jatidiri dan nilai-nilai kesalafan mereka. Didunia yang semakin maju ini mereka tetap bersikukuh untuk tidak mengikuti perkembangan zaman dewasa ini. Sehingga dunia pesantren kini terbagi menjadi dua klasifikasi, yakni pesantren salaf dan pesantren modern. Untuk menghadapi dunia modern saat ini lembaga-lembaga tersebut memilki tantangan-tantangan tersendiri untuk menjaga eksistensi mereka dengan tetap mempertahankan visi dan misi dari lembaga-lembaga tersebut. Untuk mengetahui tantangan-tantangan seperti apa yang akan mereka hadapi dalam dunia pendidikan dewasa ini, penulis akan memaparkannya secara singkat dan semoga dapat menjadi wacana yang membangun paradigma kita dalam dunia pendidikan dan pendidikan Islam pada khusunya.

II.RUMUSAN MASALAH
A.Apa pengertian pesantren salaf dan modern itu?
B.Apa kelemahan dan kelebihan dari pesantren salaf itu?
C.Apa kelemahan dan kelebihan dari pesantren modern itu?
D.Bagaimana sikap pesantren salaf dan modern dalam menghadapi modernisasi?

III.PEMBAHASAN
A.Pengertian Pesantren Salaf Dan Modern
Secara etimologi pesantren berasal dari kata “santri” yang mendapat awalan pe- dan akhiran -an yang berarti tempat tinggal santri. Ensiklopedi Islam memberikan gambaran yang berbeda yakni bahwa pesantren itu berasal dari bahasa Tamil yang artinya guru mengaji atau dari bahasa India Shastri dan kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau ilmu tentang pengetahuan. 1 Adapula yang mengatakan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan yang sudah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu. Dan dilembaga inilah diajarkan dan dididikan ilmu dan nilai-nilai agama kepada santri.2 Pesantren juga memiliki dua arti yang dilihat dari segi fisik dan pengertian kultural. Dari segi fisik pesantren merupakan sebuah kompleks pendidikan yang terdiri dari susunan bangunan yang dilengkapi dengan sarana prasarana yang mendukung penyelenggaraan pendidikan.3 Sedangkan secara cultural pesantren mencakup pengertian yang lebih luas mulai dari system nilai khas yang secara intrinsic melekat di dalam polakehidupan komunitas santri, seperti kepatuhan pada kyai sebagai tokoh sentral, sikap ikhlas dan tawadhu, serta tradisi keagamaan yang diwariskan secara turun-temurun.4 Ada pula yang mengartikan pesantren dengan arti bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajran Islam dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup bermayarakat sehari-sehari.5 Selain itu pesantren juga telah dianggap sebagai lembaga pendidikan asli Indonesia yang mengakar kuat dari masa pra Islam, yaitu bentuk asrama agama Budha yang ditransfer menjadi lembaga pendidikan Islam.6 Ketika kita mau menelusuri lebih jauh lagi tentang apa itu sebenarnya pesantren, tentu akan muncul begitu banyak arti dan pendapat tentang pesantren. Dari sekian banyak pengertian di atas disini penulis mencoba menarik kesimpulan, bahwa pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam tradisional yang telah mengembangkan dan ikut serta berperan dalam proses penyebaran agama islam di Indonesia sejak sebelum kemerdekaan hingga saat sekarang ini.
Sedangkan kata salaf atau salafiyyah itu sendiri diambil dari nomenklatur arab salafiyyun untuk sebutan sekelompok umat Islam yang ingin kembali kepada ajaran Al-Qur’an dan Assunnah sebagaimana praktik kehidupan generasi pertama Islam (Assalafussholeh). Pada waktu itu umat Islam sedang mengalami perpecahan dalam bentuk golongan madzhab tauhid hingga beberapa kelompok. Kelompok salafiyun ini mengaku lepas dari semua kelompok itu dan mengajak semua yang telah terkelompok-kelompok menyatu kembali kepada ajaran Al-Qur.an dan Assunnah.
Penggunaan kata salaf juga dipakai untuk antonym kata salaf versus kholaf. Ungkapan ini dipakai untuk membedakan antara ulama salaf (tradisional) dan ulama kholaf (modern). Tidak selamanya yang salaf berarti kuno manakala ulama mengajak kembali kepada ajaran Al-Qur,an. Seringkali mereka bahkan lebih dinamis dari yang kholaf karena ulama kholaf banyak diartikan juga untuk menggambarkan ulama yang memiliki orientasi ke salafussholeh.
Penggunaan kata salaf untuk pesantren hanya terjadi di Indonesia. Tetapi pesantren salaf cenderung digunakan untuk menyebut pesantren yang tidak menggunakan kurikulum modern, baik yang berasal dari pemerintah ataupun hasil inovasi ulama sekarang. Pesantren salaf pada umumnya dikenal dengan pesantren yang tidak menyenggarakagaran pendidikan formal semacam madrasah ataupun sekolah. Kalaulah menyelenggarakan pendidikan keagaman dengan system berkelas kurikulumnya berbeda dari kurikulum ,model sekolah ataupun madrasah pada umumnya. Sedangkan pesantren salaf menurut Zamakhsyari Dhofier, (dalam Wahjoetomo, 1997: 83) adalah lembaga pesantren yang mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik (salaf) sebagai inti pendidikan. Jadi menurut hemat penulis pesantren salaf yakni pesantren yang melakukan pengajaran terhadap santri-santrinya untuk belajar agama islam secara khusus tanpa mengikutsertakan pendidikan umum didalamnya. Kegiatan yang dilakukan biasanya mempelajari ajaran Islam dengan belajar menggunakan kitab-kitab kuning atau kitab kuno(klasik), yang menggunakan metode tradisional seperti hafalan, menerjemahkan kitab-kitab didalam berlangsungnya proses belajar mengajar.7 Dalam pesantren salaf peran seorang kyai atau ulama sangat dominan, kyai menjadi sumber referensi utama dalam system pembelajaran santri-santrinya. Pesantren tradisional (salafi) “merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang sangat diperhitungkan dalam mempersiapkan ulama pada masa depan, sekaligus sebagai garda terdepan dalam memfilter dampak negatif kehidupan modern”. Isltilah pesantren tradisional digunakan untuk menunjuk ciri dasar perkembangan pesantren yang masih bertahan pada corak generasi pertama atau generasi salafi. Itulah kiranya pengertian singkat mengenai pesantren salaf yang mampu penulis paparkan.
Sedangkan mengenai arti pesantren khalaf (modern) adalah lembaga pesantren yang memasukkan pelajaran umum dalam kurikulum madrasah yang dikembangkan, atau pesantren yang menyelenggarakan tipe sekolah-sekolah umum seperti; MI/SD, MTs/SMP, MA/SMA/SMK dan bahkan PT dalam lingkungannya (Depag, 2003: 87). Dengan demikian pesantren modern merupakan pendidikan pesantren yang diperbaharui atas pesantren salaf, sebagai institusi pendidikan asli Indonesia yang lebih tua dari Indonesia itu sendiri, adalah 'legenda hidup' yang masih eksis hingga hari ini. Sedangkan menurut penulis pesantren modern itu dapat diartikan bahwa pesantren modern adalah pesantren yang berusaha menyeimbangkan pendidikan agama dengan pendidikan umum, metode yang digunakan tidak lagi seperti dulu, materi yang diajarkanpun juga lebih banyak dibanding pesantren salaf. Selain mengajarkan pendidikan agama islam pesantren ini juga mengajarkan ilmu-ilmu umum dan juga bahasa-bahasa asing yang dilakukan guna menghadapi perkembangan zaman yang semakin canggih seperti sekarang ini. Dan didirikan pula sekolah-sekolah diberbagai tingkat sebagai sarana prasarana sebagai penunjang dalam system pembelajaran mereka. Pesantren model seperti telah banyak hadir disekitar lingkungan kita. Contohnya saja, pondok pesantren modern Gontor.
Akan tetapi baik dari pesantren yang bersifat salafi ataupun modern memiliki lima elemen pokok, yakni: Kyai, Santri, Masjid, Pondok dan pengajaran kitab-kitab klasik.8 Kelima elemen tersebut merupakan ciri khusus yang dimiliki oleh pesantren yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan yang lain. Selain itu ada pula cirri khusus pesantren yakni, kepemimpinan yang kharismatik dan suasana keagamaan yang mendalam.9
B.Kekurangan Dan Kelebihan Pesantren Salaf
1.Kekurangan Pesantren Salaf
Pada awalnya posisi pesantren di Indonesia khususnya pesantren salaf atau pesantren tradisional memang cukup positif untuk melindungi umat dari terkaman rekayasa ideology atau agama penjajah. Banyak ulama besar Islam dilahirkan oleh kalangan pesantren masa itu karena kemurnian ajaran, kualitas keilmuan dan semangat para pendiri pesantren. Namun dalam proses perjalanan sejarah peradaban manusia yang begitu cepat berkembang, pondok pesantren juga secara bertahap kehilangan kemampuan sosialnya karena mereka tetap saja berada pada lingkup yang kecil padahal arus teknologi maju dengan amat pesatnya.10 Akan tetapi pada masa itu masih banyak pesantren yang bersikukuh mempertahankan ketradisionalan mereka, dan cenderung menutup diri untuk dunia luar. Sehingga perilaku tanggap terhadap perubahan zaman sangat kurang dirasakan oleh mereka. Kemajuan pendidikan masih jauh tertinggal dengan pesantren-pesantren modern, baik dari segi kurikulum ataupun systemnya. Dari segi kurikulum pesantren ini lebih mencolok terhadap penekanan mengenai fikih, tasawuf dan ilmu alat. Dalam system pembelajarannya juga masih mengikuti model-model terdahulu seperti bondongan, hafalan rutinan, sorogan, dan metode yang lainnya.
Pilihan pesantren untuk tidak mengikuti aturan pendidikan formal adakalanya tumbuh dari kalkulasi program atau kurikulum yang diatur dan disusun Negara tidak akan memenuhi kebutuhan sebuah lembaga pendidikan pesantren yang memiliki visi dan misi pendidikan secara khas. Selain itu, orientasi keilmuan dipendidikan formal dinilai berorientasi pada prestasi akademik dan kerja. Sedangkan pada pesantren salaf tertuju pada prestasi akhlakul karimah.11 Pandangan-pandangan seperti inilah yang menjadikan kaum muslim lemah dan mengalami kemosrotan dalam segi ekonomi, tekhnologi, dan juga pergeseran social di tengah-tengah masyarakat. Untuk lebih singkatnya, kelemahan yang dimiliki oleh pesantren salaf pada umumnya antara lain:
a.Menutup diri akan perubahan zaman, dan bersifat kolot dalam merespon modernisasi.12
b.Lebih menekankan ilmu fiqh, tasawuf dan ilmu alat
c.Adanya penurunan kualitas dan kuantitas pesantren salaf
d.Penggunaan metode pembelajaran yang masih bersifat tradisional seperti sorogan, bandungan(halaqah), weton.
e.Kurangnya penekanan kepada aspek pentingnya membaca dan menulis.13
f.Peran kyai yang dominan dan sumber utama dalam pembelajaran
Jadi menurut penulis hal-hal yang ada dalam pesantren salaf yang kiranya kurang begitu relevan dengan perkembangan zaman pada dewasa ini sebaiknya sedikit demi sedikit perlu dievaluasi kembali agar para penerus bangsa tetap menjaga kekhassan dari pesantren salaf itu sendiri. Dan eksistensi pesantren salaf tetap terjaga. Karena bagaimanapun seiring perubahan zaman manusia itu juga ikut mengalami perubahan.
2.Kelebihan Pesantren Salafi
Tidak dapat dipungkiri keberadaan pesantren salaf telah membawa perubahan terhadap masyarakat Indonesia pada masa penjajahan dan awal Indonesia merdeka. Perlu kita ketahui juga banyak para santri yang dulu ikut menyemarakan perjuangan kemerdekaan Negara kita ini. Walaupun banyak mengalami rintangan dan kekangan dari para Kolonial Belanda, tetapi pesantren ini tetap mampu menyebarkan agama islam. Bahakan yang dulu penduduk islam di Indonesia hanya 20% setelah kemerdekaan menjadi 95%, hal ini sudah bisa menunjukan kelebihan dari pesantren itu sendiri. Selain itu alumni-alumni dari pesantren salaf ini mampu berkiprah dalam masyarakat pada masanya, karena ilmu yang ditimba sangat cukup untuk bekal hidup bermasyarakat, selain itu adanya keikhlasan dari kyai dan keberkahan dari kyai yang dulu memang sangat manjur. Walau metode yang digunakan itu dikatakan kuno, akan tetapi hasilnya cukup berkualitas. Serta menghasilkan santri yang bersifat akhlakul karimah dan berpijak teguh pada Al-qur’an dan As-sunnah. Pendidikan pesantren salaf ini bagus untuk pembentukan moral anak bangsa kita kedepan. Tapi harus juga diimbangi dengan ketrampilan, kreatifitas dan juga pengetahuan dari mereka.
Kekhasan pesantren salaf yang paling menonjol adalah kebutuhan akan ta’limu ulum addin (pembelajaran ilmu-ilmu keagamaan).14 Masyarakat muslim memiliki tradisi pendidikan keagamaan yang sangat kental dan biasanya menjadi program pendidikan yang utuh serta memenuhi seluruh rongga waktu santri. Untuk lebih rincinya dapat disimpulkan kelebihan-kelebihan dari pesantren salaf antara lain adalah sebagai berikut:
a.Ketakdziman seorang santri terhadap kyainya begitu kental
b.Tempat mencetak kader-kader islam yang berakhlakul karimah dan mumpuni terhadap kajian-kajian agama seperti ilmu fiqh, tasawuf ataupun ilmu alat
c.Sebagai tempat sentral belajar ilmu agama
d.Tempat pendidikan yang tak mengenal strata social
e.Mengajarkan semangat kehidupan demokrasi, bekerja sama, persaudaraan, persamaan, percaya diri dan keberanian hidup.
Dan masih banyak kelebihan yang dimiliki oleh pesantren salaf kita ini, alangkah lebih indahnya jika mampu diimbangi dengan kreatifitas para santri dalam menghadapi zaman yang terus berkembang. Tentulah pendidikan islam akan mengalami perbaikan dalam system serta out putnya.
C.Kelebihan Dan Kekurangan Pesantren Modern
1.Kelebihan Pesantren Modern
Dibelantika dunia pendidikan Indonesia, model-model pendidikan di pesantren adalah kondisi sesungguhnya yang kemudian melatar belakangi apa yang disebut dengan pendidikan keagamaan Islam. Namun sampai saat ini pendidikan di pesantren nyaris disebut pendidikan nonformal dan karenanya tidak ada sangkut pautnya dengan program evaluasi, akreditasi, maupun sertifikasi sebagaimana diberlakukan oleh Negara. Lalu lulusan pesantren murni semacam ini tidak mendapatkan akses yang sama seperti keluaran lembaga pendidikan lain. Akan tetapi hal demikian tidak akan terjadi lagi dalam dunia pesantren baru kita, yang biasa kita kenal dengan pesantren modern. Karena dalam pesantren modern telah melakukan perubahan terhadap kurikulum, metode dalam melakukan proses pembelajaran seperti perubahan dalam:
a.System pengajaran dari perseorangan atau sorogan menjadi system klasikal yang kemudian disebut sebagai madrasah.
b.Diberikannya pengetahuan umum disamping masih mempertahankan pengetahuan agama dan bahasa Arab.
c.Bertambahnya komponen pendidikan pondok pesantren, misalnya keterampilan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
d.Diberikannya ijazah bagi santri yang telah menyelesaikan studinya di pesantren, yang terkadang ijazah tersebut disesuaikan dengan ijazah negeri.15
Selain perubahan tersebut , dunia pesantren modern juga telah menerima bahkan mau memanfaatkan perkembangan tekhnologi yang ada. Para santri tidak hanya diajari dan dibacakan kitab-kitab klasik yang menjadi jati diri pesantren, akan tetapi mereka juga diperbolehkan belajar ilmu-ilmu umum juga tekhnologi seperti belajar ilmu alam, social, bahasa asing selain bahasa arab, computer bahkan untuk zaman sekarang internetpun telah diajarkan kepada mereka. Tentunya itu dilakukan guna menciptakan para santri menjadi manusia yang cerdas spiritual dan peka terhadap perubahan zaman. Perubahan yang terjadi dalam pesantren juga merupakan kelebihan akan perkembangan pesantren itu sendiri, adapun kelebihan-kelebihan yang lain dapat dituliskan sebagai berikut:
a.Adanya perubahan yang signifikan dalam system, metode serta kurikulumnya.
b.Mau membuka tangan untuk menerima perubahan zaman.
c.Semangat untuk membantu perkembangan pendidikan di Indonesia tidak hanya dalam pendidikan agama saja.
d.Dibangunnya madrasah-madrasah bahkan perguruan tinggi guna mengembangkan pendidikan baik agama ataupun umum dalam lingkungan pesantren.
e.Mampu merubah sikap kekolotan pesantren yang terdahulu menjadi lebih fleksibel.
f.Perubahan terhadap out putnya yang tidak hanya menjadi seorang guru ngaji,ataupun guru agama di desa. Sekarang merambah ke dalam dunia politik, ekonomi dan beberapa bidang lainnya.
Pesantren yang bercorak modern telah banyak bermunculan di tengah-tengah kehidupan kita, dan yang marak dijadikan sebagai figur seperti yang disebutkan oleh Nurcholish Madjid adalah pesantren gontor, menurut beliau system dan metode yang digunakan pesantren itu sudah modern, sehingga mampu memberikan nuansa kritis, analisis, dan berwawasan luas.16 Selain itu santri di gontor tidak hanya dituntut untuk belajar bahasa arab klasik saja, tetapi juga bahasa inggris yang dibutuhkan untuk mencari ilmu masa sekarang. System pendidikan pada pondok Gontor dijadikan model dalam modernisasi pendidikan yang digagas oleh Nurcholish Majid. Hal ini bisa penulis jadikan contoh kelebihan yang kongrit dari apa yang disebut dengan pesantren modern.
2.Kekurangan Pesantren Modern
Ketika ada kelebihan tentunya akan ada kekurangan yang hadir mendampinginya. Begitu juga dengan ponpes modern, selain memiliki kelebihan-kelebihan diatas, juga mempunyai kekurangan. Walaupun dengan berkembangnya pemikiran dan paradigma baru dari tradisi pesantren yang dulu, munculnya pesantren modern ini menjadikan kendala akan berkembangnya pesantren salaf, selain itu pada realita yang ada belum semua pesantren yang menklaim dirinya sebagai pesantren modern telah memiliki sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Seiring dengan bertambahnya kebutuhan yang dioerlukan untuk pengembangan ponpes modern, para vsantri yang akan menimba ilmu di dalamnya harus membayar sedikit agak mahal dari pada pesantren model lama. Sehingga mengakibatkan sulitnya orangtua yang memiliki taraf ekonomi tengah ke bawah untuk menyekolahkan anaknya di ponpes tersebut. Bagi ponpes modern yang telah berkembang dan memiliki ratusan, bahkan ribuan santri terkadang mengalami sedikit kesulitan dalam mengondisikan santri-santrinya sehingga memberikan peraturan-peraturan ponpes yang harus dijalankan santri. Namun realita yang ada peraturan yang telah dibuat terlalu ketat sehingga santri merasa terkekang hidup di dalam pesantren. Bahkan ada yang berkata hidup di pesantren seperti hidup di penjara suci. Sehingga tidak sedikit santri yang tidak betah dan akhirnya keluar dari ponpes tersebut. Masih terkait dengan jumlah santri yang cukup besar, terkadang para pengurus ponpes mengalami kesulitan dan tidak mampu mengurus santrinya satu persatu, hal ini dijadikan kesempatan oleh santri yang merasa jenuh, untuk kabur dari pesantren. Tidak sedikit santri dari berbagai ponpes modern yang mampu melihat indahnya malam diluar lingkungan pesantren tanpa sepengetahuan pengurus. Selain itu kebiasaan “ngalap berkah kyai” dalam dunia ponpes modern mulai sedikit berkurang, karena santri tidak bisa sering bertemu bahkan diajar oleh kyai dari ponpes yang mereka huni. Karena sudah ada dan telah terbentuk staf pengajar baik dilingkungan pesantren maupun di madrasahnya. Hal tersebut hanya sedikit dari kekurangan ponpes modern yang penulis ketahui, tentunya masih ada lagi kekurangan-kekurangan yang lain. Dari uaraian di atas dapat penulis tuliskan kekurangan-kekurangn tersebut seperti dibawah ini:
a.Kurang takdzimnya santri kepada kyai, karena santri lebih patuh pada peraturan pesantren.
b.Ketatnya peraturan-peraturan yang dibuat, yang menyebabkan ketidaknyamanan santri dalam belajar.
c.Ilmu-ilmu agama yang diberikan tidak lagi diberikan secara intensif.
d.Terdapatnya kecenderungan santri yang semakin kuat untuk mempelajari IPTEK.
e.Tradisi “ngalap berkah kyai” sudah tidak lagi menjadi fenomena yang dalam pesantren.
Selama masih ada nafas pendidikan di dunia ini selama itu pula dunia pendidikan akan terus mengalami perubahan sebagai tuntutan zaman. Maka dari itu tidak akan pernah habis manusia untuk mencari dan merubah baik system, metode, kurikulum dan dari segi lainnya untuk memajukan pendidikan. Selama itu pula kelebihan dan kekurangan akan terus melekat dalam setiap perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan. Kelebihan dan kekurangan dari pesantren modern ini juga tidak menutup kemungkinan akan mengalami perubahan dalam sejarah perkembangan pendidikan Islam.
D.Sikap Pesantren Salaf Dan Modern Dalam Menghadapi Modernisasi
Sebagai lembaga pendidikan Islam yang mengandung makna keaslian Indonesia (indigenous), posisi pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam merupakan sub system pendidikan nasional. Karena itu, pendidikan pesantren memiliki dasar yang cukup kuat, baik secara ideal, konstitusional maupun teologis. Landasan ideologis ini menjadi penting bagi pesantren, terkait eksistensinya sebagai lembaga pendidikan yang sah, menyejarah dan penunjuk arah bagi semua aktivitasnya. 17 Selain itu landasan ini juga dijadikan sebagai acuan bagi pesantren untuk bersikap dalam menghadapi kemajuan perubahan zaman.
Sedangkan dasar teologis pesantren adalah ajaran Islam yakni bahwa melaksakan pendidikan agama merupakan perintah dari Tuhan dan merupakan ibadah kepada-Nya. Dasar yang di pakai adalah Al-qur’an dan Hadits. Di samping itu pendidikan pesantren didirikan atas dasar tafaqquh fi al-din, yaitu kepentingan umat untuk memperdalam ilmu pengetahuan agama.
Selain landasan-landasn yang telah ada, pesantren juga memiliki tujuan. Tujuan pendidikan pesantren yang lebih komprehensif disampaikan oleh Mastuhu dengan merumuskan bahwa tujuan pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, bermanfaat kepada masyarakat dan teguh dalam menyebarkan agama.18
Setelah kita mengetahui lanadasan dan tujuan pesantren pada umumnya, yang tengah menjadi permasalahn kini adalah bagaimana sikap pesantren baik salafi ataupun modern untuk menghadapi relitas modernisasi kehidupan saat ini? Ketika kita tengok lagi mengenai pesantren salaf, yang mana ia tak mau tersentuh sedikitpun oleh modernisasi, itu sebenarnya merupakan tantangan baginya. Karena bagaimanapun tuntutan masyarakat selalu berubah. Untuk zaman sekarang ini ketika kita hanya sibuk dengan urusan ukhrowi saja lalu bagaimana kita bisa terus mempertahankan eksistensi kita sebagai manusia yang dituntut untuk memenuhi kebutuhan raga. Karena pada hakekatnya manusia memiliki dua unsur(jiwa,raga) yang mana keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bukankah cendikiawan-cendekiawan kita dahulu selain berilmu agama, berakhlakul karimah mereka juga ahli ilmu untuk mengurus dan memajukan dunia islam pada khususnya. Mungkin pesantren salaf harus mempunyai ketegasan sikap dalam menghadapi kemajuan zaman, agar eksistensi dan kiprahnya tetap dapat diterima semua kalangan. Karena selain tantangan zaman, tantangan dari diri pesantren salaf sendiri harus segera disikapi, seperti halnya beberapa problem yang terjadi dalam pesantren salaf antara lain: problem kurikulum, problem kualitas dan kuantitas pesantren salaf, problem metode pengajaran, bahkan problem seorang kyai yang telah mengalami regenerasi. Untuk menyikapi hal-hal tersebut sungguh tidak mudah, mungkin pesantren salaf harus memberikan terobosan baru dalam pendidikan agama Islam. Bisa dengan merubah “kelamin” menjadi pesantren modern atau melakukan hal baru untuk mempertahankan kesalafiyahannya agar dapat relevan dengan kondisi sekarang.
Perkembangan ilmu fiqih misalnya, sebagai ciri paling menonjol diseluruh pesantren di Indonesia, justru dikritik oleh kyai-kyai yang sudah mulai berfikir kritis sebagai tidak mengalami kemajuan apa-apa, bahkan cenderung melanggengkan tradisi pengembangan ilmu fiqih secara keliru.Dari segi kompetensi santri juga demikian, pesantren kurang menekankan aspek pentingnya membaca, menulis, dan mendengar seperti tuntutan ilmu pengetahuan modern. Banyak pesantren yang mambiarkan santri bertahun-tahun hidup dipesantren, bahkan sampai usia lanjut, tidak diajarkan cara membaca secara mandiri kitab gundul dengan benar. Itu karena di banyak pesantren cara baca sorogan masih cukup mendominasi. Sehingga setelah lulus santri tersebut sesungguhnya belum menguasai seni membaca kitab arab, kecuali kitab-kitab muktabar yang sudah dibedakan gurunya.
Seni penulisan pada kitab-kitab kuning yang digunaka di pesantren umumnya adalah system penulisan kuno (menggunakan system matan dan hasyiyah) yang untuk katagori perkembangan zaman seharusnya sudah sangat menyulitkan, tidak efektif, dan perlu penulisan ulang. Namun, karena ini semua kurang dipahami dan dijalankan sehingga tradisi menulis pesantren turut tenggelam bersama pengaruh penulisan masalah pada masa lalu.19
Selanjutnya untuk pesantren modern bagaimana menyikapi modernitas yang telah membaur menjadi satu dalam system pembelajaranya? Apakah pesantren modern mampu menjaga tujuan utama untuk mengajarkan agama Islam atau justru ikut terbawa arus dari modernisasi itu sendiri? Akan tetapi berdasarkan realita yang ada pesantren modern mampu unuk mengatasi modernitas dan mempertahankan keislaman mereka. Contohnya saja ponpes modern Gontor yang mampu mencetak santri-santrinya selain ahli dalam agama juga ahli dalam ilmu umum, LPI al-Hikmah sekolah Islam modern di Surabaya juga mampu menyeimbangkan antara pendidikan Islam dan modern.20
Selain permasalahan keseimbangan antara kedua pendidikan tersebut, masih ada permasalahan yang dihadapi pesantren, yakni masalah akses melanjutkan pendidikan secara lintas jalur atau bekerja di instansi-instansi resmi, semacam menjadi PNS atau melamar menjadi guru agama menjadi persoalan besar bagi kalangan pesantren. Tidak semua santri punya niat yang sangat kuat menjadi kyai. Menurut isu Depag, kisarannya tidak melibihi 10%. Hal lain, peristiwa gugurnya banyak caleg (calon legislatif) dari kalangan orang pesantren yang gagal mendaftar jadi anggota legislative gara-gara ijazah pesantren tidak diakui Negara merupakan kisah paling heboh mengenai quoradis pesantren saat ini. Seperti kita ketahui, untuk mengatasi situasi darurat, para caleg itu lalu mengikuti program penyetaraan paket C (tingkat SMA). Banyak pesantren kemudian menyelenggarakannya secara sporadis sehingga terkesan ada obral ijazah. Bagi yang tidak sabar dengan program ini ada yang mendatangi Departemen Agama dan menntut pengakuan atas ijazah pesantren. Sudah bisa dipastikan Departemen Agama kelimpungan karna perangkat hukumnya tidak ada. Maka persoalan ini dibawa ke kancah pembaharuan pendidikan ,melalui reformasi pendidikan yang diusung oleh UU Sisdiknas 2003.21 Hal-hal semacam ini harus dijadikan pembelajaran untuk kalangan pesantren dalam bersikap selanjutnya.
Alangkah prihatinnya umat Islam di Indonesia ini jika pada zaman kemerdekaan yang maju dan canggih seperti sekarang masih ada pondok pesantren gaya lama yang mengajar santrinya dengan buku-buku lama, materi yang diajarkan juga hanya masalah ritual/ peribadatan sempit, wawasan yang disajikan hanya wawasan lokal, metode yang diajarkan hanya mencontoh atau meniru dan system yang dipakai adalah system yang feodalistik. Pondok semacam ini tidak seharusnya boleh ada lagi di Indonesia karena amat berbahaya bagai masa depan generasi muda umat dan generasi muda bangsa. Pondok semacam ini bisa menjadi kantong-kantong pembodohan generasi muda yang nantinya mengahasilkan produk yang pasif, picik, emosional, labil dan membebani upaya pembangunan masyarakat.22
Bagi pesantren yang menyelenggarakan satuan atau program pendidikan dengan system yang sudah berjalan selama ini tentu tidak menghadapi masalah apa-apa. Namun, bagi pesantren yang tetap ingin nenyelenggarakan ilmu agama murni atau tetap tidak mau ikut sepenuhnya kurikulum Negara, peluangnya terdapat di dua model berikut ini:
1.Apa pun satuan dan program pendidikan yang diselenggarakannya akan di hitung oleh hukum Negara sebagai bukan pendidikan formal melalui proses standarisasi dan akreditasi. Jika pesantren semcam ini mengeluarkan ijazah, maka ijazah nya tentu bukan ijazah yang berstatus terakreditasi. Pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal tanpa akreditasi, maka pesantren tetap seperti sedia kala, akan besar bersama penerimaan masyarakat. Dengan mengecualikan santri diusia 7-15 tahun karena wajib bagi mereka mengikuti program wajar Diknas 9 tahun.
2.Jika pendidikan yang dikembangkan pesantren tidak memenuhi criteria standar nasional pendidikan dan tidak melampau proses akreditasi, akan tetapi pesantrn tersebut mampu menciptakan keluaran pendidikan yang kualitas kompetensinya memadahi. Maka peluang pengakuan pesantren ,masih bisa titempuh ,melalui proses pengakuan akreditasi yang dilakuakan oleh mentri pendidikan nasional dan mentri agama. Pengakuan setara pendidika formal yang akan diperoleh pesantren ini masihjauh lebih memungkinkan dari pengakuan Negara atas penyetaraan yang diperuntukkan pada peserta didik pendidikan non formal dan in formal (UU Sisdiknas).23
Kaum santri pada umumnya kini sudah mendengar bahwa UU Sisdiknas baru, telah mengadopsi model pesantren sebagai bagian integral dalam system pendidikan nasional. Ini bisa dimaknai angin segar bagi model pendidikan yang merasa terpinggirkan seperti pesantren selama ini.24 Setelah kita mengetahui apa dan bagaimana kita harus menyikapi hal-hal yang menyangkut system pendidikan pesantren, kini kita harus berpikir kembali untuk terus mengembangkan dan memperbahuri system pendidikan pesantren kita agar tidak ketinggalan dan membukitikan bahwa kaum muslim juga mampu menjadi cendekia dalam bidang ilmu pendidikan, baik agama maupun umum. Karena bagaimanapun pesantren adalah satu-satunya lembaga pendidikan agama islam yang memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain, selain itu peran pesantren dalam sejarah Indonesia sangat berpengaruh, sehingga eksistensi dan kiprahnya harus terus dijaga.

IV.KESIMPULAN
Pesantren diartikan berbeda-beda oleh para tokoh kita, secara etimologi pesantren berasal dari kata “santri” yang mendapat awalan pe- dan akhiran -an yang berarti tempat tinggal santri. Ensiklopedi Islam memberikan gambaran yang berbeda yakni bahwa pesantren itu berasal dari bahasa Tamil yang artinya guru mengaji atau dari bahasa India Shastri dan kata Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau ilmu tentang pengetahuan. Adapula yang mengatakan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan yang sudah berdiri sejak ratusan tahun yang lalu. Dan dilembaga inilah diajarkan dan dididikan ilmu dan nilai-nilai agama kepada santri.
Sedangkan arti dari pesantren salaf adalah lembaga pesantren yang mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik (salaf) sebagai inti pendidikan. Seiring majunya zaman, pesantren juga mengalami kemajuan baik dalam system, kurikulum, ataupun metodenya, materi ajarnya juga tidak hanya pelajaran-pelajaran agama, pelajaran umum dan ketrampilanpun juga diajarkan dalam model pesantren yang biasa disebut sebagai pesantren modern.
Dalam diri dua pesantren tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, pada pesantren salaf masih terkenal dengan kekolotan dan ketradisonalannya dalam mengembangakan agama islam, akan tetapi para santrinya sangat mumpuni dalam hal agama. Sedangkan dalam pesantren modern keseimbangan antara ilmu umum dan agam sudah cukup baik dan diharapkan dengan adanya pesantren modern mampu menciptakan cendekiawa muslim dalam kancah dunia pendidikan kita. Akan tetapi seiring bertambahnya kebutuhan yang harus terpenuhi dalam ponpes modern ini, menjadikan biaya untuk belajar disana menjadi semakin mahal, khususnya untuk kalangan menengah kebawah.
Pesantren salaf ataupun modern pada zaman ini memilki tantangan yang lebih seiring dengan modernisasi di Indonesia, untuk itu perlu adanya sikap-sikap yang cerdas untuk menghadapinya. Bagi ponpes modern kiranya tidak begitu rumit, hanya saja perlu adanya kontroling dan monitoring dalam mengamati arus modernisasi agar keseimbangan agama dam ilmu umum tetap berjalan sesuai kadarnya.
Akan tetapi bagi posantren salafiyah, sebaiknya harus sedikit membuka hati menerima kemajuan zaman seperti saat sekarang ini, agar nantinya santri-santri tidak hanya mahir dalam agama saja tapi tidak tahu akan dunia ini, mungkin harus sedikit berkaca kepada cendekiawan muslim terdahulu, dimana kejayaan Islam berlangsung.

V.PENUTUP
Demikianlah uraian makalah tentang tantangan pesantren salaf dan modern dalam dunia pendidikan kita. Masih banyak salah dan keliru dalam penulisan kami, untuk itu demi kesempuirnaan makalah kami yang selanjutnya, kritik dan saran dari pembaca kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Amsyari, fuad. Peluang dan tantangan umat Islam Indinesia. 1993.Bandung:Al- Bayan
Asrohah, hanun. Sejarah Pendidikan Islam.1999.Jakarta:PT Logos
Burhanudin, jajat. Mencetak Muslim Modern.2006.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Daulay, haidar putra. Pendidikan Islam.2004.Jakarta:Prenada Media
Direktorat jendral agama Islam. Pendidikan Islam dalam paradigma baru pendidikan Nasional.2005.Jakarta:Depag RI
Direktorat jendral agama Islam. Rekonstruksi sejarah pendidikan Islam di Indonesia.2005.Jakarta:Depag RI
Djamas,nurhayati. Dinamika pendidikan Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan.2009.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
Hasbullah. Kapita selekta pendidikan islam.1999.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
Muthohar, ahmad. Ideologi pendidikan pesantren.2007.Semarang:pustaka rizki putra
Yasmadi. Modernisasi pesantren.2002.Jakarta:Ciputat Pers



0 comments:

Copyright © 2013. BloggerSpice.com - All Rights Reserved
Customized by: MohammadFazle Rabbi | Powered by: BS
Designed by: Endang Munawar