Riwayat Abu Dawud



  1. ABU DAWUD
  1. Pertumbuhan beliau.
a.       Nama:
·         Menurut Abdurrahman bin Abi Hatim, bahwa nama Abu Daud adalah Sulaiman bin al Asy’ats bin Syadad bin ‘Amru bin ‘Amir.
·         Menurut Muhammad bin Abdul ‘Aziz Al Hasyimi; Sulaiman bin al Asy’ats bin Basyar bin Syadad.
Ibnu Dasah dan Abu ‘Ubaid Al Ajuri berkata; Sulaiman bin al Asy’ats bin Ishaq bin Basyir bin Syadad. Pendapat ini di perkuat oleh Abu Bakr Al Khathib di dalam Tarikhnya. Dan dia dalam bukunya menambahi dengan; Ibnu ‘Amru bin ‘Imran al Imam, Syaikh as Sunnah, Muqaddimu al huffazh, Abu Daud al-azadi as-Sajastani, muhaddits Bashrah.

  1. Nasab beliau:
·         Al Azadi, yaitu nisbat kepada Azd yaitu qabilah terkenal yang ada di daerah Yaman.
·         Sedangkan as-Sijistani, ada beberapa pendapat dalam nisbah ini, di antaranya:
Ada yang berpendapat bahwasan as Sijistani merupakan nisbah kepada daerah Sijistan, yaitu daerah terkenal. Ada juga yang berpendapat bahwa as sijistani merupakan nisbah kepada sijistan atau sijistanah yaitu suatu kampung yang ada di Bashrah. Tetapi menurut Muhammad bin Abi An Nashr bahwasannya di Bashrah tidak ada perkampung yang bernama as-Sijistan. Namun pendapat ini di bantah bahwa di dekat daerah Ahwaz ada daerah yang disebut dengan Sijistan
As Sam’ani mengutip satu pendapat bahwa as-sijistan merupakan nisbah kepada sijistan, yaitu salah suatu daerah terkenal yang terletak di kawasan Kabul
Abdul Aziz menyebutkan bahwasannya sijistan merupakan nisbah kepada Sistan, yaitu daerah terkenal yang sekarang ada di Negri Afganistan.
  1. Tanggal lahir:
Tidak ada ulama yang menyebutkan tanggal dan bulan kelahiran beliau, kebanyakan refrensi menyebutkan tahun kelahirannya. Beliau dilahirkan pada tahun 202 H. disandarkan kepada keterangan dari murid beliau, Abu Ubaid Al Ajuri ketika beliau wafat, dia berkata: aku mendengar Abu Daud berkata: “Aku dilahirkan pada tahun 202 Hijriah”
  1. Aktifitas beliau dalam menimba ilmu
Ketika menelisik biografi imam Abu Daud, akan muncul paradigma bahwasanya beliau semenjak kecil memiliki keahlian untuk menimba ilmu yang bermanfaat. Semua itu ditunjang dengan adanya keutamaan yang telah di anugerahkan Allah kepadanya berupa kecerdasan, kepandaian dan kejeniusan, disamping itu juga adanya masyarakat sekelilingnya yang mempunyai andil besar dalam menimba ilmu.
Dia semenjak kecil memfokuskan diri untuk belajar ilmu hadits, maka kesempatan itu dia gunakan untuk mendengarkan hadits di negrinya Sijistan dan sekitarnya. Kemudian dia memulai rihlah ilmiahnya ketika menginjak umur delapan belas tahun.
Dia merupakan sosok ulama yang sering berkeliling mencari hadits ke berbagai belahan negri Islam, banyak mendengar hadits dari berbagai ulama, maka tak heran jika dia dapat menulis dan menghafal hadits dengan jumlah besar yaitu setengah juta atau bahkan lebih dari itu. Hal ini merupakan modal besar bagi berbagai karya tulis beliau yang tersebar setelah itu keberbagai pelosok negri islam, dan menjadi sandaran dalam perkembangan keilmuan baik hadits maupun disiplin ilmu lainnya.
  1. Rihlah beliau
Iman Abu Daud adalah salah satu Iman yang sering berkeliling mencari hadits ke negri-negri Islam yang ditempati para Kibarul Muhadditsin, beliau mencontoh para syaikhnya terdahulu dalam rangka menuntut ilmu dan mengejar hadits yang tersebar di berbagai daerah yang berada di dada orang-orang tsiqat dan Amanah. Dengan motivasi dan semangat yang tinggi serta kecintaan beliau sejak kecil terhadap ilmu-ilmu hadits, maka beliau mengadakan perjalanan (Rihlah) dalam mencari ilmu sebelum genap berusia 18 tahun.
Adapun negri-negri islam yang beliau kunjungi adalah;
a.       Iraq; Baghdad merupakan daerah islam yang pertama kali beliau masuki, yaitu pada tahun 220 hijriah
b.      Kufah; beliau kunjungi pada tahun 221 hijriah.
c.       Bashrah; beliau tinggal disana dan banyak mendengar hadits di sana, kemudian keluar dari sana dan kembali lagi setelah itu.
d.      Syam; Damsyiq, Himsh dan Halb.
e.       AL Jazirah; masuk ke daerah Haran, dan mendengar hadits dari penduduknya.
f.       Hijaz; mendengar hadits dari penduduk Makkah, kemungkinan besar saat itu perjalanan beliau ketika hendak menunaikan ibadah haji.
g.      Mesir
h.      Khurasan; Naisabur dan Harrah, dan mendengar hadits dari penduduk Baghlan.
i.        Ar Ray
j.        Sijistan; tempat tinggal asal beliau, kelaur dari sana kemudian kembali lagi, kemudian keluar menuju ke Bashrah.
  1. Guru-guru beliau
Di antara guru beliau yang terdapat di dalam sunannya adalah;
a.       Ahmad bin Muhammmad bin Hanbal as Syaibani al Bagdadi
b.      Yahya bin Ma’in Abu Zakariya
c.       Ishaq binIbrahin bin Rahuyah abu ya’qub al Hanzhali
d.      Utsman bin Muhammad bin abi Syaibah abu al Hasan al Abasi al Kufi.
e.       Muslim bin Ibrahim al Azdi
f.       Abdullah bin Maslamah bin Qa’nab al Qa’nabi al Harits al Madani
g.      Musaddad bin Musarhad bin Musarbal
h.      Musa bin Ismail at Tamimi.
i.        Muhammad bin Basar.
j.        Zuhair bin Harbi (Abu Khaitsamah)
k.      Umar bin Khaththab as Sijistani.
l.        Ali bin Al Madini
m.    Ash Shalih abu sarri (Hannad bin sarri).
n.      Qutaibah bin Sa’id bin Jamil al Baghlani
o.      Muhammad bin Yahya Adz Dzuhli
  1. Murid-murid beliau
Diantara murid-murid beliau, antara lain;
a.       Imam Abu ‘Isa at Tirmidzi
b.      Imam Nasa’i
c.       Abu Ubaid Al Ajuri
d.      Abu Thayyib Ahmad bin Ibrahim Al Baghdadi (Perawi sunan Abi Daud dari beliau).
e.       Abu ‘Amru Ahmad bin Ali Al Bashri (perawi kitab sunan dari beliau).
f.       Abu Bakar Ahmad bin Muhammad Al Khallal Al Faqih.
g.      Isma’il bin Muhammad Ash Shafar.
h.      Abu Bakr bin Abi Daud (anak beliau).
i.        Zakaria bin Yahya As Saaji.
j.        Abu Bakar bin Abi Dunya.
k.      Ahmad bin Sulaiman An Najjar (perawi kitab Nasikh wal Mansukh dari beliau).
l.        Ali bin Hasan bin Al ‘Abd Al Anshari (perawi sunsn dari beliau).
m.    Muhammad bin Bakr bin Daasah At Tammaar (perawi sunan dari beliau).
n.      Abu ‘Ali Muhammad bin Ahmad Al Lu’lu’i (perawi sunan dari beliau).
o.      Muhammad bin Ahmad bin Ya’qub Al Matutsi Al Bashri (perawi kitab Al Qadar dari beliau).
  1. Persaksian para ulama terhadap beliau
Banyak sekali pujian dan sanjungan dari tokoh-tokoh terkemuka kalangan imam dan ulama hadits dan disiplin ilmu lainnya yang mengalir kepada imam Abu Daud Rahimahullah, diantaranya adalah;
a.       Abdurrahman bin Abi Hatim berkata : Abu daud Tsiqah
b.      Imam Abu Bakr Al Khallal berkata: Imam Abu Daud adalah imam yang dikedepankan pada zamannya.
c.       Ibnu Hibban berkata: Abu Daud merupakan salah satu imam dunia dalam bidang ilmu dan fiqih.
d.      Musa bin Harun menuturkan: Abu Daud diciptakan di dunia untuk hadits dan di akhirat untuk Syurga, dan aku tidak melihat seorangpun lebih utama daripada dirinya.
e.       Al Hakim berkata: Abu Daud adalah imam bidang hadits di zamannya tanpa ada keraguan.
f.       Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An Nawawi menuturkan: Para ulama telah sepakat memuji Abu Daud dan mensifatinya dengan ilmu yang banyak, kekuatan hafalan, wara’, agama (kesholehan) dan kuat pemahamannya dalam hadits dan yang lainnya.
g.      Abu Bakr Ash Shaghani berkata: Hadits dilunakkan bagi Abi Daud sebagaimana besi dilunakkan bagi Nabi Daud.
h.      Adz Dzahabi menuturkan:Abu Daud dengan keimamannya dalam hadits dan ilmu-ilmu yang lainnya,termasuk dari ahli fiqih yang besar,maka kitabnya As Sunan telah jelas menunjukkan hal tersebut.
  1. Sifat kitab sunan Abi Daud
Imam Abu Daud menyusun kitabnya di Baghdad. Prioritas penysusnan kitabnya adalah masalah hukum, jadi kumpulan haditsnya lebih terfokus kepada hadits tentang hukum. Sebagaimana yang di ungkapkan oleh as Suyuthi bahwasannya Abu Daud hanya membatasi dalam bukunya pada hadits-hadits yang berkaitan dengan hukum saja.
Abu Bakar bin Dasah menuturkan; aku mendengar Abu Daud berkata: Aku menulis dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebanyak lima ratus ribu hadits, kemudian aku pilah-pilah dari hadits-hadits tersebut dan aku kumpulkan serta aku letakkan dalam kitabku ini sebanyak empat ribu delapan ratus Hadits. Aku sebutkan yang shahih, yang serupa dengannya dan yang mendekati kepada ke shahihan. Cukuplah bagi seseorang untuk menjaga agamanya dengan berpegangan terhadap empat hadits, yaitu; yang pertama;’segala perbuatan harus di sertai dengan niat,’ yang kedua; ‘indikasi baik islamnya seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya.’ Yang ketiga; ‘tidaklah seorang mu’min menjadi mu’min yang hakiki, sehingga dia rela untuk saudaranya sebagaimana dia rela untuk dirinya sendiri.’ Dan yang kelima; ‘yang halal itu sudah jelas..’
  1. Hasil karya beliau
Adapun hasil karya beliau yang sampai kepada kita adalah;
a.       As Sunan
b.      Al marasil
c.       Al Masa’il
d.      Ijabaatuhu ‘an su’alaati Abi ‘Ubaid al Ajuri
e.       Risalatuhu ila ahli Makkah
f.       Tasmiyyatu al Ikhwah alladziina rowaa ‘anhum al hadits
g.      Kitab az zuhd
Adapun kitab beliau yang hilang dari peredaran adalah;
a.       Ar Radd ‘ala ahli al qadar
b.      An Nasikh wal Mansukh
c.       At Tafarrud
d.      Fadla’ilu al anshar
e.       Musnad Hadits Malik
f.       Dala’ilu an nubuwwah
g.      Ad du’aa’
h.      Ibtidaa’u al wahyi
i.        Akhbaru al Khawarij
j.        Ma’rifatu al awqaat
  1. Wafatnya beliau
Abu ‘Ubaid al Ajuri menuturkan; ‘Imam abu daud meninggal pada hari jum’at tanggal 16 bulan syawwal tahun 275 hijriah, berumur 73 tahun. Beliau meninggal di Busrah. Semoga Allah selalu melimpahkan rahmatNya dan meridlai beliau

0 comments:

Copyright © 2013. BloggerSpice.com - All Rights Reserved
Customized by: MohammadFazle Rabbi | Powered by: BS
Designed by: Endang Munawar