contoh takhrij hadits Yang Berhubungan Dengan Salam
Untuk mengetahui kuat lemahnya (nilai) suatu hadits, antara lain diperlukan
pengetahuan secara lengkap terhadap Hadits tersebut, baik dari segi matan
maupun sanadnya. Dan untuk mengetahuinya perlu dilacak lewat sumber-sumbernya
yang asli (sumber primer).
Para ulama telah menyusun berbagai macam kitab petunjuk untuk
melacak/mencari Hadits dalam sumber-sumber primer, ada yang bernama “Athraf”,
“Miftah”, dan ada pula yang bernama “al-Mu’jam”. Masing – masing kitab petunjuk
ini berbeda-beda sistem dan metode penyusunannya. Dalam uraian ini akan
dijelaskan bagaimana cara menemukan suatu hadits dalam sumber- sumber, sehingga
dapat diketahui matan dan sanadnya yang lengkap, dan pada gilirannya nanti akan
diketahui pula nilai Hadits tersebut (bila diperlukan). Istilah yang sudah baku
dalam masalah ini adalah takrij al-Hadits.
Takhrij adalah bentuk masdar dari kata kerja خرّج, يخرّج, تخريجا. Dalam kamus al-Munjid fi al-Lughah
disebutkan bahwa : menjadikan sesuatu keluar dari sesuatu tempat atau
menjelaskan suatu masalah.
Sedangkan Menurut Istilah Takhrij Adalah Menunjukkan letak Hadits dalam
sumber-sumber yang asli (sumber primer) di mana diterangkan rangkaian sanadnya
kemudian menjelaskan Hadits dalam sumber – sumber yang asli (sumber primer) di
mana diterangkan rangkaian sanadnya kemudian menjelaskan Hadits itu bila perlu.
B.
PEMBAHASAN
1.
Hadist-Hadist Yang Berhubungan Dengan Salam
a)
Hadist Dari Mausuah
1- حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ عَنْ دَرَّاجٍ أَبِي السَّمْحِ
عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَيْتُمْ الرَّجُلَ يَتَعَاهَدُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوا
لَهُ بِالْإِيمَانِ فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ
اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ
الْآيَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ
2-
حَدَّثَنَا
أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا رِشْدِينُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ عَنْ
دَرَّاجٍ عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَيْتُمْ الرَّجُلَ يَعْتَادُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوا
لَهُ بِالْإِيمَانِ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ
آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ عَنْ دَرَّاجٍ عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ إِلَّا
أَنَّهُ قَالَ يَتَعَاهَدُ الْمَسْجِدَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ
وَأَبُو الْهَيْثَمِ اسْمُهُ سُلَيْمَانُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَبْدٍ الْعُتْوَارِيُّ
وَكَانَ يَتِيمًا فِي حِجْرِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ
3- وَبِهَذَا الْإِسْنَادِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِذَا رَأَيْتُمْ الرَّجُل يَعْتَادُ
الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوا لَهُ بِالْإِيمَانِ فَإِنَّ اللَّهَ قَالَ إِنَّمَا يَعْمُرُ
مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
b)
Klasifikasi Hadist Tentang Memakmurkan Masjid
Seorang Muslim Senantiasa hatinya
berkaitan dengan Masjid
حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي
عُمَرَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ عَنْ دَرَّاجٍ
أَبِي السَّمْحِ عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَيْتُمْ الرَّجُلَ يَتَعَاهَدُ الْمَسْجِدَ
فَاشْهَدُوا لَهُ بِالْإِيمَانِ فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ إِنَّمَا يَعْمُرُ
مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ
وَآتَى الزَّكَاةَ الْآيَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ
A.
Martabah Hadist
Tsiqoh
من الصبة ورتبتهم
اسمى المراتب للعدالة والتوثيق
B.
Takhrij Hadist
Hadist serupa bisa di ditemukan pada
riwayat lain yaitu:
v Sunan Ibnu Majah bab
al-masjid wal jama’ah no.794
v Sunan Ahmad bab
baqi’u assanad lil mukatsirin no. 11300
v Sunan Dairomy bab
Shalat no 11095
C.
|
D.
Kualitas Hadist
Shahih
حديث شريف مرفوع متصل سند واحد
E.
I’tibar Hadist
Hadist ini
menerangkan tentang Masjid adalah sentral kegiatan spiritual bagi umat
Islam. Masjid adalah rumah Allah yang suci dan disucikan. Pada masa kenabian,
masjid bukan saja digunakan untuk kegiatan shalat berjamaah, tetapi juga untuk
kegiatan muamalah. Masjid adalah lambang persatuan dan persauadaraan. Ketika
Nabi hijrah ke Madinah, aktivitas pertama yang dilakukan adalah membangun
masjid. Memakmurkan
masjid berarti ikut berpartisipasi mengoptimalkan fungsi dan peran masjid.
Aktivitas pertama dan paling utama dalam memakmurkan masjid adalah melaksanakan
shalat berjamaah. Karena dengan shalat berjamaah kita akan merasa dekat dengan
Allah dan bisa menjalin hubungan dengan umat manusia.
F.
Posisi dan Urgensi pada kesempurnaan Iman
Kaum Muslimin yang memakmurkan masjid adalah orang-orang yang
mendapatkan petunjuk. Allah Azza wajalla berfirman,
"Sesugguhnya orang-orang yang memaknurkan masjid hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikatn shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalan orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk." (Q.S. At-Taubali (9): 18)
"Sesugguhnya orang-orang yang memaknurkan masjid hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikatn shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalan orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk." (Q.S. At-Taubali (9): 18)
Fungsi masjid harus dioptimalkan tidak hanya untuk ibadah
mahdlah seperti shalat berjamaah, i’tikaf, majelis zikir, tapi juga untuk
kegiatan muamalah seperti pembentukan wadah koperasi masjid, pemberdayaan
ekonomi umat dan sebagai nya. Masjid juga dapat ditingkatkan peranannya untuk
membentuk generasi muda yang sehat, cerdas, dan berakhlak Islami. Dengan
demikian, mereka akan terhindar dari budaya moderen yang saat ini banyak
merusak keimanan dan akhlak generasi muda.
I. Membiasakan pergi
ke mesjid merupakan bukti kecintaan pada Allah
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ
حَدَّثَنَا رِشْدِينُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ عَنْ دَرَّاجٍ عَنْ
أَبِي الْهَيْثَمِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَيْتُمْ الرَّجُلَ يَعْتَادُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوا
لَهُ بِالْإِيمَانِ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ
آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ عَنْ دَرَّاجٍ عَنْ أَبِي الْهَيْثَمِ
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ إِلَّا
أَنَّهُ قَالَ يَتَعَاهَدُ الْمَسْجِدَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ
وَأَبُو الْهَيْثَمِ اسْمُهُ سُلَيْمَانُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَبْدٍ الْعُتْوَارِيُّ
وَكَانَ يَتِيمًا فِي حِجْرِ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ
A.
Martabah Hadist
Tsiqoh
من الصبة ورتبتهم اسمى المراتب للعدالة والتوثيق
B.
Takhrij Hadist
Hadist serupa bisa di ditemukan pada
riwayat lain yaitu:
v Sunan Tirmidzi bab iman
terhadap Rasulullah no. 2542
v Sunan Tirmidzi bab
tafsir Qur’an menurut Rasulullah no. 2018
v Sunan Ibnu Majah bab
masjid dan jama’ah no. 794
v Sunan Ahmad bab baqi’u assanad lil mukatsirin no.11224 dan
no. 11300
C.
|
D. Kualitas Hadist
Shahih
حديث شريف مرفوع
متصل سند واحد
E. I’tibar Hadist
Setiap amal yang baik
pasti ada nilai keutamaan yang telah ditetapkan oleh Allah swt dan Rasul-Nya.
Keutamaan yang sedemikian besar memotivasi kaum muslimin untuk selalu
melaksanakan kebaikan itu, begitu pula bila kita memakmurkan masjid sehingga
menjadi penting untuk kita pahami nilai keutamaannya.
Kedatangan seorang
muslim ke masjid dalam rangka memakmurkan masjid dengan berbagai aktivitas yang
bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakatnya membuatnya harus diakui
sebagai orang yang dapat membuktikan keimanan, karenanya kitapun tidak perlu
lagi meragukan keimanan orang yang suka datang ke masjid
F. Posisi dan Urgensi
pada kesempurnaan Iman
·
Orang yang sering datang ke masjid dalam rangka
memakmurkannya menunjukkan bahwa ia memiliki ikatan batin dengan masjid.
Kecintaan kita kepada masjid memang seharusnya membuat hati kita terpaut
kepadanya sejak kita keluar dari masjid hingga kembali lagi ke masjid. Manakala
seseorang telah memiliki ikatan hati yang begitu kuat dengan masjid, maka dia
akan menjadi salah satu kelompok orang yang kelak akan dinaungi oleh Allah pada
hari akhirat
·
Apabila hati seseorang telah memiliki rasa
cinta dan terpaut kepada masjid, tidak hanya akan membuat ia betah jika berada
di dalam masjid, tapi juga pembinaan yang didapat dari masjid akan memberikan
pengaruh yang sangat positif terhadap seluruh aktivitasnya di luar masjid.
II.
Memakmurkan mesjid adalah awal mencintai dan
percaya pada Allah dan Hari Akhir
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا رَأَيْتُمْ الرَّجُلَ يَعْتَادُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوا
عَلَيْهِ بِالْإِيمَانِ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ
مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ
A.
Martabah Hadist
Tsiqoh
Hifdzun
من الصبة ورتبتهم
اسمى المراتب للعدالة والتوثيق
B.
Takhrij Hadist
Hadist serupa bisa di ditemukan pada
riwayat lain yaitu:
v Sunan Tirmidzi bab
iman terhadap Rasulullah no. 2542
v Sunan Tirmidzi bab
tafsir Qur’an menurut Rasulullah no. 2018
v Sunan Ibnu Majah bab
masjid dan jama’ah no. 794
v Sunan Ahmad bab baqi’u assanad lil mukatsirin no.11224
dan no. 11300
C.
Kualitas Hadist
Shahih
حديث شريف مرفوع متصل اكثرمن سند
D.
Sanad Hadist
E.
I’tibar Hadist
Apabila hati
seseorang telah memiliki rasa cinta dan terpaut kepada masjid, tidak hanya akan
membuat ia betah jika berada di dalam masjid, tapi juga pembinaan yang didapat
dari masjid akan memberikan pengaruh yang sangat positif terhadap seluruh
aktivitasnya di luar masjid.
Mencapai derajat yang tinggi dan memperoleh
ampunan dari Allah swt merupakan dambaan setiap muslim, untuk meraihnya bisa
dilakukan dengan datang ke masjid dalam rangka memakmurkannya. Manakala
seseorang suka ke masjid, maka langkah-langkah kakinya akan dinilai sebagai
penghapus dosa dan pengangkat derajat hal inilah yang menjadi titik kunci
kepercayaanya pada Allah SWT dan Hari Akhir.
F.
Posisi dan Urgensi pada kesempurnaan Iman
Memakmurkan masjid membuat seorang muslim akan
memperoleh ketenangan, rahmat dan kemampuan melewati jembatan menuju surga, Masjid
itu adalah rumah setiap orang yang bertaqwa, Allah memberi jaminan kepada orang
yang menganggap masjid sebagai rumahnya, bahwa ia akan diberi ketenangan dan
rahmat serta kemampuan untuk melintasi shiratal mustaqim menuju keridhaan Allah.
Kepastian dicatatnya langkah-langkah menuju masjid
membuat sahabat Bani Salamah tidak jadi pindah ke dekat masjid, apalagi
Rasulullah saw menekankan agar sahabat Bani Salamah tetap tinggal di daerah
yang lebih jauh dari masjid, Dengan keutamaan yang sedemikian besar dan mulia,
seharusnya kita semakin termotivasi untuk memakmurkan dan memiliki
tanggungjawab yang lebih besar.
PENUTUP
Setiap muslim
(khususnya kaum laki-laki) wajib memakmurkan masjid-masjid Allah dengan
berbagai ibadah dan ketaatan, karena padanya ada keutamaan. Dan Allah menyifati
orang-orang yang memakmurkan masjid-masjidNya sebagai orang-orang mukmin.
Perkara-perkara
ini merupakan yang terpokok dari tujuan dibangunnya masjid, sebagaimana yang
pernah dikatakan oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam kepada seorang a’rabi (badui) yang kencing di
salah satu sudut masjid, setelah orang tersebut selesai dari kencingnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,
إن
هذه المساجد لا تصلح لشيء من هذا البول ولا القذر إنما هي لذكر الله عز وجل
والصلاة وقراءة القرآن
“Sesungguhya masjid-masjid ini tidak pantas
digunakan untuk tempat kencing dan berak, tetapi hanyasanya ia (dibangun) untuk
dzikrullah, shalat dan membaca al-Qur’an.”
Oleh karena itu masjid merupakan tempat yang paling dicintai
oleh Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
أحب
البلاد إلى الله مساجدها و أبغض البلاد إلى الله أسواقها
“Tempat yang paling dicintai Allah adalah
masjid-masjidnya dan yang paling dibenci Allah adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah t)
Adapun dzikrulllah maka ia merupakan amalan yang agung, dan
sebaik-baik tempat dzikrullah adalah masjid. Ketika Allah mencela orang-orang
yang menghalang-halangi manusia dari menyebut nama Allah di dalam
masjid-masjidNya, Allah menyebut mereka sebagai orang-orang yang paling aniaya.
Allah berfirman,
“Dan
siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama
Allah dalam masjid-masjid-Nya dan berusaha untuk merobohkannya? Mereka itu
tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah), kecuali dengan rasa takut
(kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa
yang berat.” (QS. al-Baqarah:114)
Maknanya bahwa orang-orang yang menghidupkan masjid-masjid
dengan dzikrullah dan memerintahkan manusia kepadanya merupakan sebaik-baik
amal dan jauh dari perbuatan aniaya.
Sedangkan shalat, khususnya shalat
fardhu berjama’ah, di dalam masjid memiliki keutamaan yang besar, diantaranya
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
من
توضأ للصلاة، فأسبغ الوضوء، ثم مشى إلى الصلاة المكتوبة، فصلاها مع الناس –أي: مع
الجماعة في المسجد-؛ غفر الله له ذنوبه
“Barangsiapa berwudhu untuk shalat, lalu dia
menyempurnakan wudhunya, kemudian berjalan menuju shalat fardhu, lalu dia
shalat bersama manusia –yakni bersama jama’ah di masjid-, niscaya Allah ampuni
dosa-dosanya.” (HR. Muslim)
Alangkah indahnya bila setiap masjid yang didirikan tidak saja di
bangun untuk sebuah hiasan belaka. Alangkah berkahnya bila masjid – masjid
besar dan kecil yang ada, selalu di penuhi dengan jama’ah yang melaksanakan
aktivitas ibadahnya. Sungguh, mungkin negeri ini akan jauh dari bencana. Karena
keberkahan yang terpancar dari ketakwaan umatnya. Seperti apapun bentuknya,
masjid harus di rawat dan dan ‘dihidupkan’ kegiatannya. Menggiatkan berbagai
aktivitas keagamaan yang didasari oleh semangat penghambaan kepada Allah SWT.
Menjadi sentra pemberdayaan dan pembinaan umat. Yang akhirnya masjid akan
memainkan fungsi nya sebagai salah satu pilar kebangkitan umat.
Mari mulai meramaikan dan memakmurkan masjid, tidak hanya sekedar di
bulan Ramadhan dan Jum’at saja. Namun mengusahakannya di setiap waktu sholat,
terutama Subuh dan Isya. Dengan begitu kita juga melatih diri untuk sholat
tepat waktu, berjama’ah dan mempererat ukhuwah islamiyah (persaudaraan) dengan
sesama saudara Muslim. Dalam jama’ah tidak lagi ada perbedaan, tidak ada lagi
pangkat dan jabatan, tidak lagi memandang kaya dan miskin. Masjid memiliki
fungsi sebagai sarana menegakan ukhuwah, meniadakan perbedaan dan mengutamakan
keadilan.
Masjid adalah rumah orang yang bertaqwa, rumah bagi umat islam untuk
mendekatkan kepada sang ILLAHI. Sekarang saatnya umat islam, anak-anak,pemuda
dan orang tua untuk makmurkan masjid jalan menggapai surga dunia dan akhirat.
0 comments: