“Daulah Bani Umayyah”
MAKALAH
“Daulah Bani
Umayyah”
Diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah sejarah peradaban islam
Kelompok 6 :
1. Fitria Nur Aisyah
2. Gandini Islamiati
PRODI
PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM (STAI) DARUL ARQAM MUHAMMADIYAH
GARUT
2019-2020
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Sejarah
Peradaban Islam dengan judul “Daulah Bani Umayyah”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Garut, 13 April 2020
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR
................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A.
Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
Bab II
PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
Bab III
PENUTUP ........................................................................................................ 10
A.
Kesimpulan ............................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
.................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Bangsa
yang maju dan beradab adalah bangsa yang tidak terlepas dari peradaban (civilization) dan memakaikan agama (religion) sebagai baju bangsanya, HAR.
Gibb (1859-1940) mengatakan, islam is a
complete civilization (islam adalah sebuah peradaban yang sempurna).
Meskipun demikian, kenyataanya masyarakat masih banyak yang belum mengerti
betul apa itu peradaban dan islam sebagai agama yang sempurna belum masuk di
hati bangsa ini.
Islam sebagai agama dan peradaban yang
dirintis oleh Nabi Muhammad memberikan kontribusi besar pada peradaban dunia
ini, rangkaian penerus sesudahnya yang dikenal sebagai khalifah, meneruskan
otoritas politik untuk mengayomi seluruh komunitas muslim. Sejak masa
kekhalifahan, islam tumbuh menjadi kekuatan budaya dan peradaban serta tradisi
agama yang mengakar, dan berperan penting dalam pembentukan budaya di seluruh
dunia.
Setelah masa kepemimpinan khilafah rasyidah
dan mu’awiyah dinobatkan sebagai khalifah pada tahun 40 H/660 M. Peradaban
islam memasuki fase baru dalam sejarah perkembangan politik dan
ketatanegaraanya, selam 30 tahun dibangun dengan sistem pemerintahan yang
berbentuk republik pada masa sebelumnya, muawiyah meletakan sebuah peradaban
baru dalam dunia islam, ia membangun sebuah dinasti besar, yang bernama dinasti
Bani Umayyah.
Walaupun
dibangun dengan pertumpahan darah pada masa awal berdirinya, dinasti bani
umayyah berhasil menggoreskan jejak peradaban yang sangat maju, yang sulit
tertandingi pada masa-masa setelahnya bahkan sampai saat ini, pada masanya
islam berkembang sangat pesat sampai hampir ke seluruh dunia, kekuasaanya
meliputi wilayah-wilayah yang sangat luas, bahkan negara-negara besar saat ini,
seperti iran,irak,saudi arabia, yaman dan lainya hanya merupakan salah satu
provinsi dimasanya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Berdirinya Dinasti Bani Umayyah ?
2. Bagaimana perkembangan politik Dinasti Bani Umayyah ?
3. Dimana saja ekspansi wilayah Dinasti Bani Umayyah ?
4. Bagaimana perkembangan kebudayaan Islam pada Dinasti Bani Umayyah
?
5. Apa yang Menyebabkan Kemunduran dan Akhir Dinasti Bani Umayyah ?
BAB II
PEMBAHASAN
PERADABAN ISLAM PADA MASA DINASTI BANI UMAYYAH
A.
Sejarah
berdirinya dinasti bani umayyah
Berakhirnya kekuasaan ali bin abi thalib
menandakan lahirnya masa kepemimpinan baru dalam islam yang berpola dinasti
atau kerajaan ataupun yang biasa kita sering dengar yaitu Daulah. Dalam
sistemnya, bentuk pemerintahan Daulah ataupun kerajaan cenderung bersifat
feodal dan turun temurun. Berbeda dengan sebelumnya, yaitu pada masa
pemerintahan Khulafaurrasyidin yang mana dalam pemilihan pemimpin nya
menggunakan wasiat, yaitu pada saat terpilihnya Abu Bakar yang diwasiatkan oleh
nabi dan dengan pembaiatan.
Dinasti Umayyah adalah sebuah rezim
pemerintahan Islam yang berada di bawah kekuasaan keluarga Umayyah yang
berlangsung dari tahun 661 sampai dengan tahun 750 Masehi. Pendiri dinasti ini
adalah Muawiyah (661-680), putra Abu Sufyan yang pernah menentang Rasulullah
saw, tetapi kemudian masuk Islam setelah kota Mekah ditaklukkan oleh pasukan
Islam dari Madinah. Pada mulanya, Muawiyah adalah gubernur Syria yang
berkedudukan di Damaskus. Ia memberontak kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib,
hingga Ali wafat dibunuh oleh orang Khawarij. Pengikut Ali kemudian mengangkat
Hasan, putra sulung Ali Ibn Abi Thalib, sebagai khalifah baru, tetapi Hasan
yang tidak ingin berkonflik dengan Muawiyah, lalu mengikat perjanjian damai
dengan pihak Muawiyah yang pada akhirnya Muawiyah menjadi penguasa tunggal
masyarakat Muslim waktu itu.
B.
PERKEMBANGAN POLITIK DINASTI BANI UMAYYAH
Berbeda
dengan masa Khulafaur Rasyidin yang suksesi kepemimpinannya banyak menggunakan
musyawarah' pada masa kekuasaan atau kepemimpinan Bani Umayyah kekuasaan
didapat atau diperoleh dengan jalan perang. Hal ini terbukti ketika Muawiyah
bin Abu sufyan yang berperang dengan Ali yang salah satu alasanya adalah untuk
memperoleh kekuasaan seperti yang diuraikan sebelumnya hal ini menunjukkan
bahwa telah terjadinya perubahan sistem politik islam. Yang mana pada masa
Khulafaur Rasyidin kekuasaan diperoleh dengan jalan musyawarah akan tetapi pada
saat Muawiyyah berkuasa, kekuasaan yang ia peroleh bukan melalui musyawarah
melainkan dengan mengangkat pedang atau peperangan. Pada awal kekuasaan Bani
ini penguasa pertama yaitu Muawiyah telah banyak melakukan gagasan politik yang
bersifat melakukan perombakan dalam pemerintahan yang diantaranya adalah ia
pertama kali membentuk pasukan bertombak pengawal raja mengangkat penjaga
istana. Di samping itu ia juga membuat tempat sholat khusus bagi sultan di
masjid, ia juga mengenakan pakaian dari sutra yang mana pada masa Rasulullah
pakaian tersebut dilarang bagi kaum laki-laki. Adapun pemikiran politik Bani
Umayah yaitu :
a. Mengubah
Sistem Politik dari Republik Menjadi Monarki
b. Pemindahan
ibukota dari Kufah ke lamaskus
c. Membentuk
diwan al-khatim dan al-barid
d.
Pengangkatan hakim atau Qadhi
e. Mengadopsi
sistem pemerintahan Bizantium dan Sasan
g.
Pemerintahan Umayyah yang Sekuler
h. Pengangkatan gubernur oleh Khalifah Umar bin
Abdul Aziz
C. EKSPANSI
WILAYAH
Mereka
telah menciptakan kekhalifahan luas yang membentang dari India barat daya di
timur hingga Pegunungan Pyrenees di barat daya, dan mencakup banyak bagian Asia
Tengah, Timur Tengah, Afrika Utara, dan wilayah yang kini menjadi Portugal dan
Spanyol.
Ekspansi ke
Timur
Kekalahan
pasukan Sasan pada 642 pada pertempuran Nahavand dekat Hamadan, iran-kemenangan
yang dirayakan oleh kaum Muslim sebagai ‘kemenangan terhebat menyebabkan
sebagian besar Persia jatuh ke tangan Iran. Setelah itu, pasukan Arab terus
bergerak ke timur, merebut Herat pada tahun 652 dan Kabul pada tahun 664.
Mereka juga
menekan ke arah uatra dan timur laut melewati plato Persia menuju Khurasan
(wilayah kuno yang mencakup bagian-bagian Afghanistan, Tajikstan, Uzbekistan,
Turkemenistan, dan Iran modern) dan Transoksiana (sebuah wilayah kuno lain di
Asia Tengah). Pada awal abad ke-8 sebagian besar area ini dikuasai
kekhalifahan, dan pasukan Arab terus maju hingga ke perbatasan China.
Setelah Kabil direbut, giliran anak benua India. Pasukan Arab
melancarkan serangan ke Punjab selatan (Pakistan) sejak tahun 664. Sebuah
ekspedisi yang dipimpin Muhammad bin Qasim pada tahun 711 M menegakkan
pemerintahan Umayyah di Sindh pada tahun 712 M.
Akan
tetapi, dalam salah satu upaya militer besar, pasukan Umayyah gagal. Dalam
serangkaian serangan pada 674 - 8 M di bawah Khalifah Mawiyah I, dan sekali
lagi, apda 717 – 718 di bawah Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik, pasukan
Umayyah yang pertama gagal merebut ibu kota Bizantium, Konstantinopel.
Ekspansi ke
Barat
Alexandria
di Mesir telah direbut pada tahun 643. Pasukan Arab kemudian menekan ke barat
melintasi Afrika Utara, merebut Tripoli pada tahun 647, namun dilawan dengan
sengit oleh suku-suku Bereber di Pegunungan Atlas. Pada tahun 670 pasukan Arab
mengalahkan Barber dengan membangun kota benteng Kairouan (sekitar 160 km
sebelah selatan Tunis di Tunisia modern).
Begitu
ditaklukan, sebagian besar orang Barber masuk Islam dan bergabung dalam
ekspansi. Pasukan Arab-Berber menyapu wilayah Maghribi di Afrika utara-barat
daya, mencapai Tangier/Tanjah (Maroko Utara) pada awal abad ke 8. Di Afrika
Utara, mereka memantapkan wilayah Muslim, yang dikenal para sejarawan sebagai
Ifriqiya, mencakup wilayah-wilayah pesisir yang kini merupakan Aljazair timur,
Tunisia, dan Libya barat.
Pasukan
Arab-Barber menyerang Spanyol selatan pada tahun 711 M. Jenderal Berber, Tariq
Ziyad mendorong para penyerbu untuk mengalahkan pasukan yang lebih besar di
bawah pimpinan Raja Roderick dari Visigoth pada pertempuran Guadalete, pada 19
Juli 711. Roderick terbunuh dan kerajaannya segera ditaklukan.
Para penyerbu
merebut kota Sevillah dan menerjang ke utara. Pasukan kedua, dipimpin oleh Musa
bin Nusair, Gubernur Ifriqiya, tiba pada 712 dan pasukan gabungan Umayyah
menaklukkan nyaris keseleruhuan semenanjung itu dalam lima tahun, hanya jauh di
utara bangsa Visigoth bertahan.
Pasukan Umayyah beberapa kalli berusaha maju
lebih jauh ke utara, ke Prancis selatan. Namun usaha mereka berakhir tahun 732
pada pertempuran Tours ketika pasukan Kristen mengalahkan Umayyah mundur ke
Semenanjung Iberia, di mana mereka membangun wilayah al-Andalus, yang tadinya
porvinsi Kekhalifahan Umayyah.
D.
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN ISLAM
Kemajuan
Dinasti Umayyah dilakukan dengan ekspansi, sehingga menjadi negara Islam
yang besar dan luas. Dari persatuan
berbagai bangsa dibawah naungan Islam lahirlah benih-benih kebudayaan dan
peradaban islam yang baru. Meskipun demikian, Bani Umayyah lebih banyak
memusatkan perhatian pada kebudayaan arab.
Pada
masa Dinasti Bani Umayah, banyak perkembangan dan kemajuan yang terjadi di
semua bidang kehidupan. Perkembangan tersebut mempengaruhi terhadap
perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam. Peranan para khalifah memiliki
kontribusi besar dalam kemajuan Islam. Beberapa langkah pengembangan Kebudayaan
yang dilakukan oleh Para Khalifah Bani Umayah antara lain:
1. Bahasa arab berkembang luas keberbagai penjuru dunia dan menjadi
salah satu bahasa resmi Internasional disamping bahasa Inggris.
2. Mencetak mata uang dengan menggunakan bahasa arab yang
bertuliskan “la ilaha illallah” dan disebelasnya ditulis kalimat”Abdul Malik”.
3. Mendirikan pabrik kain sutera, Industri kapal dan senjata,
gedung-gedung pemerintahan
4. Membangun irigasi-irigasi sebagai sarana pertanian
5. Membangun kata Basrah dan Kuffah sebagai pusat perkembangan ilmu
dan adab
6. Membuat administrasi pemerintahan dan pembukuan keuangan Negara
7. Mengembangkan ilmu dan pertanian
Perkembangan
Pada Bidang Social, antara lain :
1. Terciptanya ketertiban kehidupan masyrakat karena sudah adanya
peraturan dan
2. Perundang –undangan Negara dan adanya lembaga penegak hukum,
seperti lembaga pengadilan dan kepolisian
3. Terciptanya kemakmuran dan keadilan yang merata karena
pemerintah telah memberikan hak-hak dan perlindungan yang sama kepada warga
4. Terpelihara dan terjaminnya masyrakat kelas bawah seperti anak
yatim orang lumpuh, buta dan lain-lain
5. Dibangunnya rumah sakit, jalan raya, sarana dan olahraga
(seperti gelanggang pacuan kuda), tempat-tempat minum ditempat yang strategis,
kantor pos, pasar/pertahanan sebagai sarana prasarana umat.
E. Penyebab
Runtuhnya Dinasti Umayyah
Kejayaan Bani Umayyah berakhir pada masa pemerintahan
Umar ibn Abdul Aziz (Umar II). Pemerintahannya hanya bertahan 2 tahun 5
bulan Sepeninggal Umar II kekhalifahan mulai melemah dan
akhirnya hancur. Para khalifah pengganti Umar II selalu mengorbankan
kepentingan umum untuk kesenangan pribadi. Perselisihan antara para putera
mahkota serta perselisihan diantara para pemimpin daerah (gubernur) merupakan sebab-sebab
lain yang membawa kehancuran kekuasaan Bani Umayyah. Abu al-Abbas mengadakan
kerja sama dengan kaum Syi’ah. Pada tahun 750 M pertempuran terakhir antara
pasukan Abbasiyah yang di pimpin oleh Abu Muslim al- Khurasani dan pasukan
Muawiyah terjadi di Irak. Tidak lama kemudian Damaskus jatuh ke tangan
kekuasaan Bani Abbas.
Sebab-sebab runtuhnya dinasti umayyah
Sebab Utama :
1.
Terjadi persaingan kekuasaan di
dalam anggota keluarga bani umayyah
2.
Tidak ada pemimpin politik dan
militer yang handal yang mampu menjadikan kekuasaan dan menjaga keutuhan Negara
3.
Muncul berbagai gerakan perlawanan
4.
Serangan pasukan Abu Muslim Al-
Khursani dan pasukan Abul Abbas
Sebab Umum :
1.
Sistem pemerintahan khalifah menjadi
kerajaan
2.
Pengkhianatan kesepakatan di
daumatul jandal
3.
Menyalahi perjanjian madain antara
muawiyah dan Hasan bin Ali
4.
Pengangkatan putra mahkota lebih
dari satu
Sebab Khusus
1.
Pertentangan keras antara kelompok
mudariyah yaitu kelompok arab yang menempati irak dengan kelompok himariyah
yaitu kelompok arab selatan yang menempati wilayah suriah. Persaingan mencapai
puncaknya, karena para khalifah bani umayyah cenderung memihak hanya kepada
satu kelompok.
2.
Ketidak puasan sejumlah orang islam
non arab. Mereka dari kalangan mawali yaitu bangsa yang di kalahkan dan ikut
memajukan dinasti umayyah namun mereka tidak mendapat kedudukan dan hak
bernegara tidak di kabulkan. Sedangkan orang arablah yang mendapat fasilitas
dari penguasa bani umayyah.
3.
Kemewahan dan keborosan di kalangan
istana.
4.
Terbentuknya dinasti umayyah tidak
terlepas dari konflik-konflik politik. Kaum syiah dan khowarij semakin
berkembang menjadi gerakan oposisi kuat yang sewaktu-waktu dapat meruntuhkan
dinasti umayyah. Gerakan bani abbasiyah yang semakin kuat dan tidak
tertandingi, akhirnya dapat menggeser kekuasaan dinasti umayyah.
1. Sebab intern
1.
Khalifah memiliki kekuasaan absolut
2.
Gaya hidup yang mewah
3.
Tidak ada ketentuan yang tegas
mengenai sistem pengangkatan khalifah
2. Sebab ekstern
1.
Konflik Islam dan Kristen
2.
Tidak adanya ideology pemersatu
3.
Kesulitan dalam ekonomi
4.
Keterpencilan
5.
Banyaknya gerakan
pemberontakan selama masa-masa pertengahan hingga akhir pemerinyahan
bani umayyah
6.
Pertentangan antara arab utara (arab
mudariyah ) dan arab selatan (arab himariyah)
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
1. Dinasti bani
umayyah didirikan oleh muawiyah bin abu sofyan bin harb bin umayyah dinasti umayyah berdiri selama 90 tahun
(40-132 H/661-750 M), beribukota di damaskus.
2. Islam pada
masa dinasti umayyah mencapai banyak kemajuan di segala bidang terutama dalam
perluasan wilayah.
3. Sistem
pemerintahan dinasti umayyah mengakhiri bentuk demokrasi dari khalifah
sebelumnya yang menjadi monarki.
4. Runtuhnya
dinasti umayyah di sebabkan oleh banyak sebab, diantaranya sebab umum dan
khusus, sebab ekstern dan intern dan ada juga sebab utama
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah,Murwat. 2006. Sejarah
kebudayaan Islam. Jepara: ALKAUTSAR.
Hafid,Abdullah.2010. Sejarah
kebudayaan Islam. Solo: CV.AM-INSHOFI.
Maryam,Siti dkk. 2002. Sejarah Peradaban
Islam.Yogyakarta: LESFI.
Diakses tanggal 28 Desember 2011
0 comments: