Every Jack Must Have a Jill
Every Jack Must Have a Jill
Oleh: Abu Mutsira[1]
"Dan
di antara tandatanda kebesaran-Nya ialah Dia menciptakan
pasanganpasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu merasa tentram
kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu
rasa kasih dan sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir."
(QS.
Ar-Rum: 21)
Air dan tanah. Angin dan api. Langit dan bumi. Siang dan malam. Panas dan
hujan. Bintang dan bulan. Laut dan ombak. Timur dan barat. Hitam dan putih.
Kumbang dan melati. Jantung dan hati. Tulang dan daging. Darah dan nafas. Kamu
dan aku. Terpisah atau lalu berdampingan seperti petir takdir atau garis nasib.
Telah tertulis lampau panjang di waktu tenggara, jauh. Begitu
sangat jauh. Tak akan pernah terbersit cahaya kilat jiwa. Catatan tangan garpu lauh
almahfudz menyebutnya.
Rahasia kitab azali Sang Khalik begitu purnama genap sempurna, tertulis di atas
arasy. Pun siapa tak mengenal, pun siapa tak menulis. Titik-titik gerimis jatuh di atas tapak jejak kaki awan di setiap
detak nyawa hingga jua kembali. Seutuhnya pulang pada pelukan titik ruh bulat
Sang Khalik, Allah Maha Rahman Maha Rahim.
Bumi yang kosong lapang terbentang bak putih karpet tak dihuni tak dipijak.
Samuedra laut biru meruah tumpah. tarian manik ikan-ikan berputar loncat dari muara ke muara. Deretan tiang-tiang pepohon hijau melambai ke atas udara. riang beserta
beburung yang asyik masyuk bernyanyi di atas dahan kering.
Demikian hewan-hewan terbang berkicau tasbih pada pancang gunung dan
mentari. Air, tanah, angin dan api berkumpul cumbu pada bumi. Sejadinya,
makhluk maha sempurna pertama Adam Alaihi salam, lahir membawa sejuta
rahasia Sang Khalik. Menjaga, mengolah hingga butir-butir
dzikir menyebar pada malaikat-malaikat firdausi. Berdikari dengan
sujud ruku berludah-ludah tak terbilang. Sejatinya
makhluk sebaik-baiknya penciptaan, maka Ia tak selayak terbit tanpa kokok
ayam timur. Tulang rusuk Adam dibenamkan lubang debu untuk mengantarnya pada
skenario kesempurnaan hakiki, Khalifah fil
ardi.
Demikian, Hawa sejumput kilat bersama surga mengisi dan
melengkapi labirin tamasya. Bak gemerlap bintang-bintang,
berkedip dan menatap panjang menemani relung-relung
kuncup malam. Menyempurnakan kesempurnaan makhluk sempurna nan mulia. Berkumpul
dalam selimut, berjalan beserta rotasi sufi dan berkeringat menanggung amanah
ilahiah. Hujan turun dengan air tudungnya. Kelahiran, kematian, pernikahan adalah
talu rebana dan sholawat sukur. Begitulah kesempurnaan janji jari manis Tuhan
dalam teduh, tenang, tenteram dan rasa hati terdalam. Every
jack must have a jill, setiap insan beserta pasangannya. Wallahu a'lam
bi shawab.***
[1] Mahasiswa
Studi Bahasa Arab, Pascasarjana UIN SGD Bandung, Pengurus Ponpes Darun
Nasya-Rojaul Huda
0 comments: