MAKALAH TAFSIR TARBAWI : SURAH LUQMAN 12-19
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
taufik serta hidayahNya. Sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan judul
Materi Pendidikan Dalam Surah Luqman
Shalawat
dan salam semoga selalu senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW. Beserta keluarga, sahabat dan pengikut beliau hinggga akhir
zaman. Yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam terang benderang
bercahayakan iman, islam, dan ihsan.
Tak
lupa kami ucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Dosen Mata kuliah
Tafsir Tarbawi yang telah mendukung kami hingga teselesaikannya makalah ini.
Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan belum sempurna apa yang kami
sampaikan, sehingga apabila ada kekurangan dalam penulisan serta isi atau
materi, kami mohon saran dan kritiknya secara langsung maupun tidak langsung,
untuk kesempurnaan makalah ini.
Bandung,
18 Maret 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’an ialah firman Allah berupa wahyu yang
disampaiakan oleh Jibril kepada Nabi Muhammmad saw. Di dalamnya terkandung ajaran
pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui
uapaya para pemeluknya denagan cara ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam
Al-Qur’an itu terdiri darai dua prinsip besar, yaitu dengan masalah yang
berhubungan dengan keiamanan yang disebut akidah, dan dengan yang berhubungan
dengan amal yaitu syari’ah.
Ajaran-ajaran yang berkenaan dengan iman, dibicarakan di
dalam Al-Qur’an tidak sebanyak ajaran yang berkenaan dengan amal perbuatan. Hal
ini menunjukkan bahwa amal itulah yang paling banyak dilaksanakan. Sebab semua
amal perbuatan manusia dalam hubungannya dengan Allah, dengan dirinya sendiri,
dengan manusia sesamanya, dengan alam dan lingkungannya, dengan makhluk
lainnya, termasuk dalam ruang lingkup amal shaleh (Syari’ah). Istilah-istilah
yang biasa digunakan untuk membicarakan ilmuu tentang syari’ah ialah: a)
ibadah, untuk perbuatan yang langsung berhubungan dengan Allah, b) mu’amalah,
untuk perbuatan yang berrhubungan dengan selain Allah, dan c) akhlaq, untuk
tindakan yang menyangkut etika dan budi pekerti dalam pergaulan
Oleh karena pendidikan merupakan suatu upaya membentuk
manusia seutuhnya/ memanusikan manusia, maka pendidikaan tergolong kegiatan
mu’amalah. Pendidikan sangat penting karena ia ikut menentukan corak dan bentuk
amal dan kehidupan manusia, baik pribadi maupun masyrrakat.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai tinjauan
Al-qur’an terhadap pedidikan yakni materi pendidikan menurut Al-Qur’an, dan
makalah ini diberi judul “Pendidikan dalam Surah Luqman ayat 12-19. Dan dalam pembahasannya mengangkat Al-Qur’an Surah Luqman ayat 12-19
BAB II
PEMBAHASAN
A.
TEKS AYAT SURAH LUQMAN 12-19
وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ
الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ
وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (12) وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ
لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ
لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (13) وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ
أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي
وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (14) وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ
بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا
مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ
فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (15) يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ
مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ
أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ (16) يَا
بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ (17) وَلَا
تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ
لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (18) وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ
صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ (19)
B.
TERJEMAH SURAH LUQMAN 12-19
“Dan Sesungguhnya
Telah kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada
Allah. dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia
bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka
Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".(12)Dan (Ingatlah) ketika
Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".(13)Dan
kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya;
ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang
ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.(14)Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya
kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu
kerjakan.(15) (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada
(sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau
di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya
Allah Maha Halus[1181] lagi Maha Mengetahui.(16)Hai anakku, Dirikanlah shalat
dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari
perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh
Allah).(17)Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong)
dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.(18)Dan
sederhanalah kamu dalam berjalan[1182] dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”(19)
C.
PENJELASAN AYAT
a.
Ayat 12
Dan sesunnguhnya Allah telah memberikan hikmah kepada Lukman,
yaaitu ia selau bersyukur dan memuji kepada_Nya atas apa yang telah diberikan
kepadanya dari karunia_Nya, karena sesungguhnya Dia-lah yang patut mendapat
puji dan dan syukur itu.
Lukman adalah seorang tukang kayu,
kulitnya hitam dan dia termasuk diantara pendududk mesir yang berkulit hitam,
dan dia termasuk penduduk Mesirserta dia adalah seorang yang sederhana. Allah
telah memberinya hikmah[1] kepadanya. Hikmah yang tercermin dari Lukman anatara lain perkataannya kepada anak lelakinya
“hai anakku sesungguhnya dunia itu adalah laut yang dalam, dan sesungguhnya
banyak manusia yang tenggelam kedalamnya. Maka jadikanlah perahumu di dunia ini
bertaqwa kepada Allah. Muatannya iman dan layarnya bertawakkal kepada Allah.
Barangkali saja amu dapat selamat, akan tetapi aku yakin kamu dapat selamat”.
Dan perkataan Lukman yang lain ialah “barang siapa yang
dapat menasehati dirinya sendiri, niscaya ia akan mendapat pemeliharaan
dari Allah. Dan barang siapa yang dapat menyadarkan orang-orang lain akan
dirinya sendiri, niscaya Allah akan menambah kemuliaan baginya karena hal
tersebut. Hina dalam rangka taat kepada Allah lebih baik daripada membangkan diri
dalam kemaksiatan.”[2]
Syukur adalah memuji kepada Allah
menjurus kepada perkara yang baik, cinta kebaikan untuk manusia, dan
mengarahkan seluruh anggaota tubuh serta semua nikmat kepada ketaataan
kepda_Nya
b.
Ayat 13
Lukman kepada anaknya, bahwa perbutan syirik
itu merupakan kezaliman yang besar. Syirik dinamakan perbuatan yang zalim,
karena perbuatan syirik itu berarti meleakakkan sesutau bukan pada tempatnya.
Dan ia dikatakan dosa besar, karena perbuatan itu berartimenyamakan kedudukan
tuhan, yang hanya dari Dia-lah nikmat, yaitu Allah swt, dengan sesuatu yang
tidak memiliki nikmat apapun, yaitu berhala-berhala.
Imam Bukhari telah meriwatakan sebuah hadis yang
diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud. Ibnu Mas’ud telah menceritakan bahwa ketika ayat
ini diturunkan, yaitu firman_Nya:
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä óOs9ur (#þqÝ¡Î6ù=t OßguZ»yJÎ) AOù=ÝàÎ/ y7Í´¯»s9'ré& ãNßgs9 ß`øBF{$# Nèdur tbrßtGôgB ÇÑËÈ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman
mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka
itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.Q.S .6:82
Maka hal itu dirasakan sangat berat oleh para sahabat,
lalu mereka berkata :” siapakah diantara kita yang mencampuradukan imannya
dengan perbuatan zalim?” Maka Rasulullah saw berkata: “sesungguhnya perbuatan
zalim tidaklah demikian, tidakkah kalian pernah mendengar perkataan Lukman?
(kemudian Rasulullah membaca surat Lukman ayat 13)
c.
Ayat 14
Setelah allah menuturkan apa yang diwasiatkan oleh Lukman terhadap
anaknya, yaitu supaya ia bersyukur kepada Allah yang telah memberikan semua
nikmat, yang tiada seorangpun yang bersekutu dengan_Nya dalam menciptakan
sesuatu. Kemudian Lukman menegaskan bahwasannya perbuatan
syirik itu adalah perbuatan yang buruk. Selanjutnya Allah mengiringi hal
tersebut dengan wasiat-Nya kepada semua anak supaya mereka berbuat baik kepada
kedua orang tuanya, karena sesungguhnya kedua orang tua merupakan penyebab dari
keberadaannya di dunia ini.
Lebih-lebih terhadap ibu. Karena ibu telah mengandungnya,
sedangkan ia dalam kadaan lemah yang kian bertambah disebabkan makin besarnya
kandungan sehingga melahirkannya, kemudian dengan sampai selaesai masa
nifasnya. Selain hal tersebut, yaitu bahwa ibu telah merawatnya dengan penuh
kasih sayang dan merawatnya dengan sebaik-baiknya sewaktu ia belum bisa berbuat
apa-apa bagi dirinya. Dan menyapihnya dari persusuan sesudah ia dilahirkan
dalam jangka waktu dua tahun. Selama masa itu, ibu mengalami berbagai masa
kerepotan dan kesulitan dalam rangka mengurus keperluan anaknya.
Oleh karena itu, Rasulullah saw ketika ada seseorang
bertanya tentang siapa yang paling berhak ia berbakti kepadanya, maka beliau
menjawab, ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu. Sesudah itu baru rasulullah
mengatakan, kemudian ayahmu.
Selanjutnya Allah memerintahkan kepada anak tersebut
untuk senantiasa bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang dilimpahkan kepadanya,
dan juga bersyukur kepada kedua ibu bapaknya, karena sebab merekalah ia ada di
dunia ini. Alasan dari perintah bersyukur ialah karena hanya kepada Allah lah
dirinya kelak akan kembali.
d.
Ayat 15
Menurut suatu riwayat disebutkan, bahwa ayat ini
diturunkan berkenaan dengan Sa’ad ibnu Abi Waqas. Sehubungan dengan hal ini
sahabat Sa’ad ibnu Abi Waqas telah menceritakan,” ketika aku masuk Islam, ibuku
bersumpah, bahwa ia tidak mau makan dan tidak mau minum[3]. Lalu pada
hari pertama akumembujukknya supaya mau makan dan minum, akan tetapi ia menolak
dan tetap pada pendiriannya. Dan pada hari kedua, aku membujuknya supaya mau
makan dan minum, tetapi ia tetap menolak. Sehingga hari ketiga aku membujuknya
lagi, dan ia masih juga menolak. Maka aku berkata, Demi Allah seandainya engkau
mempunyai seratus nyawa, niscaya semua itu akan keluar dan aku tidak akan
meninggalkan agamaku ini.” Dan ketika ibuku telah melihat bahwasanya diriku
benar-benar tidak mau mengikuti keehendaknya, akhirnya ia mau makan.
Selanjutnya, Allah swt memerintah kepada sang anak untuk
menggauli mereka didalam urusan dunia dengan pergaulan yang diridhai oleh
agama.
“Dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku”. Yaitu jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang beriman. Karena itulah
jalan yang selamat. “Kemudian kalian akan kembali kepadaku, maka Ku
beritakan apa yang kalian kerjakan.” Setelah manusia menghadap-Nya,
maka Allah akan memberitahukan segala perbuatan semasa di dunia dan memberi
balasan sesuai apa yang diperbuatnya.
e.
Ayat 16
Hai anakku, sesungguhnya perbuatan baik dan perbuatan
buruk itu sekalipun beratnya hanya sebiji sawi, lalu ia berada ditempat yang
paling tersembunyi dan paling tidak kelihatan, seperti didalam batu besar
atau ditempat yang paing tinggi seperti dilangit, atau tempat yang paling bawah
seperti didalam bumi, niscaya hal itu akan dikemukakan oleh Allah swt kelak
dihari kiamat. Yaitu pada hari ketika Allah meletakkan timbangan amal perbuatan
yang tepat, lalu pelakunya akan mendapatkan pembalasan amal perrbuatanya,
apabila amal itu baik, maka balasannya pun baik pula, dan apabila amalnya
buruk, maka balasanya pun buruk pula. Sebagimana yang telah diungkapkan dengan
ayat lainya, yaitu Firman_Nya:
Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat,
Maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. dan jika (amalan itu)
Hanya seberat biji sawipun pasti kami mendatangkan (pahala)nya. dan cukuplah
kami sebagai pembuat perhitungan.( Q.S. 21;47)
Dan penjelasan selanjutnya; sesungguhnya Allah maha
lembut, penetahuan-Nya meliputi hal-hal yang tidak tampak, lagi maha waspada.
Dia mengetahui segala perkara yang tampak dan yang tidak tampak.[4]
f.
Ayat 17
Hai anakkku dirikanlah shalat, yakni kerjakanlah shalat
dengan sempurna sesuai dengan cara yang diridhai. Karena di dalam shalat itu
terkandung ridha tuhan, sebab orang yang mengerjakannyaberarti menghadap dan
tunduk kepadanya. Dan didalam shalat terkandung hikmah lainnya. Yaitu dapat
mencegah dari orang yang bersangkutan dari perbuatan keji dan mungkar. Maka
apabila seseorang itu melaksanakan dengan sempurna, niscaya bersihlah jiwanya
dan berserah diri kepada tuhannya.
Sesudah itu luqman memerintahkan kepada anaknya untuk
menyempurnakan dirinya demi memenuhi hak Allah yang dibebankan kepada dirinya,
lalu dia memerintahkan kepada anaknya supaya menyempurnakan pula terhadap orang
lain (wa’mur bil ma’ruf) dan cegahlah manusia dari semua perbuatan
durhaka kepada Allah(wanha ‘anil munkar) dan bersabar terhadap apa yang
menimpa kamu dan orang lain ketika kamu ber-amar ma’ruf nahi munkar (washbir
‘alaa maa ashabaka). Sesungguhnya hal itu yang telah kupesankan kepadamu,
termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah kepada hamba_Nya, tanpa ada pilihan
lain. Karena didalam hal tersebut terkandung faedah yang besar dan manfaat yang
banyak.
g.
Ayat 18
Janganlah kamu memalingkan mukamu terhadap orang-orang
yang kamu berbicara dengannya, karena sombong dan meremehkannya. Akan tetapi
hadapilah dia deengan muka yang berseri-seri dan gembira, tanpa rasa sombong
dan tinggi hati. Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh dan
menyombongkan diri, karena sesungguhnya hal ituadalah cara jalan orang-orang
yang angkara murka dan sombong, yaitu mereka yang gemar melakukan kekejaman di
muka bumi dan suka berbuat zalim terhadap orang lain. Akan tetapi berjalanlah
dengan sikap sederhana, karena sesungguhnya cara jalan yang demikian mencerminkan
rasa rendah hati.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang angkuh, yang
merasa kagum terhadap dirinya sendiri, yang bersikap sombong terhadap orang
lain.
h.
Ayat 19
Dan berjalanlah dengan langkah yang sederhana, yakni
tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat, akan tetapi akan tetapi
berjalanlah dengan wajar tanpa dibuat-buat dan juga tanpa pamer menonjolkan
sikap tawadu’.
Kurangilah tingkat kekerasan suaramu, dan perpendeklah
cara bicaramu, janganlah kamu mengangkat suaramu bilamana tidak diperlukan
sekali. Karena sesungguhnya sikap yang demkian itu, lebihh berwibawa bagi yang
melakukannya, dan lebih mudah diterima oleh jiwa pendengarnya serta lebih
gampang untuk dimengerti.
Sesungguhnya suara yang paling buruk dan paling jelek
karena dikeraskan lebih dari apa yang diperlukan tanpa penyebab adalah suara
keledai. Dengan kata lain, bahwa orang yang meninggikan suaranya itu berarti
sama dengan suara keledai. Didalam ungkapan ini, yaitu menjadikan orang yang
mengersakan suaranya diserupakan dengan suara keledai. Dalam hal ini nada dan
kerasnya suara. Dan suara yang sepertti itu sangat tidak disukai_Nya.
D.
HUBUNGAN SURAH LUQMAN DENGAN MATERI
PENDIDIKAN
Pada ayat 12 Allah menjelaskan profil Lukman sebagai
hamba Allah yang diberi anugerah Al-Hikmah dari-Nya.[5]
Dengan Al-Hikmah itu ia mendidik anaknya menjadi hamba Allah yang senantiasa
bersyukur. Langkah-langkah Lukman mendidik anaknya dalam upaya mencapai ‘abdan
syakura dijelaskan dalam ayat 13 sampai ayat 19 dengan rincian sebagai
berikut:
1. Larangan berbuat syirik, yaitu menyekutukan Allah dengan
segala sesuatu
2. Perintah berbuat baik kepada kedua orang tua/ keharusan
berbuat baik kepada orang tua yang juga dibatasi oleh aturan-aturan Allah
3. Keimanan.
4. Shalat
dan amar ma’ruf nahi munkar
5. Etika
Dari sisi redaksi, secara keseluruhan nasihat Lukman
berisi sembilan perintah, tiga larangan dan tujuh argumentasi[6].Sembilan perintan tersebut adalah:
1. Berbuat baik kepada orang tua
2. Syukur kepada Allah dan orang tua
3. Berkomunikasi dengan baik kepada orang tua
4.
Mengikuti pola
hidup anbiya’ dan shalihin
5.
Menegakkan shalat
6.
Amar ma’ruf
7.
Nahi munkar
8.
Sederhana dalam
kehidupan
9.
Bersikap sopan
dalam berkomunikasi
Adapun yang berbentuk larangan adalah:
1. Larangan syirik
2. Larangan bersikap sombong
3. Larangan berlebihan dalam kehidupan
Sedangkan ketujuh argumen tersebut adalah:
1. Barang siapa bersyukur, sungguh syukurnya itu untuk
dirinya sendiri, dan barang siapa kufur, sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Maha
terpuji
2. Sesungguhnya syirik itu ialah kezaliman yang besar
3. Kepada_Nya manusia dikembalikan, untuk mempertanggung
jawabkan apa yang telah diperbuatnya selama hidup di dunia
4. Sesungguhnya Allah maha mengetahui segala sesuatu
5. Sesungguhnya semua itu merupakan ‘azmil umuur/
merupakan sesuatu yang telah diwajibkan
6. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong
7. Sesungguhnya sejelek-jelenya suara adalah suara keledai.
Berangkat dari beberapa rincian diatas, materi pendidikan
yang terdapat dalam Al-Qur’an Surat Lukman yang telah dissampaikan oleh Lukman
al-Hakim kepada anaknya, dapat dikategorisasikan sebagai berikut:[7]
Pertama, ‘aqaaid (Akidah),
yang menyangkut masalah keimanan kepada Allah, hal ini sudah tercakup iman
kepada malaikat, kitab-kitab_Nya, para nabi, hari kiamat, dan qadha dan qadar.
Materi ini terdapat pada ayat 12,13, dan 16
Kedua, syari’at, yakni satu sistem norma Ilahi
yang mengatur hubungan manusia denagn tuhan, hubungan manusia dengan manusia,
dan hubungan manusia dengan alam. Kaidah syari’ah ini terbagi menjadi dua: pertama, ibadah,
seperti shalat, thaharah, zakat, puasa dan haji. Kedua, mu’amalah yakni
tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan
manusia dengan harta benda. Aspek syari’ah ini termaktub pada ayat 14,15, dan
17
Ketiga, Akhlaq. Secara etimologis, akhlaq
adalah perbuatan yang mempunyai sangkut paut dengan khaliq (pencipta). Akhlaq
ini mencakup akhlaq manusia terhadap khaliqnya, dan akhlaq manusia terhadap
makhluk. Aspek ini terdapat pada ayat 14,15, 18, dan 19. Baik ibadah, muamalah,
dan akhlak pada hakikatnya bertitik tolak dari akidah.
BAB III
SIMPULAN
Berangkat dari beberapa rincian diatas, materi pendidikan
yang terdapat dalam Al-Qur’an Surat Lukman yang telah dissampaikan oleh Lukman
al-Hakim kepada anaknya, dapat dikategorisasikan sebagai berikut:
Pertama, ‘aqaaid (Akidah),
yang menyangkut masalah keimanan kepada Allah, hal ini sudah tercakup iman
kepada malaikat, kitab-kitab_Nya, para nabi, hari kiamat, dan qadha dan qadar.
Materi ini terdapat pada ayat 12,13, dan 16
Kedua, syari’at, yakni satu sistem norma Ilahi
yang mengatur hubungan manusia denagn tuhan, hubungan manusia dengan manusia,
dan hubungan manusia dengan alam. Kaidah syari’ah ini terbagi menjadi dua: pertama, ibadah,
seperti shalat, thaharah, zakat, puasa dan haji. Kedua, mu’amalah yakni
tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan
manusia dengan harta benda. Aspek syari’ah ini termaktub pada ayat 14,15, dan
17
Ketiga, Akhlaq. Secara etimologis, akhlaq
adalah perbuatan yang mempunyai sangkut paut dengan khaliq (pencipta). Akhlaq
ini mencakup akhlaq manusia terhadap khaliqnya, dan akhlaq manusia terhadap
makhluk. Aspek ini terdapat pada ayat 14,15, 18, dan 19. Baik ibadah, muamalah,
dan akhlak pada hakikatnya bertitik tolak dari akidah.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Al-Maraghi (terj.), (Semarang:
Toha Putra, 1993)
Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Surabaya: Yayasan Latimojong,
1979)
Muhammad Nasib Ar-Rifa’i, Tafsir ibnu Katsir (terj.),
(Jakarta:Gema Insani, 2000)
Nurwadjah Ahmad, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, (Bandung:
Marja, 2010)
Zakiyah Daradjat dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006)
[1]
Hikmah menurut Al-Maraghi adalah kecerdikan dan
kebijaksanaan, sedangkan menurut Ibnu Manzur hikmah diartikan keadilan, ilmu
pengetahuan, kecerdasan, profesional dan bijak. (lihat: Nurwadjah Ahmad, Tafsir
Ayat-ayat Pendidikan,( Bandung: Marja,2010) hal.159
[2]
Ahmad Mustafa
Al-maraghi, Al-Maraghi (terj.), (Semarang:
Toha Putra,1993) hal. 145
[4]
Hamka, Tafsir
Al-Azhar, (Surabaya: Yayasan Latimojong, 1979
[6]
Nurwadjah Ahmad, Tafsir
Ayat-ayat Pendidikan, (Bandung: Marja, 2010)
0 comments: